10. Arkaiz || jujur

3.8K 212 8
                                    

Tandain Typo🙏

Vote+komen+share
Syukron💐

"Aa gimana sih beli kaos kaki kok ujungnya bolong?" tegur Maiza sembari melepaskan kain panjang itu dari kakinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aa gimana sih beli kaos kaki kok ujungnya bolong?" tegur Maiza sembari melepaskan kain panjang itu dari kakinya.

Arkan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya heran, bagaimana bisa istrinya itu mengira handshock itu kaos kaki. "Itu handshock dik, bukan kaos kaki."

"Handshock?"

"Iya, itu buat di tangan bukan di kaki, kalo semisal lengan baju Adik turun ke bawah jadi nggak keliatan auratnya," jelas Arkan, Maiza yang merasa malu hanya memamerkan giginya sebagai jawaban.

"Oh ya, Aiz juga punya temen yang kemana-mana pake kaos kaki, emang kaki termasuk aurat?" tanyanya penasaran.

Tangan Arkan mengambil satu bungkus kaos kaki lalu mencoba menjelaskan kepada Maiza. "Asma' binti abu bakar pernah menemui Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dengan memakai pakaian yang tipis. Maka Rasulullah shalallahu wassalam pun berpaling drinya dan bersabda : wahai Asma' sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah haid (sudah baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini, beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya. Hadist dari abu daud halaman 4140."

"J-jadi Aiz harus pake kaos kaki terus dong, tapi Aiz belum terlalu nyaman, gimana dong a?"

Arkan tersenyum sembari mengelus kepala Maiza pelan. "Pelan-pelan nanti juga terbiasa."

"Kalo nanti ada yang bilang Aiz penyakitan gimana?" jawabannya sambil cemberut hal itu membuat Arkan merasa gemas sendiri. "Omongan orang jangan didengerin."

"Aa," panggil Maiza ragu.

"Kenapa sayang, hmm?" Jawaban Arkan membuatnya sedikit terkejut, pasalnya ini baru pertama kalinya mendengar panggilan itu dari mulut suaminya.

"Di tanya malah diem, terus kenapa itu pipinya merah." Rasanya Arkan ingin sekali tertawa melihat ekspresi istrinya sekarang. Maiza memegang kedua pipinya, merasa malu tidak berani lagi menatap Arkan.

"Kalo salting tinggal bilang aja."

"Tahu dah," ucap Maiza hendak pergi tapi tangannya di tahan oleh Arkan. "Bercanda dik, tadi mau ngomong apa sama Aa?"

"Aiz mau nanya sesuatu, tapi Aa jawab jujur ya!" kata Maiza dengan nada serius.

"Iya, mau tanya apa hmm?"

Maiza mulai menunduk, mungkin ini saatnya dia bertanya agar rasa penasarannya selama ini bisa terjawab. "Aa kenapa dulu ninggalin Aiz? Apa karena Aiz nanya Aa suka apa engga sama Aiz?" ucapannya sedangkan air matanya lolos begitu saja mengingat hari dimana Arkan menghilang begitu saja.

Arkan yang mengerti sifat Maiza yang sangat sensitif pun langsung meraih dagu Maiza untuk mendongakkan
kepala gadis itu, sehingga kedua mata itu saling bertemu. "Aa nggak suka liat Adik nangis gini," sambil menghapus sisa air mata Maiza.

ARKAIZWhere stories live. Discover now