Butir 2

151 13 0
                                    

PULANG

"Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan kulindungi. Aku akan mengembalakan mereka sebagaimana seharusnya."
~Yehekiel 34:16

***

KIN POV

Akhirnya aku tiba di Jakarta. Cerahnya langit langsung menyambut hangat. Sudah hampir sejam aku menunggu jemputan, kucek ponselku berkali-kali. Hingga akhirnya pesan bahwa dia sudah dekat masuk. Kuhela nafas lega dan bangkit. Kudorong troli penuh koperku ke tepi di mana mobil berseliweran.

Mungkin karena pengaruh Amerika atau memang diriku ini yang cuek, aku tidak terlalu mempedulikan kerumunan di seberang. Namun, mereka sangatlah berisik. Akhirnya kuperhatikan juga. Ada banyak wartawan dengan kamera-kamera besarnya. Apa ada presiden yang datang? Setelah melihat banyak sekali cewek-cewek muda, kurasa bukan, di antaranya ada yang membawa kertas bertuliskan, 'Welcome Ace R and Jiwoo.'

Wait, Ace R?

Kerumunan itu mendadak bergemuruh. Flash camera tiba-tiba berkedip dengan cepat. Para cewek berteriak histeris sambil mengangkat kertasnya. Dari pintu keluar muncullah beberapa orang, di antaranya ada dua orang yang paling modis. Satunya berkemeja kotak-kotak dan satunya hanya mengenakan kaos dibalut jaket kulit mahal. Walau mereka memakai masker aku langsung bisa mengenali cowok yang memakai kemeja, dia adalah Ace R alias Arfan.

Sebuah mobil hitam melintas di melewatiku dan berhenti di depan mereka. Dengan cepat mereka digiring menuju mobil itu. Para wartawan dan penggemarnya makin berisik. Aku hanya bisa memandang dari tempatku. Ah, sungguh pemandangan yang mengagumkan. Tak kusangka anak nakal itu sukses dengan sangat cepat, bahkan bisa menembus pasar musik Korea. Dia sangat hebat.

Orang berkaos yang pastinya bernama Jiwoo itu sudah masuk ke mobil, tapi Ace R mendadak berhenti. Ia menemukanku.

Lama kami saling menatap. Dia pasti sama terkejutnya denganku. Hingga akhirnya dia membuka maskernya dan tersenyum. Secara bersamaan aku merasa senang dan aneh. Kita pernah menyukai orang yang sama. Dulu ia sangat membenciku, dan sekarang ia malah tersenyum. Benar kata Mama, waktu mengubah segalanya.

Aku balas tersenyum lembut. Senyum terbaikku sebagai manusia. Hingga akhirnya orang-orang yang mengikutinya mendesaknya masuk. Mobil pun ditutup dan mereka pergi. Kerumunan mengikutinya sesaat.

Tit tit!!! Suara klakson mengagetkanku. Sebuah mobil hitam sudah ada di depanku, saat kaca dibuka aku langsung tahu siapa. Dialah jemputanku.

"Woi! Toge Gosong!"

Dia adalah Gatra.

***

Aku duduk di kursi depan. Mobil melaju lambat membelah jalanan ibu kota. Senang rasanya bisa benar-benar kembali.

"Maaf, gue telat. Gue harus ke polsek dulu tadi dan jalanan macet karena artis dari Korea itu," sahut Gatra masih dengan fokus menyetir.

Aku mengintip ke balik kerah jaketnya, ia sedang memakai seragam. "Sudah gue bilang, nggak perlu jemput gue. Lo seorang polisi sekarang, bagaimana bisa ninggalin tugas?"

Dia berdecak. "Gue itu polisi teladan. Asal tau aja, gue kemarin mendapat penghargaan sebagai polisi muda paling teladan. Ini gue lakuin buat lu, Ege!"

Aku tertawa. Cara bicaranya tak pernah berubah. "Ya, gue akui. Ketua hambalan SMA Nusa Bangsa memanglah sangat hebat."

Kami saling melirik dan kemudian tertawa lepas.

Mobil terus melaju. Makin lancar. Kupandang keluar jendela, gedung-gedung pencakar langit kami lalui begitu saja. Aku termenung, pepohonan seolah-olah seperti berlari mundur di luar sana mampu menarik tanganku untuk kembali ke belakang, demi mengulang kembali waktu-waktu yang telah lalu dan memperbaiki sesuatu yang pernah gagal. Ah, banyak sekali yang ingin kuperbaiki di masa lalu.

[BL] Stay With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang