Kedatangan Bara

87.8K 4.8K 21
                                    

Setelah beberapa lama, akhirnya Diana mendapatkan waktu untuk bersantai. Ia memilih untuk menghabiskan waktu di taman sambil membaca novel dengan secangkir teh dan makanan ringan. Sungguh hari yang sangat menyenangkan.

Memakai dress putih dengan motif bunga, memberikan tampilan sederhana kepada Diana. "Apa ada yang anda butuhkan lagi nona?" tanya Ratih.

"Jika ada yang mencari saya bilang saja saya lagi gak mau diganggu atau sedang pergi keluar bik."

"Termasuk den Vano, non?"

"Iyaa, terutama dia. Jangan sampai dia ke sini."

"Baik, nona."

Diana memasuki rumah kaca yang beberapa minggu lalu ia buat dengan waktu singkat. Taman yang semulanya hanya terisi dengan satu jenis bunga kini berubah menjadi taman yang sangat indah dengan rumah kaca diujung taman.

Setelah dipikir-pikir, pembangunan rumah kaca ini berjalan dengan sangat lancar. Sepertinya tidak ada yang menyadari jika ia telah merubah taman mansion ini karena tidak ada yang mengganggu. 

***

Sedangkan di kantor, Vano sudah berulang kali menghela nafas melihat dua sahabatnya ribut. Entah apa masalah mereka yang tiba-tiba saja beradu mulut, tidak kah mereka berdua melihat jika ia sedang sibuk.

"Jika masih ingin ribut, lebih baik kalian keluar."

Davin menatap Vano lalu menyilangkan kedua tangan didepan dada sedangkan Bara memilih duduk berseberangan dengan Davin.

"Kasihan Marisa, seharusnya dia bisa mendapatkan laki-laki yang baik bukan laki-laki buaya seperti Davin," ucap Bara miris.

"Salahkan saja wanita itu yang tergila-gila kepada- akhh! Bara sialan!!"

Bara menaikkan sudut bibirnya ketika buku yang ada di tangannya mendarat dengan sempurna tepat di kepala Davin. Mungkin akan lebih bagus lagi jika ia melemparnya dengan benda yang lebih keras, siapa tau dengan begitu pria itu bisa berubah menjadi lebih waras.

"Ck, kenapa kau tidak selamanya menetap di inggris saja!?"

"Karena aku sangat mencintai negara ini!!" balas Bara sambil tersenyum mengejek.

"Setelah hampir sepuluh tahun menetap di Inggris, baru sekarang kau mengatakan mencintai negara ini?!" ucap Davin namun tidak digubris Bara.

"Ah Vano, aku penasaran bagaimana hubungan mu dengan Diana? apa kalian sudah bercerai?" tanya Bara yang berhasil mendapatkan tatapan tajam dari Vano. 

"Seharusnya kau juga menasehati Vano, dia tidak jauh berbeda denganku. Bahkan mungkin lebih parah."

Bara menyipitkan matanya lalu menggelengkan kepala. "Mengapa kalian berdua sangat brengsek."

"Takdir karena menjadi pria tampa-n akhh!!" ringis Davin lagi karena Bara kembali melemparnya dengan buku.

"Ck, ku yakin cepat atau lambat kalian berdua akan mendapatkan karma. Kalian tau aku sudah banyak melihat karma dari seorang pria yang hobi berselingkuh."

"Setelah dari luar negeri mengapa kau malah berubah menjadi pendeta." ejek Davin.

Bara mengabaikan Davin, pria itu memilih untuk menatap Vano yang kembali sibuk menandatangani berkas. "Apa benar jika Diana berubah? aku melihat foto wanita itu yang menjadi model, benar-benar sangat berbeda dengan Diana yang ku kenal."

"Diana berubah?! berubah menjadi apa? apa ultramen, hahaha..."

"Aduh!" ringis Davin yang kali ini mendapatkan lemparan pena dari Vano.

Transmigrasi Istri Tak DianggapWhere stories live. Discover now