Part: 36

945 98 7
                                    

Laki-laki berambut mint itu terbangun dengan hyungnya yang sedang berpelukan dengannya. Dia meringkuk di lekuk leher Jungkook menyukai kehangatan hyungnya.

Entah kenapa, ia ingin bertanya pada hyungnya tentang apa yang terjadi pada malam saat dia mabuk. Karena dia mendapat mimpi aneh, bukan, mimpi basah dengan hyungnya.

Ini tentang dia berhubungan seks dengan hyung. Dia tahu kedengarannya aneh tapi kenapa ia tersipu?

Taehyung tidak bisa tidak memikirkan bagaimana ia harus menghilangkan erangan yang bergema di otaknya.

Taehyung bisa dengan jelas mendengar suaranya mengerang dan memohon pada hyungnya. Dia tidak menyadari bahwa ia sedang menancapkan kukunya ke dalam.

Jungkook bertelanjang punggung sambil memikirkan bagaimana ia harus menghentikan erangan di benaknya.

"Taehyung, ada apa? Kukumu menusuk punggungku."

Tiba-tiba Taehyung tersentak saat mendengar suara hyungnya. Lalu ia menatap hyungnya sambil menelan ludah. Apakah dia bodoh karena tidak menyadari betapa panasnya Jungkook ketika ia bangun?

'Aish, apa yang aku pikirkan?' pikiran Taehyung kembali menyusupkan wajahnya ke lekukan leher Jungkook.

"Apa ada masalahnya?" tanya Jungkook.

Taehyung merasa gila memikirkan betapa tampannya suara hyungnya. Itu hanya suara Jungkook tapi itu membuatnya gila.

'Ini gila, kenapa aku memikirkannya? Ini hyungmu Tae, jangan berpikir seperti itu!' seru Taehyung memarahi otaknya karena bersikap jahat atau lebih tepatnya mesum.

"Kenapa kamu menyembunyikan wajah cantikmu dariku baby? Ayolah, aku ingin melihat wajah cantikmu dipagi hari." ucap yang lebih tua bertanya dan mengangkat dagu Taehyung untuk melihatnya.

Namun, kini wajahnya Taehyung berwarna merah seperti tomat baru saja matang.

"Kenapa wajahmu merah sekali? Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu merasa mual atau lainnya?" tanya Jungkook cemas sambil menyentuh wajah Taehyung.

"Aku-- baiklah, aku akan pergi ke kamar mandi. Sampai jumpa." kata Taehyung menjawabnya bahkan tidak peduli untuk melihatnya lagi.

Taehyung berdiri dan berlari ke dalam kamar mandi meninggalkan Jungkook yang kebingungan.

"Ayo turun saja, aku akan masakkan makanan untuk kita." kata Jungkook menghela nafas sambil berdiri dari tempat tidur.

"O-oke, hyung, ngh."

'Tunggu, apa hyung mendengar eranganku?'

Jungkook hanya menggelengkan kepalanya karena mengira itu bukan apa-apa dan turun ke bawah.

Sementara itu laki-laki berambut mint itu tanpa sengaja mengerang saat menyentuh kemaluannya yang keras sambil duduk dibak mandi kamar mandi.

Taehyung tidak tahu kenapa ia bersikap keras tapi dia tidak ingin mempermalukan dirinya didepan hyungnya.



Taehyung turun ke bawah melihat hyungnya didapur mengenakan celemek dan celana jogger abu-abu tanpa atasan. Dia hanya bisa menatap Jungkook yang sedang memasak saat ini.

Matanya tidak bisa lepas dari otot-otot itu dan tubuh indah hyungnya. Dan dia tidak menyadari sekali lagi kalau dia ngiler melihat hyungnya.

"Kamu sudah selesai, datang dan bantu aku." kata Jungkook. Taehyung kembali sadar dan tersenyum canggung.

Taehyung membantu Jungkook menyiapkan makanan di atas meja. Dia menggigit bibir bawahnya saat Jungkook melepas celemeknya sehingga memperlihatkan seluruh tubuhnya.

"Mari makan." ucap Jungkook sambil menarik kursi untuk laki-laki berambut mint itu.

"H-hyung, bisakah kamu memakai baju?" tanya Taehyung sambil mengusap tengkuknya.

"Hah? Kenapa?" jawab Jungkook dengan bingung sambil memasukkan tangannya ke dalam saku.

"O-ototmu membuatku takut, t-tolong pakailah sesuatu." kata Taehyung dengan alasan yang tidak masuk akal, Taehyung sangat ingin memukul dirinya sendiri dan membiarkan lantai menelannya.

"Tapi ini bukan pertama kalinya kamu melihatku setengah telanjang." ucap Jungkook.

"I-itu tidak nyaman hyung, pergi saja dan kenakan bajumu sekarang. Apa gunanya baju jika kamu tidak mau memakainya?" tanya Taehyung beralasan.

"Oh, baiklah." Jungkook hanya menuruti adik tiri bungsunya itu.

Lalu Jungkook naik ke atas untuk pergi dan mengambil baju sementara Taehyung mengumpat sambil memikirkan betapa bodohnya ia. Kenapa dia malah memberitahu hyungnya. Sayang sekali kenapa lantai tidak bisa memakannya saja?



Yoona sedang dalam perjalanan bisnisnya. Dia sedang mengemudi di jalan yang panjang. Sedangkan Namjoon menunggu dipinggir jalan untuk menunggunya.

"Aku melihat mobilnya, dia mengendarai mobil hatchback ford merah, dia lewat sana. Kamu bisa mulai sekarang." kata Namjoon pada Jin melalui telepon.

"Oke." jawab Jin.

Di sisi Jin, ia melihat mobil datang, dia menekan remote untuk sesuatu yang terhubung ke truk.

Lalu kembali lagi saat Yoona sedang mengemudi, ponselnya terjatuh ke bawah mobilnya. Dia hendak mengambilnya tetapi ia melihat sebuah truk datang didepannya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, tidak ada pengemudi didalam truk itu. Yoona mencoba menghentikan mobilnya tetapi ia tetap menabrak truk.

"Kerja bagus." kata Jimin tersenyum melihat dari seberang jalan.



"Taehyung, kenapa kamu terburu-buru?" tanya Jungkook ketika dia melihat pemuda berambut mint itu turun ke bawah.

"H-hyung, e-eomma, d-dia meninggal." ucap Taehyung menangis.

"Apa yang kamu bicarakan?" tanya Jungkook seolah ia tidak tahu apa yang terjadi.

"A-ayo kita ke rumah sakit, me-mereka bilang jenazahnya ada di kamar mayat." seru Taehyung sambil memegang tangan Jungkook.

"Tenang saja ya? Kita berangkat ke sana kalau itu maumu. Aku ambil saja jas dan kunciku." kata Jungkook sambil menangkap kedua pipinya Taehyung. Dan Taehyung menganggukkan kepalanya dan masih menangis.

Jungkook naik ke atas untuk mengambil mantel dan kuncinya. Tapi sebelum dia turun, dia menghubungi hyungnya, memberi selamat kepada mereka karena melakukan pekerjaan dengan baik.



-TBC-

Akhirnya...

OBSESSI KAKAK TIRI (kookv)✅Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon