13

730 82 27
                                    

"Aku tidak mau!! Menyingkirlah brengsek!!" bentak Seokjin.

Jungkook tidak menghiraukannya, ia merendahkan tubuhnya lalu mencium bibir Seokjin dengan liar. Seokjin berusaha menghentikannya, namun Jungkook menahan kepalanya agar berhenti bergerak.

Kini Seokjin mendorong bahu Jungkook sekuat tenaga, Jungkook pun terpaksa menghentikan ciumannya.

PLAK!



*****

Jungkook terdiam, tamparan di pipinya dari Seokjin benar benar sangat keras, hingga ia merasa pipinya terasa panas dan perih, di pipinya kini terdapat bekas tamparan Seokjin berwarna merah, ia memegangi pipinya.

"Sialan kau Jeon Jungkook, brengsek, bajingan, bedebah, keparat!" umpat Seokjin.

Jungkook terdiam dan tertegun mendengar semua umpatan Seokjin untuknya, air matanya pun mengalir turun pada wajahnya, ia memeluk tubuh Seokjin dengan erat.

"Hyungie hiks sakit hyung hiks," lirih Jungkook, selain pipinya yang sakit karena tamparan Seokjin, hatinya pun sakit karena semua umpatan Seokjin, ia meremat kemejanya sendiri di bagian dada kirinya.

"Sakit hyung hiks ini sangat menyakitkan hiks," lirih Jungkook, air matanya mengalir semakin deras hingga membuat kemeja Seokjin jadi basah, rematan di kemejanya semakin kuat.

"Itu akibatnya kalau kau seenaknya padaku," ucap Seokjin dengan dinginnya tanpa sedikitpun mengkhawatirkan dan memedulikan kondisi Jungkook, "Sekarang cepat menyingkir dariku sebelum aku kasar lagi padamu," lanjutnya.

Jungkook bergeming, ia tetap memeluk erat Seokjin dengan satu tangannya, sedangkan tangannya yang lain masih meremat erat kemejanya sendiri.

"Aku bilang menyingkir dariku apa kau tidak mengerti huh?!"

Jungkook menggelengkan kepalanya, "Sebentar saja hyung hiks," lirihnya.

Seokjin mendecak kesal, ia pun hanya diam menuruti perkataan asistennya itu. Namun, entah kenapa hatinya tiba tiba merasakan suatu getaran aneh, melihat dan mendengar Jungkook yang menangis dengan lirih membuat hatinya muncul suatu perasaan yang ia sendiri tidak tahu perasaan apa itu.

'Apa ini, apa aku kasihan padanya?' batin Seokjin, 'Tidak tidak, aku tidak mungkin seperti itu, untuk apa aku merasa kasihan padanya. Sialan, tapi perasaan aneh apa ini?' ucapnya dalam hati.

Beberapa menit kemudian, Jungkook masih memeluk erat Seokjin dan kini dengan kedua lengannya, tangisannya sudah menghilang.

"Hey bocah, badanku pegal, cepat menyingkirlah," ucap Seokjin, namun tidak ada balasan dari Jungkook.

"Jeon Jungkook, cepat menyingkir dari tubuhku atau aku akan kasar lagi padamu," ucap Seokjin lagi mengancam, namun tetap tidak ada balasan dari Jungkook.

"Sialan, apa kau tertidur huh?"

Tidak ada jawaban dari Jungkook, Seokjin menundukkan tatapannya, ia bisa melihat mata Jungkook yang sembab itu tertutup, napasnya berembus normal dan tenang.

Sejenak Seokjin terdiam, tanpa di sadari tangannya terulur untuk merapikan rambut sang asistennya itu, bersamaan dengan itu, muncul senyum tipis di belahan bibirnya, tangannya yang satu lagi ikut terulur dan mengusapi punggung Jungkook dengan lembut.

Beberapa saat kemudian, Seokjin tersadar, ia menghentikan kegiatannya, menarik kembali tangannya dari tubuh Jungkook dan raut wajahnya kembali datar.

"Kau gila, apa yang kau lakukan bodoh," gumam Seokjin.

Seokjin menggeser tubuh Jungkook hingga terbaring di kasur dengan perlahan dan lembut agar tidak membangunkannya, lalu ia beranjak dari kasur dan menyelimuti tubuh Jungkook yang hanya mengenakan kemeja saja karena Jungkook belum memakai lagi celananya.

Until I Make You Mine [JinKook]Where stories live. Discover now