26. Arkaiz || Puasa

2.8K 166 26
                                    

"Sok-sokan post story pengen cepat mati, nyebrang aja masih tengok kanan kiri

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

"Sok-sokan post story pengen cepat mati, nyebrang aja masih tengok kanan kiri."

"Sok-sokan pengen cepat pulang, kek amal udah cukup aja," balas Agam tidak mau kalah.

"Lo berdua kenapa dah. Kesambet?" tanya Arkan dengan wajah bingungnya.

Agam dan Rangga dengan kompak nya menoleh. "Ini nih ada orang bikin story sad mulu, mana caption nya gini cape pengen pulang aja."

"Coba nih lihat," sambung Rangga lalu mengarahkan layar handphone nya menghadap Arkan.

"Astaghfirullah ada ada saja human sekarang."

"Tuh kan Ar, emang agak laen manusia yang satu ini."

Arkan tertawa pelan. "Kayak lo ya, Ga."

"Bukan gue, tapi si Agam noh."

Agam mengelus dadanya sabar, dengan sangat dramatis dia berkata. "Ya Allah, gue ngomong salah. Gue diem juga salah."

"Ck, bercanda kali. Agam nggak asik nih, baperan."

"Eh gue denger-denger nih, cewek yang pernah nembak lo tuh udah punya cowok loh."

"Cewek yang mana? Kalo ngomong yang jelas. Cewek yang nembak Arkan itu banyak. Bukan satu dua orang aja," kesal Agam.

"Itu yang nembak di lapangan."

"Oh itu, sama siapa?"

"Katanya sih temen kelasnya."

"Haduh ... masih kecil udah berani nabung dosa," cibir Rangga.

"Lo berdua tahu nggak, dosa yang lebih besar dari zina?"

"Apaan tuh Ar," kompak keduanya.

"Gibah."

Skakmat

Rangga dan Agam langsung bungkam, tapi beberapa detik kemudian mereka saling menyalahkan.

"Rangga, lo ya yang mulai jadi dosanya gue serahkan ke lo aja."

"Enak aja lo, tadi lo juga yang banyak nanya."

"Kan gue kepancing sama lo. Makanya kalo mau gibah jangan ajak-ajak gue."

"Terserah lah bapak Rangga memang selalu benar."

"Itu lo tahu hahaha."

"Eh tapi lo tahu nggak?" pancing Rangga.

"Apa? Apa?"

"Nggak ada apa-apa. Ternyata lo mudah terpengaruh ya?"

"Anj*r lo. Astaghfirullah."

Secepat kilat Agam menjulurkan telapak tangannya kepada Rangga. "Hmm berhubungan bapak Rangga berkata kasar, silahkan membayar sesuai kesepakatan hahaha."

"Kayaknya gue mulu deh yang keceplosan."

"Itu mah nasib lo, siapa suruh punya mulut lemes banget wkwk."

ARKAIZOnde as histórias ganham vida. Descobre agora