chap 19

19 5 0
                                    

Suara ketukan pintu menyadarkan mereka untuk segera melepas pelukan tersebut,"biar aku yang buka La"

"Ini kuenya bang"

"Makasih ya bro"

Dimas memang sudah memesan kue ulang tahun mamanya tadi pagi,walaupun mendadak tapi untungnya kue tersebut sudah jadi sesuai pesanan Dimas.

"Kamu pesan kue?"

"Iya,ayo bantu pasang lilinnya"

Di meja makan sudah tertata rapi kue ulang tahun serta bakso,"gak sabar liat ekspresi tante Rima"

Tak lama mama datang,"assalamualaikum"

"Waalaikumsalam,mama ikut Dimas sebentar" Dimas menarik tante Rima mendekat ke arah meja makan.

"Dim...aku yang menyiapkan semua ini?" tante Rima terharu melihat meja makan yang sudah ramai dengan hidangan-hidangan yang diluar ekspektasi tante Rima.

Dimas mendekat ke arah tante Rima sambil membawa kue ulang tahun,"selamat ulang tahun ma,semoga mama sehat terus dan bahagia" tante Rima meniup lilin di kue ulang tahunnya.

"Selamat ulang tahun tante,semoga selalu diberi kesahatan,doa Lana selalu yang terbaik buat tante" Lana memeluk tante Rima.

"Mbak,aku gak tau kalau sekarang ulang tahun mu,selamat ulang tahun ya semoga sehat terus sampe punya cicit terus jadi sahabat yang suport aku" mama Ratih memeluk tante Rima sambil meneteskan air mata.

Selesai tiup lilin,mereka berempat menduduki kursi di meja makan.Lana dengan sigapnya meracik 2 mangkuk bakso untuk mamanya dan tante Rima.

"Ma,kalau gak ada Lana mungkin aku gak jadi bikin baksonya" ujar Dimas.

"Silahkan dimakan tante"

Tante Rima menikmati baksonya,"enak La,pasti kamu sering masak kan dirumah" padahal faktanya,Lana jarang sekali masak ketika dirumah.

Mereka berempat bercengkrama sembari menikmati potongan kue ulang tahun yang dibeli Dimas tadi.

"Mbak nginep disini ya,sehari saja" tante Rima memaksa Lana dan mamanya untuk tinggal sehari di rumah tante Rima.

Mama Ratih melihat Lana yang mengkode untuk mengiyakan,dengan berat hati Lana menganggukkan kepalanya,"iya mbak" jawab mama Ratih.

🌬🌬🌬

"Secepat itu kamu lupain aku!!"

Gafar kaget tiba-tiba Alia muncul di parkiran mobil kantor Gafar.

"Jangan ganggu saya" Gafar tidak peduli dengan ucapan Alia,dia segera membuka pintu mobilnya.

Namun dicegah oleh Alia,"aku hamil anak kamu" Alia memberikan testpacknya ke Gafar.

"Kamu bohong" yang benar saja selama mereka bermain,Gafar selalu memakai pengaman.

"Buat apa aku bohong mas,sudah ada buktinya kalau kamu masih gak percaya ikut aku ke dokter sekarang"

Gafar menarik Alia masuk kedalam mobilnya takut ada seseorang yang mendengar percakapan mereka,"arghh!!" Gafar membanting setir mobilnya.

Alia memeluk Gafar mencoba untuk menenangkan,"aku bisa gugurin anak ini mas" Gafar lantas menoleh ke arah Alia dengan tatapan sendu.

"Jangan!!" Gafar membalas pelukan Alia,dia tak kuasa menahan tangisnya.

"Aku juga gak percaya bakal terjadi seperti ini mas,tolong jangan tinggalkan aku dan dia" Alia mengusap perutnya yang datar tersebut.

Cup

Gafar mencium Alia yang menangis sambil mengusap perutnya,"aku janji gak akan tinggalin kalian" Alia membalas ciuman Gafar hingga terjadi ciuman yang mendalam.

Malam ini,Gafar terpaksa tidak pulang kerumahnya karena memang Alia sangat membutuhkannya saat ini.

Namun disatu sisi,Asya menunggu Gafar di lobby kantor.Sebenarnya ada sesuatu yang harus Gafar ketahui sehingga Asya harus menemui Gafar walaupun sang suami menolak menemuinya.

"Bu,maaf tadi saya lihat pak Gafar sudah pulang" kata satpam yang baru mengetahui jika ada Asya di dalam.

"Baik pak terima kasih infonya"

Asya pulang dengan wajah yang lelah serta kesal,"padahal aku mau kasih kabar bahagia mas"

Tepat sebelum Asya ke kantor Gafar,dia memeriksa kandungannya dan betapa bahagianya dia bahwa anak yang dikandungnya merupakan bayi kembar.Asya tau kalau dulu sebelum dia hamil,Gafar selalu ingin mempunyai anak kembar.

Asya bahagia mendengarnya,walaupun disisi lain ia juga merasa iri dengan para ibu yang periksa di dokter kandungan ditemani oleh suaminya.

"Semangat kalian berdua,jangan sedih nanti mama sedih loh" kata Asya sambil mengelus perutnya yang sudah mulai membesar.

Asya berharap semoga Gafar sudah ada dirumahnya.

Sampai dirumah,Asya tidak melihat mobil Gafar yang terparkir di halaman rumah."apa dia gak pulang lagi hari ini?" Asya memakirkan mobilnya dan berjalan masuk ke rumah.

Gafar

Aku nginep dirumah anton

Gafar mengirimkan sebuah pesan ke Asya,"apa yang buat kamu gak betah mas dirumah?kenapa kamu berubah banget"

Tangisan Asya tak tertahan lagi bahkan isakkannya terdengar menggema di dalam rumah,"andai dulu hiks...aku gak secepat itu untuk mengambil keputusan menikah denganmu hiks..."

Berbeda kondisi dengan Gafar dan Alia,mereka sekarang sedang menonton film dengan posisi kepala Gafar di paha Alia.

Sungguh miris sekali hidup Asya,seakan semua kebebasannya terampas setelah menikah bahkan larangan oleh mertuanya untuk bekerja.

"Aku cinta kamu mas"

Gafar membalas hanya dengan senyuman,'jangan cintai aku Al,karena aku mencintai wanita lain' batin Gafar.

Bicara tentang sosok yang Gafar cintai,dia jadi ingat Lana.Gafar berencana untuk menelfon Lana pada malam hari setelah Alia tidur lebih tepatnya.

🌬️🌬️🌬️

Can'(t) We Back AgainWhere stories live. Discover now