chap 23

18 4 0
                                    

Sekitar pukul 2 dini hari,Lana terbangun dari tidurnya namun ia rasa ada yang janggal,dia melihat sisi sampingnya ada Dimas yang tertidur sambil menggenggam tangan Lana.

Melihat hal itu,Lana tersenyum dan tidak ada niatan untuk melepas genggaman Dimas,"biarkan saja begini,sampai dia terbangun" ucap Lana lalu tidur kembali.

🌬🌬🌬

Pukul 4 pagi,Sarah beserta rombongannya tiba di kalimantan.

"Dengan rombongan bapak Gafar?" mereka kaget saat pria berseragam tersebut bertanya.

"Saya sendiri mas" jawab Gafar.

Fyi,Gafar sendiri sudah membooking beberapa kamar dihotel untuk dirinya dan teman dari Lana,"ikut saja,aku sudah pesan hotelnya.Gak mungkin kan kita kesana sekarang?" mereka semua menyetujui kata Gafar.

"Ada untungnya juga ngajak dia"

"Makanya mbak,aku bilang suruh ikut aja"

"Iya juga beng"

Sampai dihotel,mereka semua menuju ke kamar masing-masing.Gafar memesan 3 kamar,1 untung Gafar sendiri dan 2 lainnya untuk teman Lana.

"Yang,kamu tidur sama Abeng ya" Sarah memerintahkan Aldo untuk sekamar dengan Abeng,maklumlah ya kan Aldo sama Sarah belum halal.

"Iya"

Sarah menempati kamarnya bersama Dania (sekertarisnya Sarah),"bagus banget mbak hotelnya,pasti gak murah"

"Jelaslah,Gafar emang anak orkay sih aku tau dari Lana"

"Memang dia siapanya bu Lana mbak?"

Entah apa yang harus Sarah jawab jika disuguhi pertanyaan seperti itu,"mantannya Lana"

Dania yang kaget sontak tak ingin melanjutkan pertanyaannya lagi,"kamu tidur duluan aja,aku mau keluar bentar sama Aldo"

Sarah dan Aldo pergi untuk mencari makan di sekitar hotel,sebenarnya mereka bisa pesan dihotel namun mereka ingin mencari makan sambil berjalan-jalan,"yang,mama kemarin bilang ke aku katanya mau bicara sama kamu" Sarah tau,kalau Aldo sudah bicara begini berarti itu tanda bahwa mamanya Aldo menyuruhnya untuk segera menyakinkan diri agar siap untuk menikah.

"Setelah kita pulang dari sini,antar aku ke mama kamu"

"Sar,aku gak mau maksa kamu hanya demi keinginan mama" kalau bicara serius,Aldo akan memanggil Sarah dengan nama bukan panggilan sayang.

"Kita bicarakan nanti ya"

Selama perjalanan,mereka hanya diam bergulat dengan pikiran masing-masing.

Cukup lama berkeliling dan matahari juga sudah menampakkan cahayanya,akhirnya mereka menemukan resto makanan,"kita makan disini aja ya" Sarah mengiyakan ajakan Aldo

Disela makannya,Sarah mendapat notifikasi dari asistennya.

Dania

Mbak,Pak Gafar minta kita berangkat ke tempat Ibu Lana sekarang

Sarah

Nanti dulu,kalau dia ngeyel biarin dia berangkat sendiri

"Merepotkan saja dia!!" dari awal memang Sarah sudah enggan untuk mengajak Gafar menemui Lana.

"Ada apa?"

"Gafar ngotot minta kita ke Lana sekarang,kamu tau sendiri sekarang jam berapa?"

"Sudahlah Sar,jangan tersulut emosi"

"Kok dari tadi manggilnya nama mulu,udah lupa sama panggilan sayangnya!" Aldo kalut kala melihat Sarah yang sudah dalam mode ngambek.

"Iya sayang,iya..."

"Hmm" Aldo menggaruk tengkuknya mendengar jawaban dari sang kekasih.

Setelah selesai makan,mereka kembali ke hotel.

"Kalian dari mana saja?!ayo cepat kita berangkat sekarang!" Gafar sudah kehilangan kesabarannya kali ini.

Sarah jelas saja tidak terima saat menerima bentakan dari Gafar,"lo lupa kalau status lo sekarang suami orang?gak malu lo"

"Yang udah..." Aldo menarik tangan Sarah untuk berhenti mendekat ke arah Gafar.

Gafar tak menanggapi Sarah,akhirnya ia pun meninggalkan hotel menuju Lana seorang diri."dari awal mending aku berangkat sendiri aja" kata Gafar di dalam mobil.

"Dania,pesankan taksi sekarang" surub Sarah ke asistennya.

"Iya mbak"

🌬🌬🌬

Hari ini jadwal Asya untuk memeriksa kandungannya,seperti biasa Asya berangkat sendiri tanpa ditemani suami.Entah kemana suaminya itu,bukannya Asya tidak peduli ia cukup lelah dengan ulah Gafar yang seakan-akan tidak ada hentinya.

"Ibu Asya,silahkan masuk"

Asya masuk disambut dokter yang akan memeriksa kandungannya,"silahkan bu,biar saya periksa"

Dokter tersebut menggerakkan alat diatas perutnya lalu dilayar bisa Asya lihat anaknya,ada rasa senang dan sedih yang Asya rasakan.

'Andai papa disini nak,pasti dia akan senang lihat kamu' batin Asya.

"Saya beri resep vitamin silahkan nanti ibu tebus di apotik,untuk janinnya sehat.Saran saya jangan terlalu stres ya bu" dokter mewanti-wanti karena usia kandungan Asya saat ini sudah menginjak 4 bulan.Memang besarnya tidak seperti orang hamil pada biasanya karena Asya mengandung bayi kembar.

"Baik dok,terima kasih"

Mengikuti arahan dokter,Asya menuju apotik untuk menebus obatnya.

"Sya..."

"Arkan..."

Arkan,teman sekaligus pria yang pernah berlabuh di hati Asya.

"Apa kabar?" tanya pria berjas putih dan lengkap dengan peralatan medisnya.

"Baik,kamu sendiri?"

"Seperti yang kamu lihat,sudah lama tidak bertemu bahkan kabar pernikahanmu saja aku tidak tau"

"Maaf Ar,aku dan suamiku memang hanya mengundang orang terdekat saja saat itu"

Bicara soal suami,Arkan celingukan mencari sosok suami Asya,"suami kamu mana?"

"Ada kerjaan diluar kota jadi dia tidak bisa menemani aku" bohong Asya.

"Oh iya,boleh aku minta nomor kamu"

Setelah memberikan nomornya,Asya pamit pulang ke Arkan karena tidak enak juga mengobrol berdua apalagi dengan status Asya yang sudah milik orang walaupun orang tersebut tidak mengharapkannya.

"Andai waktu itu aku dengar penjelasanmu dulu Sya pasti kamu udah jadi istri aku sekarang" ucap Arkan setelah kepergian Asya.

"Andai waktu itu aku dengar penjelasanmu dulu Sya pasti kamu udah jadi istri aku sekarang" ucap Arkan setelah kepergian Asya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pict Dokter Arkan☺️

🌬️🌬️🌬️

Can'(t) We Back AgainWhere stories live. Discover now