Tertangkap

89.9K 5.8K 248
                                    

Setelah kemarin bertemu dengan Bara dan Davin, kini Diana terpaksa harus menghadiri pesta ulang tahun Bara yang diadakan di Inggris. Awalnya ia menolak dengan alasan banyak pekerjaan di butik, namun Vano memaksanya untuk ikut dan mengatakan akan memberinya uang yang setara dengan pekerjaannya di butik.

"Apa disana akan lama?"

"Hanya sampai acara utama saja, setelah itu kita akan kembali ke hotel." Lalu mereka berdua masuk ke dalam gedung tempat diadakannya acara.

Diana berpikir, mengapa pria dewasa seperti Bara masih mau mengadakan acara ulang tahun. Jika ia pasti sudah malu karena sudah tua masih juga merayakan ulang tahun seperti anak kecil. Bukan kah akan istimewa jika di rayakan dengan orang terdekat saja? tapi biarlah, mungkin saja Bara memang menyukai hal-hal seperti itu.

"Vano, we finally meet after a long time. How are you?" ucap wanita bule sambil memeluk Vano.

"I'm fine Laura."

Lalu wanita bernama Laura itu menatap Diana. "Is she your girlfriend?"

"No, she is my wife."

Diana mengulurkan tangan sambil menatap Laura. "Diana."

"Ah, I'm Laura. Nice to meet you, Diana."

"Nice to meet you too."

"Vano, can we talk together, there is something I want to say to you."

Vano menatap Diana. "Masuklah dulu, aku akan menyusul."

Diana menatap punggung Vano yang perlahan menjauh bersama Laura. Menghela nafas, Diana memilih masuk ke dalam, ia akan menunggu Vano di dalam saja

"Diana," panggil Marisa.

"Marisa, sedang apa kau- ah kau pasti juga diundang."

Marisa mengangguk. "Vano dimana?"

"Pergi bersama Laura. Ada hal yang ingin wanita itu bicarakan dengan Vano."

"Laura?!"

"Mengapa kau terkejut, bukankah kau mengenalnya?"

"Ya, dia adalah wanita yang paling ku benci setelah Rosa. Aku masih ingat bagaimana wanita itu dulu membantu Rosa untuk menjatuhkan ku."

"Benarkah? tapi penampilannya seperti wanita baik-baik."

"Ck, dia memang seperti itu. Menutupi kelakuan busuknya dengan wajah polos agar orang-orang tidak mengetahui bagaimana sifat aslinya, sama seperti Rosa. Ku harap dia tidak membuat masalah dengan mu."

"Mengapa denganku? aku saja tidak mengenalnya."

"Dulu yang ku tau dari Davin, jika wanita itu menyukai Vano."

"Mengapa masalahku selalu saja berkaitan dengan para wanita yang menyukai Vano?!" kesal Diana. 

Marisa terkekeh lalu berbisik. "Itulah resiko jika memiliki pria tampan dan kaya."

"Kau pun sama seperti ku."

"Aku tidak lagi, karena sebentar lagi aku akan memutuskan pertunangan dengan Davin," balas Marisa angkuh.

"Akhirnya kau sadar?" ejek Diana.

"Hm, maka karena itu malam ini aku akan mencari pria yang lebih tampan dari Davin."

"Siapa?"

"Bara."

"APA?!!" 

"Shutt pelankan suaramu, semua orang melihat kita sekarang."

Diana melihat sekeliling dan mengangguk kaku. "Kau tidak gila kan?"

"Tidak."

"Tapi Bara itu sahabat Davin, apa kau berniat menghancurkan pertemanan mereka?"

Transmigrasi Istri Tak DianggapWhere stories live. Discover now