End

130K 5.1K 307
                                    

Lima tahun telah berlalu namun Vano masih belum menemukan Diana, sedangkan Jessika sudah diceraikan tepat dimana saat Vano telah berhasil melakukan tes dna dan memberitahukan publik yang sebenarnya. Vano juga mengatakan bahwa hanya Diana lah satu-satunya istrinya dan akan seperti itu sampai ia mati.

Vano melihat tampilan dirinya yang terlihat sangat tidak terurus, wajahnya yang dulu bersih tanpa bulu kini tampak menghiasi wajahnya. Menghela nafas, Vano mencari pisau cukur dan mulai mencukurnya. Ia harus tetap tampan ketika bertemu Diana suatu saat nanti.

Vano juga tidak tinggal bersama anggota keluarga Dirgantara yang lainnya. Kini ia tinggal sendiri di mansion yang dibangunnya. Andai saja ia masih bersama Diana, mungkin saja mansion ini akan ramai dengan suara tawa anak-anak. Tapi penyesalan hanya tinggal penyesalan, yang hanya bisa ia lakukan sekarang adalah berusaha untuk mencari Diana.

Malam ini ia akan datang ke pesta melepas lajang atau bachelor party yang diadakan Bara karena minggu depan pria itu akan menikah dengan Marisa. Ya, akhirnya pria itu memiliki akhir yang bahagia dengan Marisa. Begitu pula dengan Kevin yang sudah menikah bahkan memiliki putra bersama Rosa. Hanya dirinya lah yang belum mendapatkan akhir bahagia.

***

Sedangkan di Inggris, Diana juga menghadiri acara Bridal shower yang diadakan Marisa. Sudah dua minggu ia di Inggris membantu mempersiapkan acara pernikahan Marisa. Dan hari ini mereka akan bersenang-senang.

"Kau datang kan ke pernikahan ku?" tanya Marisa penuh harap.

Diana tampak berpikir lalu mengangguk. "Tidak mungkin selamanya aku bisa menghindari pria itu."

"Good."

"Kau yakin pria itu tidak memiliki pasangan?"

Marisa menatap Diana curiga. "Kenapa kau bertanya mengenai hal itu? Apa kau berniat kembali?"

Diana menggeleng. "Ti-dak, aku hanya penasaran."

"Yang ku tahu pria itu masih mencarimu sampai saat ini."

"Sungguh? Wah sangat kuat sekali tekad pria itu." 

"Ck-ck, bahkan yang ku dengar dari Bara di mansion pria itu penuh dengan lukisan wajahmu." ucap Marisa dengan merinding.

Diana tersenyum bangga. "Aku tidak menyangka jika pesona ku sangat kuat."

***

Tak terasa hari ini adalah hari pernikahan Marisa, baik Marisa dan Diana sama-sama gugup. Marisa gugup karena sebentar lagi akan menikah sedangkan Diana gugup jika bertemu Vano. 

"Kau sangat cantik." puji Diana.

"Thank you."

Setelah itu Diana keluar untuk mencari tempat duduk karena sebentar lagi acara akan dimulai. 

"Sial, kenapa aku gugup. Tenang Diana, jika kau bertemu dengannya maka kau cukup katakan hai." batin Diana.

Sementara Vano, pria itu baru tiba bersama Samuel yang masih setia menjadi sekretaris sekaligus tangan kanannya. Bahkan yang mirisnya Samuel juga ikut menjomblo seperti Vano. Terkadang ada rumor yang mengatakan jika kedua pria itu adalah gay.

"Tuan bukankah wanita itu adalah-" ucap Samuel dengan tidak percaya.

Sedangkan Vano tersenyum miring. "Finally, i found you."

Di depan mereka berdiri Diana dengan wajah yang syok, wanita yang selama ini dicarinya ternyata disembunyikan oleh orang terdekatnya. Terlihat Bara tersenyum mengejek diujung sana.

"Hai honey." ucap Vano sambil tersenyum sedangkan Diana hanya diam lalu dengan segera membalas senyuman Vano.

"Oh hai, tapi maaf aku bukan istrimu lagi yang bisa kau panggil seenaknya."

Transmigrasi Istri Tak DianggapWhere stories live. Discover now