31. Arkaiz || Maunya Dibujuk

2.4K 147 12
                                    

Jangan lupa kasih bintang 🌟
Typo bertebaran 🙏

Suara riuh gelak tawa terdengar dari ruang tamu. Siapa lagi, kalo bukan Rangga dan Agam pelakunya. Disana juga ada Zahra dan Meisya, dan jangan lupa pasutri muda kita Maiza dan Arkan.

Awalnya Maiza hanya ingin pergi ke rumah mertuanya bersama Arkan, tapi siapa sangka sahabat nya dan sahabat suaminya juga sudah ada disana.

"Ngapain lo berdua ada disini?" tanya Arkan kepada Rangga dan Agam.

"Sorry Ar. Kemarin gue sengaja denger lo telponan sama Aiz, kalo kalian mau ke rumah mama El, jadi gue inisiatif pergi juga kesini ngajak sahabat nya si Aiz juga."

"Kapan lagi kita bisa kumpul gini ye, kan?" sambung Agam sembari memamerkan gigi putihnya.

"Terserah kalian. Udah ada disini juga, nggak mungkin juga gue usir kalian dari sini."

"Kalo lo usir kita. Wah ... parah sih, parah, parah, parah," jawab Rangga sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Merasa terzolimi banget gue." Agam ikut-ikutan memasang muka sedih.

"Stres."

"Ar, kriteria adik ipar lo, kek gimana?" tiba-tiba Rangga melemparkan pertanyaan aneh kepada Arkan.

"Intinya bukan lo." Jawaban Arkan membuat bengek mereka yang mendengar nya. Arkan sudah tahu maksud dari sahabat nya itu, makanya dia langsung ngasih lampu merah. Belum apa-apa Rangga sudah tertolak oleh Arkan.

"Jangan bercanda Ar," sebal Rangga.

"Kalo gue serius, ke KUA kita?"

"Anjir si Arkan mah."

"Nah kan kena denda lo!" teriakan Agam mengagetkan semua orang yang berada disana.

"Ih Kak Agam. Berisik," kesal Maiza, gadis itu tengah memandikan kucing peliharaannya yang ada di permainan talking Tom, karena suara Agam tadi, membuatnya salah pencet, sehingga dia tidak sengaja menampar si kucing.

"Sorry, Sorry," jawab Agam meminta maaf, lalu matanya beralih melihat Rangga yang belum sepenuhnya sadar atas ucapannya, "bayar bro, lima puluh ribu."

"Nih," jawab Rangga menyodorkan uang lima puluh ribuan kepada Agam.

"Itu uang apa?" tanya Maiza yang mulai bingung, gadis itu mengamati Agam yang sedang menaruh uang itu kedalam sebuah celengan.

"Uang denda."

"Denda?"

"Iya, kalo semisal salah satu dari kita ada yang keceplosan ngomong kasar, nanti kena denda lima puluh ribu." Bukan Agam yang jawab melainkan Arkan.

"Terus uangnya buat apa?"

"Buat di sumbangin ke panti asuhan."

"Wah ide yang bagus itu," sambung Zahra.

"Iya tuh. Oke, mulai sekarang kita pakai cara yang sama, diantara kita bertiga," kata Meisya lalu menunjuk dirinya, setelah itu menunjuk Maiza dan Zahra.

"Aku setuju," jawab Zahra. Namun, ketika melihat Maiza yang hanya diam disebelah nya membuat semua orang bingung.

Zahra menyenggol lengan Maiza. "Aiz, kamu setuju tidak?"

"Bangs*t, anj*r, bab*," umpat Maiza, membuat cengo semuanya.

"Aiz Istigfar."

"Dik ...."

"Buset bini lo Ar, mulus banget ngomong nya."

Mata elang Arkan beralih pada Maiza, sedangkan gadis itu hanya mengerjapkan matanya beberapa kali, diikuti dengan suara kekehan nya. "Hehehe Aa minta duit, Aiz kena denda," ucapnya tanpa rasa bersalah, tapi Arkan enggan menjawab.

ARKAIZWhere stories live. Discover now