Part: 17

1.1K 100 2
                                    

Hai aku kembali lagi📢

•   •   •

Kakak tirinya sekarang sedang sarapan dengan canggung bersama orangtua mereka. Anak bungsu di keluarga itu diam seperti biasanya membuat orangtuanya khawatir.

"Aku sudah selesai, aku akan pergi." kata laki-laki berambut mint itu berdiri dari kursinya.

"Tapi Tae, kamu bahkan belum menghabiskan makananmu. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Yoona sambil menatapnya.

Lalu Taehyung tersenyum paksa dan menjawabnya, "Aku baik-baik saja. Hyung, ayo berangkat sekarang."

Taehyung berjalan pergi, Jungkook menghabiskan makanannya dan pergi juga.

"Suasana hatimu masih buruk, apa yang terjadi?" tanya Jungkook dengan membukakan pintu mobil untuk Taehyung.

Taehyung menghela nafas dan masuk ke dalam mobil sambil duduk di samping kursi pengemudi. Jungkook mengikutinya, pergi ke kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobil.

"Aku benar-benar kesal saat ini. Aku benci kalau kamu seperti ini." kata Jungkook saat mengemudi.

"Maafkan aku hyung, aku hanya khawatir. Bagaimana jika aku menemuinya hari ini? Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan." jawab Taehyung sambil menghela nafas sambil memegang sabuk pengaman mobil.

"Apakah kamu ingin berkencan denganku?" tanya Jungkook menghentikan mobilnya ketika lampu merah muncul dilampu lalu lintas.

"Apa?"tanya Taehyung dengan bingung dan menatapnya. Jungkook membalikkan wajahnya ke arah Taehyung dan tersenyum.

"Kita jarang bersama dan kamu sedih. Anggap saja ini kencan saudara dan aku bisa berjanji akan membuatmu bahagia. Jadi, apa kamu mau ikut denganku?" balas Jungkook dengan bertanya.

"Tapi kita harus masuk kelas, hyung." cemberut Taehyung. Jungkook terkekeh dan mengacak-acak rambut dongsaengnya.

"Tentu saja, setelah kelas selesai. Jadi kamu mau menerimanya?" tanyanya sekali lagi.

"Oke, tapi pastikan membawaku ke tempat yang indah, kalau tidak aku akan merajuk." kata Taehyung.

"Tentu, semuanya untuk bayiku yang lucu." ucap Jungkook terkikik dan mulai mengemudi lagi.

Mereka sampai di Universitas, Jungkook keluar terlebih dahulu dan membukakan pintu mobil untuk adiknya. Dia mengulurkan tangannya agar Taehyung meraihnya dan diterima oleh muda itu.

"Ayo masuk ke dalam, ya?" ucap Jungkook sambil memegang tangan Taehyung.

Taehyung menganggukkan kepalanya dan mengabaikan kenyataan bahwa mereka berpegangan tangan karena sudah terbiasa. Mereka berjalan di lorong dengan beberapa siswa di lorong dan bergumam.

Tiba-tiba, Taehyung melihat pacarnya, Minsoo yang sedang memperhatikan mereka. Minsoo melihat Jungkook menyeringai dan tangan kanannya meluncur dipinggang Taehyung.

"Jangan lihat dia, sudah kubilang, abaikan saja dia." bisiknya pada Taehyung.

Laki-laki berambut mint itu mematuhinya dan malah melihat ke tempat lain. Mereka melewati pacarnya Taehyung tanpa menghiraukan kehadirannya seolah-olah dia bukan siapa-siapa.

"Sepertinya kamu bertengkar dengan pacarmu ya." goda teman Minsoo dan menaruh tangannya di bahu Minsoo.

"Aku harus pergi." jawabnya melepaskan tangan temannya dari bahunya dan berjalan keluar dengan tangan mengepal dan jelas terlihat kesal di wajahnya.

"Hyung, kelasku ada disini, kamu boleh pergi sekarang." ucap Taehyung berhenti didepan kelasnya.

"Baiklah, tapi beritahu aku jika bajingan itu mengganggumu." ucap Jungkook sambil menatap wajah Taehyung.

"Aku mengerti hyung, terima-kasih." Taehyung tersenyum dan mengecup pipi hyungnya.

"Bagus, aku pergi sekarang." Jungkook tersenyum kembali dan pergi. Lalu laki-laki berambut mint itu masuk ke dalam dan duduk di samping jendela.

"Hai, Taehyung, aku Marilyn, bolehkah aku duduk disini?" gadia itu memperkenalkan dirinya dengan senyum terpampang diwajahnya.

"Ya, tentu saja bisa." jawab Taehyung memindahkan tasnya untuk memberi ruang baginya.

"Ngomong-ngomong, siapa pria tampan yang bersamamu itu? Apakah dia pacarmu?" tanya Marilyn dengan rasa ingin tahu.

"Hah? Bukan, dia hyungku." balasnya sambil menatapnya.

"Hyungmu? Tapi kalian berdua baik-baik saja bercium?" tanyanya dengan bingung.

"Ya, dia saudara tiriku dan kami sudah melakukan itu sejak masih kecil." kata Taehyung beralasan.

"Aneh, apakah kamu menyukainya? Maksudku, lebih dari sekedar saudara laki-laki?" tanya Marilyn lagi.

"Tidak, tentu saja tidak, kenapa kamu bertanya seperti itu?" Taehyung langsung menjawab dan membuang muka.

"Meskipun kalian dekat satu sama lain, kalian berdua pasti mengalami kedewasaan. Kalian berdua sudah cukup dewasa untuk hal itu." kata Marilyn sambil menghela nafas.

"Tidak ada yang salah dengan itu. Aku dan hyung merasa nyaman satu sama lain dan kami pun tidak punya masalah melakukannya." balas Taehyung sambil memelototinya.

"Hanya nyaman atau kamu menyukainya? Atau dia menyukaimu? Bisa dibilang, dia menyukaimu. Dia bias dan posesif. Apa kamu tidak menyadarinya?" tanya Malilyn.

"Bukan begitu, hyung tidak ingin ada yang menyakitiku makanya dia seperti itu." jawab Taehyung seadanya.

"Tetap saja, tapi apa kamu tidak mendengar rumor yang menyebar disini? Kamu punya pacar tapi kamu mengandalkan atau katakanlah, menggoda hyungmu, bukan dia dan umurmu sudah tidak muda lagi, kamu bisa memutuskannya sendiri." jelas Marilyn.

"Itu salah paham--"

"Tapi bukan itu yang mereka yakini. Mereka percaya pada apa yang akan mereka lihat daripada penjelasanmu." kata Marilyn memotongnya.

Laki-laki berambut mint itu terdiam dan melihat catatannya.

"Jika kamu mau, kamu bisa menunjukkan kepada mereka bahwa mereka salah dengan mengabaikan hyungmu disini atau berpisah dengannya untuk sementara waktu. Itu akan berhasil sehingga kesalahpahaman jadi jelas." katanya dan menyeringai ketika pria cantik itu tidak menanggapi.

Laki-laki berambut mint itu mengabaikannya dan bersikap seolah sedang menulis sesuatu. Tapi dia sedang memikirkannya.



-TBC-

OBSESSI KAKAK TIRI (kookv)✅Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon