chap 20

24 4 0
                                    

"Kenapa gak diangkat telponnya?" malam ini,Lana dan Gafar sedang membahas mengenai proposal kerja sama antara kantor Lana dan Dimas.Namun getaran hp Lana dari mengganggu aktifitas mereka.

Lana mendengus pasrah dengan tingkah Gafar yang bisa dibilang menganggu,"si Gafar,biarin aja"

"Apa perlu aku yang menjawab?"

"Gak usah mas,biarin aja"

"Aduh aku jadi gak konsen,sampai mana tadi mas?"

Mereka melanjutkan diskusinya,"mama bawakan pisang goreng,ayo dimakan La mumpung masih panas" tante Rima datang membawa sepiring pisang goreng.

"Jangan repot-repot tante"

"Alah...ndak ayo dimakan"

"Iya makasih tante"

Suasana malam hari dirumah Dimas memang enak,hawa sejuk ditambah angin yang sepoi-sepoi walaupun lumanyan sepi tak gak sepi-sepi amat kok tetap ada orang yang berlalu lalang untuk kendaraan mungkin jarang di malam hari mengingat jalan berlubang masih banyak yang harus di perbaiki.

"Bang,lagi apa ini?" Lana yang sedang fokus dengan laptopnya terlonjak kaget tiba-tiba ada cowok yang menghampiri mereka.

"Eh kamu bas,sini masuk" suruh Dimas ke teman kerjanya,Abas.

Abas masuk lalu duduk disebelah Dimas,Lana menatap Abas dengan memberinya senyuman lalu dibalas senyum juga oleh Abas,"cantiknya bang" bisik Abas yang masih bisa di dengar Lana.

"Kamu jangan sampai terpesona ya!!" atas dasar apa Dimas berucap seperti itu?

'Cuma candaan La,jangan baper!' Batin Lana.

"Iya-iya bang,aku gak ganggu punya abang kok!!"

"Nah itu tau,awas aja kalau sampai kamu macam-macam"

Deg!!apakah bisa dibilang omongan Dimas hanya candaan belaka.

"Iyaa!!tapi bang carilah yang kaya mbaknya itu buat aku"

Lana berusaha keras untuk menepis apa arti dari omongan Dimas tadi,dia mencoba untuk tetap fokus dengan laptopnya walaupun dua pria didepannya sangat berisik,"udah sana balik,kamu dicariin abah loh!!" usir Dimas.

Selepas kepergian Abas,"jangan didengarkan La omongan Abas tadi" Lana hanya menganggukkan kepala.

'Bukan omongan Abas tapi omongan kamu yang buat ambigu' batin Lana.

🌬🌬🌬

"Sesibuk apasih Lana,padahal ini udah malam loh?!" saat ini Gafar sedang berada di warung yang dekat dengan apartemen milik Alia.

Sudah hampir 10x namun Lana tetap tidak mengangkat telponnya,"begitu bencinya kamu sama aku La?"

Bahkan Gafar lebih mementingkan perempuan lain dari pada istrinya sendiri.

Untung saja Asya tegar,seperti malam ini Asya ngidam rujak mangga yang entah ada dimana malam-malam begini orang jualan rujak,"sabar ya nak,mama cari dulu kalau gak ada kalian jangan maksa ya" Asya mengemudikan mobilnya sendiri,dia tidak takut dengan jalanan yang mulai sedikit sepi.

Jelas saja sepi,jam sudah menunjukkan pukul 23.00.Asya mencari berkeliling sampai akhirnya dia menyerah.

"Mama capek,kita tunda saja ya besok mama akan cari lagi.Andai saja ada papa,pasti dia akan menuruti kemauan kalian" Asya memutuskan untuk pulang.

Sebenarnya Asya bisa saja meminta bantuan ke adiknya namun ia tidak ingin jika keluarganya mengetahui bagaimana kondisi rumah tangganya yang sedang berantakan seperti ini.

Apalagi dengan keadaan hamil besar seperti ini,Lana yakin baik mama dan papanya pasti akan sangat marah besar melihat rumah tangga putri satu-satunya yang berada diambang perceraian.

"Asya kangen kalian ma,pa" hampir 3 bulan Asya tidak mengunjungi orang taunya yang tinggal diluar kota.

Sebenarnya seminggu yang lalu,Asya berniat untuk pergi ke rumah orang tuanya namun Gafar mencegahnya karena Gafar masih belum ada keinginan untuk melihat mertuanya tersebut,padahal waktu itu Asya berniat untuk berangkat sendiri.

Serta mamanya Gafar juga melarang Asya dengan dalih takut Asya kecapekan,padahal sudah pasti mama mertuanya itu tidak ingin putranya dicap jelek oleh keluarga Asya.

Asya lantas mengabari ke mamanya bahwa hari itu ia harus membatalkan kunjungannya dengan alasan Gafar yang sedang keluar kota.

Mamanya Gafar kan tau selama ini putranya jarang pulang dan pernah memergoki putranya berjalan dengan seorang wanita tapi hal tersebut hanya mama dan papanya Gafar yang tau.

Sampai dirumah,Asya langsung bersih-bersih dirinya takut nanti ada apa-apa dengan janin yang dikandungnya mengingat banyak sekalo virus yang berkeliaran diluar sana.

Selesai mandi,Asya memilih membuat susu untuk ibu hamil,"kapan kamu pulang mas?kenapa kamu bisa cepat berubah kayak gini?salahku apa?apa cuma perkara anak yang aku kandung gak sesuai sama keinginan mama kamu?dimana seorang Gafar yang suka berontak?kenapa kamu jadi lemah mas?" katakanlah memang Asya cengeng semenjak adanya anak yang dikandungnya,seperti sekarang ini dia sudah terisak sambil melamun.

🌬️🌬️🌬️

Can'(t) We Back AgainWhere stories live. Discover now