25. Arkaiz || Kapan bertemu?

2.7K 158 4
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 🌼

Sejauh ini apa alasan kalian masih baca cerita Arkaiz?

jawab disini ya >>>>>>

Sebelum baca jangan lupa
kasih bintang🌟

.

.

.

Maiza pulang dengan wajah ditekuk masam, dan dia lebih banyak diam dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maiza pulang dengan wajah ditekuk masam, dan dia lebih banyak diam dari biasanya. Arkan yang sadar dengan perubahan sikap Maiza langsung bertanya, apakah gadis itu sedang ada masalah.

"Adik kenapa? kok mukanya ditekuk gitu, lagi ada masalah?"

Suara Arkan membuyarkan lamunan Maiza. " Nggak ada kok a."

"Jangan bohong sama Aa," kata Arkan lalu mendekati Maiza yang sedang duduk di pinggiran sofa. "Ayo cerita sama Aa."

"Hmm j-jadi tadi pagi Aiz di ejek sama temen Aiz, karena pipi Aiz tumbuh jerawat, mana jerawat nya dua lagi. Terus kata mereka nanti jerawat nya bakal tumbuh banyak, dan membekas," jelas Maiza sambil menunjuk dua jerawat yang ada di pipinya, sedangkan matanya sudah mulai berkaca-kaca.

"Nggak usah didengerin kata mereka ya."

"Besok Aiz nggak mau masuk sekolah ya a?"

"Loh kok gitu, harus tetep masuk dong."

"Aiz insinyur a sama mereka."

"Insinyur?" Bingung Arkan.

"Iya, insinyur. Gak percaya diri."

Arkan terkekeh pelan. "Insecure Dik, bukan insinyur."

"Inti nya itu lah a."

"Andai wajah Aiz nggak pernah tumbuh jerawat, pasti Aiz cantik. Andai aja wajah Aiz sama kayak mereka, wajahnya mulus, hidungnya mancung, dagunya tirus, putih dan bersih," ucapnya parau, sedangkan Arkan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, karena Maiza membandingkan dirinya dengan orang lain.

"Coba liat Aa," kata Arkan dan Maiza pun  menurut, akhirnya kedua mata itu saling bertemu.

"Sayang, buat cantik itu nggak harus kulitnya putih, nggak harus wajahnya bersih, nggak harus matanya besar, hidungnya lancip, nggak. Cantik itu adalah kamu, apa adanya. Seperti apa yang kamu lihat di cermin. CANTIK bukan?"

Mendengar nasehat Arkan membuat Maiza menangis terharu. Benar kata suaminya seharusnya dia bersyukur atas semua pemberian Tuhan kepadanya, dan tidak membandingkan dirinya dengan orang lain. Bukankah Allah sudah menciptakan manusia dengan bentuk sebaik-baiknya, seperti yang  tercantum dalam surah At-Tin ayat 4 yang berbunyi :

ARKAIZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang