Part: 20

1.1K 126 5
                                    

Jangan lupa di nonton video di atas👆

Yoona benar, Jungkook tidak bisa fokus pada satu hal jika sedang kesal. Laki-laki berambut hitam itu sedang berada dikamarnya, dirumah hyungnya atau temannya.

Jungkook sedang duduk dikursi sambil memegang sebotol bir. Dia begitu merasa terbuang hingga dia tidak bisa memikirkan apapun meskipun ia sedang menonton gerakan Taehyung di layar ip besar.

"Jika kamu berhenti minum, aku mungkin akan memberitahumu sesuatu yang aku yakin kamu akan tertarik." tiba-tiba, suara Yoongi muncul dibelakangnya tanpa ia menyadari lelaki itu masuk ke dalam kamarnya.

"Aku sedang tidak mood untuk bicara sekarang." Jungkook hanya menjawab dan mengambil kaleng bir lain.

"Apakah kamu yakin? Padahal itu tentang dongsaeng cantikmu?" tanya Yoongi terkekeh, bersandar didinding dan memainkan korek api dengan melemparkannya ke atas dan menangkapnya kembali.

Jungkook mempererat cengkeramannya pada kaleng bir saat mendengar itu.

"Apa maksudmu?" Jungkook meminta jawab dan minum lagi.

Yoongi menyeringai, mengambil kursi lain dan meletakkannya di samping muda itu lalu ia duduk dikursi dan menyalakan rokoknya lagi.

"Aku menemukan mata-mata, aku yakin itu mata-mata ibu tirimu karena dia terus memanggilnya nyonya. Dia pasti menceritakan sesuatu kepada saudara tirimu, itu sebabnya dia bereaksi seperti itu tadi." ucap Yoongi sambil mengepulkan rokok di antara bibirnya.

"Wanita tua itu lagi, lagi-lagi dia." gerutu Jungkook sambil meremukkan kaleng bir ditangannya.

"Kapan kau berencana membunuhnya? Kita sudah menunda tanggal itu untuknya." desah Yoongi sambil bermain-main dengan asap rokoknya.

"Aku hanya mencari waktu yang tepat. Dia tetap ibunya Tae, aku harus berhati-hati." jawabnya sambil menyandarkan kepalanya dikursi belakang.

"Tapi dia mengganggumu dan itu memakan waktu terlalu lama, hubunganmu dengan adik tirimu bisa jadi semakin kacau." ujar Yoongi.

"Aku tidak peduli, aku harus menangani Tae dulu." gerutu Jungkook.

"Jika itu yang kamu katakan, aku akan pergi sekarang. Semoga beruntung." kata Yoongi lalu berdiri dan menepuk bahu Jungkook sebelum meninggalkan ruangan.



"Sudah 3 hari putramu tidak pulang. Tahukah kamu kemana dia pergi?" tanya Yoona sambil makan.

"Dia tidak mengatakan apapun kepadaku." Seojoon menghela nafas.

"Bagaimana denganmu, Tae?" tanya Seojoon dan melirik ke arah laki-laki berambut mint didepannya.

"Entahlah." jawab Taehyung tanpa memandangnya.

"Apakah kalian bertengkar? Dia seperti ini saat kalian berdua bertengkar." Seojoon menyatakan, bertanya Namun, laki-laki berambut mint itu tidak menjawabnya dan hanya memakan makanannya saja.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu padanya? Mungkin karena pacarnya." kata Yoona memutar matanya memalas.

"Baru teringat masa kecil mereka, dia seperti ini saat berdebat dengan Taehyung." Seojoon beralasan.

"Aku sudah selesai, aku pergi sekarang!" tiba-tiba, Taehyung berdiri dan meninggalkan meja makan. Dia keluar rumah dengan mengenakan jaket coklat yang dipadukan dengan celana longgar abu-abu dan sepatu putih.

Taehyung melihat Jungkook diluar rumah mereka menutup pintu mobilnya, Jungkook mengenakan hoodie abu-abu yang dipadukan dengan skinny jeans hitam.

"Hyung..." ucapnya dan mencengkeram tangan Jungkook.

"Ada apa?" laki-laki berambut hitam itu menjawabnya sambil menghela nafas.

"Kenapa kamu tidak muncul berapa hari ini? Eomma dan Appa sedang mencarimu." tanya Taehyung sambil menggigit bibir bawahnya.

"Aku pergi mengunjungi pacarku." kata Jungkook hanya menjawab sambil melihat ponselnya.

"Tapi aku merindukanmu, hyung." gumam Taehyung sambil menatap Jungkook.

"Merindukanku? Kenapa? Apakah pacarmu bertengkar lagi denganmu?" Jungkook mencibirnya dan menyilangkan tangan.

"Kenapa? Apakah kamu akan membunuhnya? Kalau begitu lakukanlah." kata Taehyung memberanikan diri.

"Dia bukan masalahku lagi, aku disini hanya ingin memberitahu Appa bahwa aku akan tetap bersama pacarku." kata Jungkook menyeringai.

"Jadi, kamu akan merawatnya, dan bukan aku?" tanya Taehyung sambil mengepalkan tinjunya.

"Ya, dia pasanganku dan dia memahamiku dengan baik. Dan kamu juga punya kehidupanmu sendiri, kamu bilang padaku untuk tidak mengganggumu, kan?" kata Jungkook terkekeh sambil berderit.

"Setidaknya kamu harus menjawab panggilan dan pesanku." gumam Taehyung tak suka dan entah mengapa, air mata mengalir dari matanya.

"Kenapa? Apa aku harus melakukan itu? Aku yakin kamu bersama pacarmu dan kamu memilih dia daripada aku." kata Jungkook membalas dengan nada mengejek.

"Ta-tapi aku mengkhawatirkanmu, hyung. Kamu selalu menjawab panggilan dan pesanku hanya dalam hitungan detik. A-aku tidak percaya kamu bisa mengabaikanku begitu lama." laki-laki berambut mint itu terisak.

"Taehyung, aku sudah cukup dewasa, aku bisa menangani diriku sendiri. Lagi pula, aku tidak butuh kekhawatiranmu, kamulah yang seharusnya mengkhawatirkan pacarmu, bukan aku." kata Jungkook tersenyum dan melepaskan tangan Taehyung dari tangannya.

"S-sejak kapan aku tidak boleh mengkhawatirkanmu?! Apa kamu begitu marah padaku? Kenapa kamu mencoba mengungkit-ungkit pacarku disini? Tidak bisakah kita membicarakan tentang kita saja?" teriak Taehyung sambil mengepalkan tangannya.

"Sejak hari kamu memutuskan untuk bersamanya. Aku tidak tahu kenapa kamu jadi seperti ini, aku hanya saudaramu, tidak, kita bahkan bukan saudara kandung. Tidak ada apa-apa di antara kita dan aku tidak perlu lagi untuk berbicara denganmu." kata Jungkook tertawa kecil dan berjalan namun Taehyung memeluknya dari belakang.

"Maaf, hyung. Aku tahu kamu hanya marah makanya kamu seperti ini tapi aku benar-benar minta maaf. Tapi tolong, jangan membenciku. Aku sakit kalau kamu memperlakukanku seperti ini. Tolong maafkanku." ucap Taehyung menangis dibahu Jungkook, mengeratkan pelukannya dipinggang sang kakak.

"Kamu harus membiasakannya mulai sekarang. Mulai hari ini, aku bukan hyungmu lagi. Kita bukan saudara dan kita hanya akan menjadi orang asing satu sama lain." ucap Jungkook melepaskan pelukan Taehyung sekali lagi. Dia berjalan pergi meninggalkan laki-laki cantik yang menangis dan memanggil namanya.

"A-aku minta maaf, hyung." teriaknya sambil berlutut.

Laki-laki berambut hitam itu mendongak dan melihat ibu tirinya, Yoona berdiri diatap, mengawasi mereka sepanjang waktu sambil memegang segalas anggur merah.

Yoona menyeringai dan mengangkat gelas anggur merahnya ke Jungkook, menikmati apa yang baru saja ia tonton.



-TBC-

Hore sudah 1k vote, terimakasih readerku tersayang🤗love you all💜

OBSESSI KAKAK TIRI (kookv)✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat