02

701 90 22
                                    

"Boleh memakai aku kamu juga saat berdua?" tanya Jungkook.

"Terserah," lagi lagi hanya itu jawaban Seokjin.

"Baiklah, kalau begitu boleh aku mengatakan sesuatu?" tanya Jungkook, tidak ada jawaban dari Seokjin, ia hanya diam.

"Aku menyukaimu, hyung. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama padamu, hyung."


*****


"Cih, omong kosong, jangan mengatakan hal yang tidak masuk akal," ucap Seokjin.

"Aku serius hyung, sungguh."

"Hey dengar bocah, aku tidak akan pernah membalas perasaan bodohmu itu, jadi lebih baik menyerah dari sekarang juga."

Jungkook terkekeh, "Maaf, Jeon Jungkook tidak mengenal kata menyerah, tidak ada kata menyerah dalam kamus Jeon Jungkook. Jadi, hyung siap siap saja, aku akan terus mengejar hyung hingga hyung jatuh cinta padaku."

"Buktikan."

Jungkook menyeringai, ia bangkit dari duduknya, berjalan mengitari meja kerja Seokjin kemudian ia berdiri di belakang Seokjin. Ia melingkarkan lengannya pada leher Seokjin dan menopangkan dagunya pada bahu lebar milik sang atasannya itu.

"Aku akan menjadikanmu sebagai milikku suatu saat nanti, bersiaplah," bisik Jungkook tepat pada telinga Seokjin.

Seokjin sedikit merinding merasakan hembusan napas hangat Jungkook yang menerpa telinganya.

Setelah berbisik, Jungkook kembali ke posisinya duduk di hadapan Seokjin.

'Kenapa aku bisa berbicara banyak dengannya?' batin Seokjin merasa heran, ini pertemuan pertamanya dengan Jungkook tapi sudah berbicara banyak dan panjang dengannya, biasanya dia selalu berbicara singkat dan pendek bahkan dengan orang dekat sekalipun, sungguh aneh pikirnya.

"Cepat bekerja," ucap Seokjin dengan datar, ia pun mulai menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya yang selalu menumpuk.

Jungkook bangkit dari duduknya, ia membungkuk sejenak pada Seokjin, setelah itu ia pun berlalu keluar dari ruangan itu.

Setelah keluar, Jungkook tersenyum lebar, "Kalau atasannya seperti ini, aku akan selalu semangat bekerja," gumamnya sambil terus tersenyum lebar.

Jungkook pun melangkahkan kakinya menuju tempat ruangan sekretaris Park. Seokjin memang membuat ruangan khusus untuk sekretaris dan juga asisten pribadinya.

Tok
Tok

Jungkook mengetuk pintu kaca ruangan sekretaris Park, ruangan sekretaris dan asisten pribadi memang dibuat dengan dinding full kaca agar Seokjin bisa dengan mudah melihat ke dalam ruangan itu, namun tentunya di dalamnya juga terdapat tirai yang bisa di gunakan saat ingin melakukan hal yang privasi.

"Masuk," ucap sekretaris Park dari dalam, Jungkook pun membuka pintu dan masuk ke dalamnya lalu menghampiri sekretaris itu.

"Umm maaf, dimana meja saya?" tanya Jungkook.

"Tempatmu di ruangan yang berada tepat di depan ruangan sajang-nim," jawab sang sekretaris.

"Ah iya, baiklah, terima kasih," balas Jungkook, ia membungkuk sejenak pada sekretaris itu dan berlalu keluar dari ruangannya.

"Sial, aku lupa tasku tertinggal di ruangan Seokjin hyung," gumam Jungkook, ia pun melangkahkan kakinya mendekati pintu ruangan Seokjin dan ia langsung masuk begitu saja tanpa izin.

"Tasku tertinggal," ucap Jungkook seraya mengambil tasnya yang berada di sofa.

"Beraninya kau masuk tanpa izin dariku," ucap Seokjin dengan nada datar dan dinginnya.

Until I Make You Mine [JinKook]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora