15. Arkaiz || Corong Merah

3.3K 198 3
                                    

Suasana hari ini  begitu sejuk, angin berhembus lebih kencang menusuk pori-porinya, Maiza melirik jam  weker yang berada di samping tempat tidur, ternyata masih jam lima pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana hari ini  begitu sejuk, angin berhembus lebih kencang menusuk pori-porinya, Maiza melirik jam  weker yang berada di samping tempat tidur, ternyata masih jam lima pagi. Gadis itu sedikit terkejut ketika Arkan sudah tidak ada disampingnya, kemana cowok itu pergi?

Sekedar informasi, Maiza sudah mengizinkan Arkan untuk tidur di sampingnya, selain karena masalah kemarin, dia juga tidak tega melihat punggung suaminya sakit karena tidur di sofa.

"Kemana Aa ya?" Maiza terlihat bingung pun langsung bangkit dari tidurnya mencari sosok Arkan, dia mencari di kamar mandi, namun tidak ada. Dia berjalan keluar dari kamarnya, hingga terdengar sayup-sayup bunyi spatula dan wajan yang saling berbenturan dari arah dapur. Maiza langsung pergi ke arah arah dapur sambil mengendap-endap, ia takut ada seorang penjahat telah memasuki rumahnya.

Maiza melihat dengan sorot kaget dan tidak percaya, "Aa masak?" yah ternyata apa yang di bilang bundanya itu benar, terlihat Arkan yang sedang memakai celemek dan sedang beraksi di dapur, dari caranya memasak sepertinya cowok itu sudah sangat mahir. Maiza kembali masuk ke kamarnya, sedangkan pikirannya selalu bertanya kenapa cowok itu tidak pernah memberi tahunya.

"Adik nggak makan?" pertanyaan itu datang dari Arkan ketika melihat Maiza yang hanya duduk diam di meja makan.

Bukannya menjawab Maiza langsung melemparkan pertanyaan. "Kenapa nggak bilang kalo selama ini Aa yang masak bukan bunda?"

"Emang kalo Aa bilang itu masakan Aa, Adik mau makan hmm?"

"Ih ... t-tapi kan nggak usah bohong juga," jawab Maiza yang mulai kesal.

"Udah ... udah sekarang makan, jangan bahas lagi masalah yang itu," ucapannya sembari mengambil piring untuk Maiza.

"Aiz nanti mau belanja masak deh," kata Maiza bersemangat. Arkan menaikkan sebelah alis samar. Lalu tersenyum miring dengan kecil. "Mau belajar sama Aa?"

"Nggak lah Aiz mau belajar sendiri, tapi Aiz nggak ada uang buat beli bahan-bahannya, gimana dong?"

Arkan membuka dompet nya lalu menyodorkan sebuah kartu Atm untuk gadis itu, "Pake ini."

"Ini punya siapa?"

"Sebenarnya itu punya Adik. Nanti tiap bulan Aa bakal kirim uang untuk keperluan Adik, tapi digunain dengan baik ya, nggak boleh boros!" Maiza langsung mengambil kartu itu dengan ekspresi bingung. "Kok punya Aiz?"

"Salah satu tugas Aa kan memberi nafkah istri." Maiza mengangguk paham. "Baik a Makasih, nanti pulang sekolah Adik mau belajar masak ya."

"Iya, oh ya Aa pulangnya sore karena masih ada yang Aa harus urus, gapapa 'kan?"

"Gapapa."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARKAIZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang