Part: 25

1.1K 108 14
                                    

Yoona berada di ruangan interogasi.
Dia sedang duduk di kursi dengan polisi detektif didepannya. Dia terus menggerakkan jarinya di atas meja, gugup memikirkan pertanyaan apa yang akan diajukan padanya.

"Nyonya Kim, anda adalah CEO perusahaan itu. Apakah anda mengenal korban?"

"...aku tidak kenal dia." kata Yoona berbohong sambil mengalihkan pandangan dari detektif itu.

"Nyonya Kim, lebih baik anda bekerja sama dengan kami. Tolong beritahu kami apa yang sebenarnya terjadi."

"Dia mata-mataku." kata Yoona mengakuinya.

"Memata-matai siapa?"

"Untuk memata-matai anak tiriku, Jungkook." ucap Yoona.

"Untuk apa?"

"Untuk memisahkan dia dan putra kandungku, Taehyung." kata Yoona dengan gugup.

"Apa yang anda maksud dengan itu, Ny.Kim?"

"A-anak tiriku, dia menyukai anak kandungku, Taehyung. Tidak, lebih tepatnya, dia terobsesi pada anakku dan aku takut apa yang bisa dia lakukan pada anakku." kata Yoona sambil menggigit bibir bawahnya.

"Bagaimana menurutmu dia bisa terobsesi?"

"Kami membawa Jungkook ke rumah sakit jiwa saat itu dan kami memisahkannya dengan anakku Taehyung karena dia tidak ingin Taehyung berteman dengan orang lain. Dan ketika dia kembali, keadaannya menjadi lebih buruk. Dia ingin mendapatkan putraku dan bahkan menikah dengannya, tapi detektif, itu salahkan? Mereka bersaudara dan mereka tidak bisa bersama, kerena mereka saudara." kata Yoona

"Sejauh yang saya lihat, sepertinya putra anda adalah bagian dari kasus ini. Dia adalah target dan ada kemungkinan besar Jungkook menangkap wanita itu membunuhnya dan memberikan mayatnya kepada anda sebagai ancamannya."

"Itu juga yang aku pikirkan, detektif, tolong selidiki juga anak tiriku itu, aku yakin dialah tersangkanya saat ini." mohon Yoona.

"Kami akan melakukan itu, kami akan menyelidikinya. Terima-kasih atas kerja sama anda Ny.Kim. Anda boleh pergi sekarang." kata pak detektif.

Yoona berdiri dan menundukkan kepalanya lalu pergi. Sebelum dia keluar dari ruangan ini dia menyeringai sambil menyeka air matanya.



Jungkook sedang mengerjakan rencana kelasnya untuk kelas olahraga siswa. Dia agak stres dengan pelajaran itu.

"Tuan Jeon."

Dia panggil oleh seseorang. Dia memalingkan wajahnya ke suara itu dan melihat seorang laki-laki berusia 20-an.

"Ya, apa yang kamu butuhkan?" jawabnya dengan bertanya.

"Dongsaengmu, menangis diluar." kata laki-laki itu dan Jungkook berdiri lalu keluar fakultas untuk menemui adiknya.

Jungkook melihat Taehyung sedang duduk di lantai, punggungnya bersandar di dinding dan memeluk lututnya sambil menangis. Para siswa yang lewat memandangnya dengan bingung.

"Taehyung, ada apa?" tanya Jungkook sambil berlutut didepan Taehyung.

Pemudah berambut mint itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan memeluknya.

"Apa yang telah terjadi?" tanya Jungkook dengan cemas sambil membelai punggung pemuda itu.

"A-ayo kita pergi dari sini, hyung. A-aku takut." kata Taehyung menangis di bahu Jungkook.

"Kenapa kamu seperti ini? Katakan padaku ada apa?!" tanya Jungkook sambil meraih wajah Taehyung agar dia melihatnya.

"Nggak mau, a-aku takut." kata Taehyung menangis semakin keras dan mencengkeram kemeja Jungkook kuat.

"Aku disini, tidak ada yang akan menyakitimu. Bicaralah sekarang, Tae." kata Jungkook meyakinkan pemuda itu.

Tapi laki-laki berambut mint itu menggelengkan kepalanya, bersikeras untuk tidak mengatakan sesuatu yang membuat hyungnya marah.

"Apakah kamu ingin aku mengirimmu kembali ke mansion, ya?! Jika kamu hanya ingin menangis terus, kamu tidak boleh datang ke sini untuk mempermalukanku." kata Jungkook mengerang. Dia berdiri tetapi Taehyung menahan kaki kirinya.

"Pro-profesor C-Choi." kata pemuda itu tergagap saat mencoba mengatakan sesuatu.

"Apa yang dia lakukan padamu?" tanya Jungkook, tangannya mengepal untuk mengendalikan amarahnya.

"D-dia m-mengancamku, d-dia bilang j-jika a-aku tidak melakukan hubungan seks dengannya, d-dia akan me-membunuhku. dan...sebarkan video palsu tentangku. D-dia bilang bah-bahwa aku gay dan...menjijikkan." ucap Taehyung sambil menangis, gemetar gugup.

Jungkook menggendong pemuda yang menangis itu dan menyembunyikan wajahnya di lekuk lehernya.

"Tidak apa-apa, kita pergi sekarang, berhentilah menangis, aku disini sekarang." kata Jungkook menenangkan pemuda cantik dipelukannya ini.

Jungkook pun berjalan meninggalkan Universitas dan membuka pintu mobilnya. Dia memasukkan Taehyung ke dalam mobilnya dan menutup pintunya. Sebelum dia masuk ke dalam juga, dia mengirim pesan kepada seseorang lalu dia pun masuk dan menyalakan mesin mobil pergi.



-TBC-

Jangan tanya kenapa dikit banget upnya, itu udah bagus author up😁✌

OBSESSI KAKAK TIRI (kookv)✅Where stories live. Discover now