23. Arkaiz || Terungkap

3.7K 193 23
                                    

Satu Minggu sudah berlalu, tapi Maiza belum juga bertemu dengan cewek yang dia sebut sebagai pelakor itu, dan akhir-akhir ini juga Arkan lebih sering bermain handphone ketika bersama nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Satu Minggu sudah berlalu, tapi Maiza belum juga bertemu dengan cewek yang dia sebut sebagai pelakor itu, dan akhir-akhir ini juga Arkan lebih sering bermain handphone ketika bersama nya. Menambah kecurigaannya.

"Main handphone terus, sampe lupa kalo disini ada Aiz," kata Maiza ketus, merasa kehadirannya tidak di anggap.

"Aa lagi bales chat temen Dik," jawab Arkan.

'temen apa demen?'

"Tapi kan disini ada Aiz a."

Arkan meletakkan handphone nya di atas meja, lalu beralih menatap istrinya yang mulai cemberut. "Ya udah maafin ya."

"Maaf untuk?"

"Maaf kalo Adik merasa dicuekin sama Aa."

"Aa kalo nanti cinta Aa udah nggak ada lagi buat Aiz, Aa bilang ya," ucap Maiza tiba-tiba dengan nada serius.

"Kenapa ngomong gitu hmm?"

Maiza menundukkan kepalanya, "Ya siapa tahu cinta Aa mulai pudar dan nggak tersisa lagi buat Aiz. Apalagi Aiz kan bawel, suka buat Aa kesel, nggak bisa masak dan banyak lagi kekurangan Aiz. Kalo Aa udah nggak cinta lagi ke Aiz tinggal bilang aja ya."

Melihat mata Maiza yang mulai berkaca-kaca. Arkan mendekat lalu memeluk gadis itu. "Nggak usah mikir yang aneh-aneh. Aa aja bisa nahan perasaan Aa hampir tiga tahun, masa cinta Aa hilang gitu aja."

"T-tapi kan Aiz banyak kurangnya a?" ucap Maiza dengan suaranya yang mulai bergetar, ingin menangis.

"Aa bakal lengkapi kekurangan Adik, jadi nggak usah mikir yang aneh-aneh ya. Aa nggak pernah nuntut Adik harus bisa semuanya kok."

"Kenapa Aa pilih Aiz, kan masih banyak perempuan di luaran sana yang lebih baik dari pada Aiz?"

"Adik tahu kenapa? Karena sejak awal Adik itu sebagai tujuan bukan pilihan. Mau sebanyak apapun wanita baik di luaran sana, kalo yang jadi tujuan Aa itu Adik mereka bisa apa?" Sesekali Arkan mencium puncak kepala Maiza, sedangkan tangannya mempererat pelukannya. Maiza pun terdiam dalam pelukan Arkan, suara tangisannya pun perlahan-lahan mulai mereda.

Sampai saat ini kecurigaan Maiza belum menemukan titik terang, hal itu membuat Maiza menjadi was-was sendiri, dan mood nya pun sering kali berubah. Dia tidak bisa membayangkan jika Arkan benar-benar selingkuh. Beberapa hari yang lalu dia pernah bertanya kepada Agam, sahabat suaminya. Apakah ada cewek yang pernah Arkan temui di cafe, tapi kata Agam tidak ada. terus apa yang harus Maiza lakukan sekarang? Apa dia pasrah saja. Seperti kata orang-orang, biarkan waktu yang menjawab.

 Seperti kata orang-orang, biarkan waktu yang menjawab

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ARKAIZWhere stories live. Discover now