Part: 09

1.5K 118 4
                                    

"Apa yang terjadi, Jungkook? Kenapa kamu ada di sini?" tanya Jimin.

Jimin duduk di sampingnya sambil memegang segelas bir di tangan kanannya. Dia hanya mengenakan kemeja kasual tipis longgar berwarna putih yang dipadukan dengan celana robek dan sepatu hitam.

Mereka berada di klub hanya untuk melepaskan stres atau bersenang-senang setelah hari yang melelahkan.

"Tidak bisakah aku berada di sini?" pria berambut hitam panjang keriting, ejek Jungkook.

"Sepertinya suasana hatimu sedang buruk, apa yang terjadi? Apakah ini tentang saudara tirimu lagi?" tanya Jimin sambil menyeringai.

"Aku tidak begitu paham kenapa wanita itu begitu berhasrat ingin menikah Taehyung." ucap Jungkook sambil menghela nafas dan menjulurkan lidahnya ke pipi bagian dalamnya.

"Tidakkah menurutmu dia tidak menyukaimu? Itu tebakkanku, dia ingin dongsaengmu bersama seseorang agar Tae bisa tinggal jauh darimu, bukan begitu?" kata Jimin sambil menenggak segelas birnya.

"Kalau memang itu niatnya, aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa bersamanya, aku tidak bisa jauh darinya lagi." gumam Jungkook meminum bir itu dalam sekali teguk. Cengkeraman tangannya pada kaca semakin erat, dan urat nadinya terlihat seolah-olah ia bisa memecahkan kaca ditangannya.

"Tenanglah, Jungkook, kenapa kamu tidak bersenang-senang disini sebentar? Klub seharusnya membantumu melepaskan stresmu." Jimin nyengir, ia meletakkan tangannya di bahu Jungkook.

"Lihat ke sana, mereka ngiler melihatmu. Kenapa kamu tidak mengajak bersenang-senang? Aku yakin kamu akan sedikit senang." ucap Jimin menyeringai jahat.

Jungkook melirik ke arah sekelompok gadis yang melambaikan tangan dan menjilat bibir dengan menggoda.

"Tidak tertarik, tidak ada satupun yang mirip dengan Taehyung. Aku yakin mereka tidak bisa memuaskanku." Jungkook menolaknya dan memutar mata dengan malas.

"Ayolah, aku tahu mereka tidak mirip dengan Taehyung tapi kamu bisa menggunakannya untuk sementara waktu. Sulit untukku mencari yang mirip Taehyung." kata Jimin dengan mengerutkan kening.

"Aku tak mau membuang waktuku, memandangnya saja membuatku muak, bagaimana mereka bisa memuaskanku? Baunya tidak seperti wanginya Tae." ucap Jungkook menyeringai.

"Kau tidak menyenangkan, aku hanya berusaha menghiburmu. Kenapa tidak ada satupun yang tidak berhasil? Menyebalkan sekali." ucap Jimin menghela nafas kekalahan dan merosotkan bahunya.

Tiba-tiba Jungkook merasakan ponselnya bergetar di sakunya. Dia menariknya keluar. Seringai terpampang di wajahnya melihat ID penelepon Taehyung muncul diponselnya.



Jungkook keluar dari klub yang bising. Dia menyalakan korek api dan menyalakan rokoknya. Dia menggembungkannya di antara bibirnya, menjawab panggilan Taehyung.

"Halo hyung." suara yang dalam namun indah memulai percakapan.

"Iya sayang, kenapa kamu menelponku?" jawabnya sambil mengeluarkan rokoknya untuk menghembuskan asapnya.

"Apakah kamu akan pulang malam ini?" tanya Taehyung.

"Aku rasa aku tidak bisa kembali, aku harus menenangkan diri sebentar." ucap Jungkook menghela nafas sambil menggaruk keningnya dan menghisap kembali rokok itu.

"Tapi hyung, sejak kamu kembali ke sini, kamu tidak tidur di sini. Apa kamu tidak mau tidur denganku lagi?" tanya Taehyung mengerutkan keningnya.

Bibir Jungkook berkedut ke atas mengetahui kalau dongsaengnya pasti sedang cemberut.

"Tentu saja tidak, kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu?" Jungkook terkikik.

"Aku tidak bisa merasakan kehadiranmu disini ketika aku bangun, kamu tidak ada disini bersamaku. Kurasa, kamu sangat benci bersamaku sekarang." kata Taehyung mendesah.

"Maafkan aku sayang, akhir-akhir ini aku sedang berkumpul dengan teman-temanku makanya aku jarang bisa pulang." Jungkook beralasan.

"Jadi, temanmu lebih penting dariku? Hyung, kamu menyakiti perasaanku, kamu tidak peka!" serunya, menghela nafas Taehyung cemberut.

Jungkook memukul keningnya menyadari bahwa ia telah mengacau semuanya.

"Tidak, bukan begitu, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku minta maaf!" seru Jungkook menegaskan berharap itu akan berhasil.

"Kalau begitu kembalilah ke sini sekarang, aku sudah merindukanmu." ucap Taehyung lebih cenderung memerintahkannya.

"Tapi sayang, aku dan eomma sedang tidak baik malam ini. Aku ingin menenangkan diri setidaknya sedikit. Janji, besok, aku akan ke sana."

Jungkook belum siap untuk menemui ibu tirinya karena jika ia tidak bisa mengendalikan diri.

"Lihat, kamu punya banyak alasan untuk mengabaikanku. Katakan padaku, apakah kamu bersama pacarmu itu sebabnya kamu tidak bisa datang ke sini? Kamu bersamanya, kan?" laki-laki berambut mint itu menggerutu kesal.

"Kau cemburu?" tanya Jungkook menggoda.

"Jadi, kenapa kalau aku cemburu? Kamu menghabiskan banyak waktu bersamanya. Tidak bisakah aku cemburu?" balas Taehyung mendecakkan lidahnya dipipi bagian dalamnya.

"Kamu tidak perlu cemburu karena aku tidak bersamanya. Lagipula, kamu sudah punya pacar." ucap Jungkook terkekeh.

"Tapi hyung, aku lebih menyukaimu daripada dia. Aku belum siap untuk tidur dengannya meskipun dia pacarku. Aku tahu ini aneh tapi aku lebih nyaman bersamamu, jadi tolong, kemarilah sekarang." Ucap Taehyung.

"Aku dan eomma belum berbaik, bakal canggung kalau aku datang hari ini. Aku juga tidak ingin bertemu eomma untuk sekarang." menghela nafas, Jungkook melempar rokoknya ke lantai, menginjaknya untuk mematikan asap.

"Mereka sudah tidur hyung, kamu tidak akan bertemu eomma, jadi kumohon datanglah, hyung." Taehyung memohon padanya.

"Sayang..."

"Baiklah, jangan datang, pergilah dan bersenang-senanglah dengan temanmu. Aku membencimu, hyung."

Dan panggilan itu diakhiri bahkan sebelum Jungkook bisa membalasnya. Jungkook mengangkat bahunya dan menyembunyikan ponselnya.

"Oi, Jungkook, kita berangkat sekarang? Jin hyung sudah menunggu kita." Jimin tiba-tiba muncul di sampingnya.



-TBC-

OBSESSI KAKAK TIRI (kookv)✅Where stories live. Discover now