Part: 33

1.3K 95 8
                                    

Author up lagi!✌

Laki-laki berambut mint itu mendesis kesakitan karena sakit kepalanya. Dia tidak bisa menahan tangisnya dan memanggil hyungnya.

"H-hyung!" seru Taehyung terisak saat merasakan kepalanya mau pecah.

"Sekarang kamu tahu apa yang akan terjadi setelah kamu minum." ucap Jungkook. Taehyung mendengar suara hyungnya memarahinya.

"Sa-sakit hyung, ke-kepalaku sakit. M-mau pecah rasanya." Taehyung menangis dengan air mata yang terus berjatuhan.

Jungkook hanya menggelengkan kepalanya sambil meletakkan nampan makanan berisi obat pereda nyeri di atas laci. Dia duduk di tempat tidur di samping Taehyung.

"Aku akan membantumu." ucap Jungkook, lulu dia menyelipkan tangannya di belakang leher Taehyung, membantunya untuk duduk tetapi pemuda itu terus merintih kesakitan.

"Berhentilah menangis, ini salahmu, kamu tidak boleh minum jika kamu tidak bisa menangani alkohol." ucap Jungkook memarahi Taehyung yang masih menangis.

"I-itu salahmu." kata Taehyung terisak sambil melotot ke arahnya.

"Dan bagaimana ini bisa menjadi salahku?" tanya Jungkook sambil mendesah tak percaya.

"K-kamu tidak menjemputku, aku menunggumu tetapi kamu tidak datang. A-aku marah." kata Taehyung menangis lebih keras.

Jungkook memukul keningnya sendiri karena tahu ia tidak bisa memenangkan pertengkaran dengan yang lebih muda.

"Baiklah, ini salahku, sekarang tutup mulutmu. Berhentilah menangis dan aku akan memberimu obat pereda nyeri." ucap Jungkook menghela nafas mengambil nampan makanan.

Taehyung menyeka air matanya namun tetap terisak.

"Ini, ambil ini dan minum supnya untuk mengurangi mabukmu." ucap Jungkook dan Taehyung meminum obat pereda nyerinya.

Taehyung meminum obat penghilang rasa sakit dan menghela nafas.

"Anak baik, bersiaplah kamu harus menghadiri kelas." ucap Jungkook sambil mengacak-acak rambutnya Taehyung.

"Tapi hyung, sepertinya aku tidak bisa menghadiri kelas, kepalaku sakit sekali." rengek Taehyung sambil cemberut.

"Jangan membuat alasan apapun, nanti akan hilang." kata Jungkook meninggalkan ruangan.

Lalu laki-laki berambut mint itu menggerutu pelan, mengutuk hyungnya dengan suara kecil...



Setelah Malam Itu.

Taehyung masih merasakan sakitnya, tapi sedikit. Entah kenapa, dia tidak tahu, punggungnya sakit dan sulit berjalan.

Taehyung masih marah tapi dia tidak punya pilihan selain mengikuti hyungnya. Dia mengenakan sweter rajutan wafel leth Cappucino yang dipadukan dengan celana chino kepar katun meruncing dan atasan rendah converse chuck 70 buatan berat semuanya.

"Kamu sudah selesai? Ayo pergi sekarang." ucap Jungkook saat melihat laki-laki berambut mint itu turun.

Taehyung sedang melihat atau lebih mungkin memelototinya.

Dia mengenakan kaos lengan panjang berlogo yang dipadukan dengan celana jogger kotak-kotak dengan sepatu kets hip-hop.

"Jangan kesal, kudengar ujianmu akan datang jadi kamu tidak boleh melewatkan pelajaranmu." ucap Jungkook sambil memegang tangannya dan meluk punggungnya.

"Tapi aku masih kesakitan, hyung. Punggungku sakit, badanku sakit." Taehyung cemberut sambil menempel padanya.

"Aku akan membelikanmu permen, hmm." kata Jungkook mencoba menghibur laki-laki cantik itu dan menciun atas kepalanya.

"Oke, tidak apa-apa."

Tiba-tiba, pemuda itu menjadi energik dan wajah cemberutnya berubah menjadi wajah tersenyum kotaknya.

Jungkook tertawa kecil dan mengecup kening Taehyung.

"Kalau begitu, ayo berangkat sekarang sebelum aku berubah pikiran." kata Jungkook tersenyum sambil membawa Taehyung bersamanya.



Yoona sedang menunggu Taehyung di Universitas. Dia tahu bahwa anak laki-lakinya itu tidak akan muncul dihadapannya sampai kapanpun.

Yoona melihat mobil yang dikenalnya datang karena mengetahui itu adalah mobil Jungkook. Dia bersembunyi di balik mobilnya menunggu Jungkook pergi.

"Taehyung!" panggil Yoona pada laki-laki berambut mint itu. Tapi Taehyung menghindarinya dan berjalan secepat yang ia bisa.

"Taehyung, ayo kita bicara sayang. Ini penting." kata Yoona sambil memegang tangannya.

Namun, Taehyung melepaskan tangannya.

"Aku tidak mau, aku yakin ini tentang menghancurkan hyung lagi." balas Taehyung sambil melotot ke arahnya.

"Kau benar, tapi kali ini, aku punya bukti untuk membuktikan bahwa aku benar." ucap Yoona dan menunjukkan alat perekam padanya.

"Apa itu?" tanya Taehyung.

"Jika kamu mendengarkan ini, kamu akan percaya padaku. Jungkook mempunyai niat yang berbeda padamu. Apapun yang kamu dengarkan ini, itu semua keluar dari mulutnya." kata Yoona dan memberikan alat perekam itu padanya.

Taehyung melirik alat perekam itu yang bentuk pena di telapak tangan ibunya dan kembali pada Yoona, ibunya.

"Tolong, pikirkanlah. Aku tahu kamu tidak terlalu mempercayaiku tapi tolong kali ini, percayalah padaku. Kamu akan mengerti kenapa aku melakukan ini. Kembali ke mansion keluarga kita nak. Aku akan menunggumu di sana." gumam Yoona dengan mata berkaca-kaca dan mengecup keningnya. Lalu dia meninggalkan Taehyung yang bingung dangan penasarannya.

Sementara itu Jungkook mendengarkan seluruh percakapan mereka dengan alat pendengar yang ia masukkan ke dalam tas Taehyung tadi.

"Dia pintar." kata Jungkook terkekeh masih duduk didalam mobil.

Jungkook tidak percaya Yoona cukup pintar untuk merencanakan hal seperti itu.

"Semuanya jadi rumit, kau pantas mati." gumam Jungkook pelan, nyengir.

Lalu Jungkook menyalakan mesin mobilnya dan pergi.



-TBC-

OBSESSI KAKAK TIRI (kookv)✅Where stories live. Discover now