Part: 45

647 86 5
                                    

"Jungkook, kau benar-benar melakukan apa yang kau katakan." ucap Namjoon sambil menatap laki-laki berambut mint yang sedang berbaring di tempat tidur.

"Sudah kubilang, aku tidak akan pergi tanpa dia. Dialah tujuanku datang ke sini. Tidak mungkin aku pergi tanpa dia." balas Jungkook melepas topinya dan meletakkannya di atas laci.

"Apakah kau yakin tidak akan mengikatnya? Apakah dia tidak akan melarikan diri?" Namjoon bertanya sambil menyilangkan tangannya.

"Tidak perlu mengikatnya, dia tidak akan melarikan diri karena dia tidak tahu tempat ini dan bahkan jika dia mencobanya, kita akan menemuinya sebelum dia bisa pergi dari sini." jawab Jungkook yang duduk di kasur sambil membelai rambut Taehyung.

"Bagaimana dengan ayahmu?" tanya Namjoon lagi.

"Dia tidak akan tahu meski dia menyadarinya, tidak mungkin dia bisa memberitahu pada seseorang, dan sekarang dia bisu." kata Jungkook menyeringai.

"Baiklah, jika itu yang kau katakan. Aku pergi sekarang, aku harus melakukan negosiasi dengan orang yang akan membantu kita melarikan diri dari tempat ini." ucap Namjoon menghela nafas dan berbalik.

"Baiklah." jawab Jungkook sambil menatap ke arah Taehyung. Lalu Namjoon keluar kamar sementara Jungkook selalu terpesona dengan kecantikan Taehyung.

"Akhirnya, kamu disini sekarang, kamu milikku. Tidak ada yang bisa memisahkan kita mulai sekarang." kata Jungkook tersenyum sambil mengecup puncak kepala Taehyung.

Dan Jungkook pun berbaring, menarik laki-laki berambut mint itu lebih dekat ke arahnya dan memeluknya erat agar Taehyung tidak melepaskan diri darinya.



Laki-laki berambut mint itu terbangun, dia mengatur pandangannya untuk mencoba melihat dengan benar lalu ia perlahan-lahan duduk di tempat tidur sambil mengamati sekeliling kamar.

Taehyung tidak familiar dengan ruangan ini, dia mengamatinya dengan seksama sambil memikirkan dimana ia berada. Dia mendesis saat merasakan sakit yang menyengat di lehernya.

Tiba-tiba, ia teringat apa yang terjadi padanya. Dia berdiri dari tempat tidur dan berlari ke pintu. Dia memegang kenop pintu dan hendak membukanya tetapi dibuka oleh seseorang dari luar.

Matanya Taehyung membelalak, menelan ludah dengan kasar melihat Jungkook berdiri tepat didepannya.

"Kamu sudah bangun, apakah kamu ingin makan?" Jungkook bertanya dengan tangan di sakunya.

"Di mana aku? Kemana kau membawaku?" tanya Taehyung mundur sedikit untuk menjaga jarak mereka berdua.

"Aku tidak melihat ada alasan bagimu untuk mengetahuinya. Yang penting kamu ada disini." jawab Jungkook singkat.

"Apa yang kau lakukan?! Ini penculikan, hyung! Segalanya akan menjadi lebih buruk! Apa kamu gila?!" teriak Taehyung kesal.

"Penculikan? Aku hanya mengambil apa yang menjadi milikku, apa itu salah?" tanya Jungkook sambil mengangkat bahunya.

"Aku bukan milikmu, hyung! Aku bukan milikmu siapapun! Kau tidak bisa melakukan ini padaku, ini salah, hyung!" gerutu Taehyung meraih kerah baju hyungnya.

Matanya membelalak saat Jungkook mendorongnya ke tempat tidur hingga membuatnya terjatuh di kasur empuk. Jungkook meraih rahangnya memaksanya untuk menatapnya.

"Kamu hanya milikku sejak awal, saat pertama kali aku bertemu denganmu, kau sudah menjadi milikku, tidak ada yang memilikimu selain aku. Kamu bilang kamu juga mencintaiku, kan? Jadi kenapa kamu tidak bisa menerimaku saja?" geram Jungkook memelototi Taehyung.

"Jangan salah paham, hyung! Aku mencintaimu hanya sebagai saudaraku! Hanya itu maksudku. Apa maksudmu aku milikmu sejak awal? Pertama kali kita bertemu adalah dipernikahan orang tua kita!" kata Taehyung menjelaskan.

"Bohong! Kau cemburu pada Hyekyung! Jangan bilang itu hanya cinta persaudaraan." ucap Jungkook bersikeras.

"Kau benar, hyung. Aku cemburu karena aku takut kau akan meninggalkanku lagi. Tapi sekarang aku paham kalau aku salah karena merasa seperti itu. Kau membuatku terbiasa denganmu dan aku benci itu! Aku benci itu sangat banyak!" seru Taehyung sambil meninju pelan dada Jungkook.

"Jangan bilang kau membenciku, dan kau juga mohon pada penisku, apa kau tidak ingat saat kau sedang mabuk?" tanya Jungkook terkekeh.

Kini, Taehyung tahu kalau apa yang diimpikannya bersama hyungnya itu bukan sekedar mimpi tapi sebuah kenangan.

"Ak-aku mabuk! K-kamu memanfaatkanku!" teriak Taehyung mendorong Jungkook menjauh.

"Tidak, aku tidak melakukan itu, kamulah yang pertama menciumku dan aku hanya memberikan apa yang kau inginkan." kata Jungkook menyeringai.

"B-bohong! Itu semua bohong! Tinggalkan aku sendiri! Aku tidak ingin melihat wajahmu!" Taehyung berteriak sekuat tenaga. Jungkook menghela nafas dan melepaskan laki-laki berambut mint itu.

"Baiklah, kau menang kali ini tapi aku ingin memberitahumu bahwa kami akan berangkat secepatnya jadi sebaiknya kau dalam kondisi yang baik-baik sebelum kita berangkat." kata Jungkook dan berbalik pergi.

"Sudah kubilang! Aku tidak mau ikut denganmu! Appa butuh bantuanku!" seru Taehyung bersikeras.

"Suka atau tidak, kau ikut denganku. Aku akan menggunakan kekerasan jika itu perlu." ucap Jungkook singkat dan meninggalkan ruangan.

Taehyung memeluk lututnya dan menangis. Dia khawatir tentang ayahnya. Taehyung tidak tahu apakah ayahnya baik-baik saja sekarang atau apa yang sedang dia lakukan saat ini.



"Putramu datang ke sini dan dia membawa Taehyung bersamanya. Kurasa putramu ingin Taehyung bersamanya karena suatu alasan!" kata Detektif Jan menjelaskan setelah melihat rekaman CCTV.

Untungnya, detektif memberi Seojoon sebuah arloji untuk digunakan ketika sesuatu yang buruk terjadi padanya.

Seojoon menarik kemeja detektif itu dan menunjukkan ponselnya.

"Kami sudah melakukan patroli di seluruh jalan untuk memastikan mereka tidak melarikan diri. Dan kami juga melakukan pencarian di seluruh area ini." jawab Detektif Jan.

Seojoon menghela nafas lega berharap Taehyung akan baik-baik saja.



-TBC-

Jadikah jk dan tae pergi? Mau tau gk? Tunggu part selanjutnya, hehe🙊

OBSESSI KAKAK TIRI (kookv)✅Where stories live. Discover now