29

663 94 38
                                    

"Hyung senang dan bahagia dia kembali?"

"Tentu saja, hyung sangat senang, ternyata Tuhan mengabulkan permintaanku, dan se-cepat ini."

Jinseo menghela napas, "Baiklah, kalau hyung seperti itu, aku akan mencoba menghilangkan rasa benciku padanya, aku harap pilihan hyung ini tidak salah."

Jungkook tidak membalas, ia hanya tersenyum sambil terus menatap dan mengusapi perutnya, ia benar benar sangat senang Seokjin kini mau menerima bayinya.


*****


Seokjin kembali ke perusahaannya, ia masih punya pekerjaan tentunya, ia pun duduk kembali di kursi kerjanya dan membuka berkas berkas.

Namun ternyata, beberapa saat kemudian ia berhenti, entah kenapa ia tidak bisa fokus, otaknya kini penuh dengan pikiran bagaimana caranya bisa mendapatkan Jungkook kembali dengan cepat dan mudah, dan juga mendapat restu dari adiknya.

"Haish sialan, ini pertama kalinya aku memikirkan orang lain sampai seperti ini," gumam Seokjin.

Selama beberapa saat Seokjin terdiam melamun, setelah itu ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Cari informasi tentang adik dari Jeon Jungkook dalam sepuluh menit," ucap Seokjin pada telepon dengan nada datar dan dinginnya seperti biasa, setelah itu ia langsung memutus sambungan teleponnya.

Seokjin memang mempunyai seseorang yang bertugas untuk mencari segala informasi yang ia butuhkan, mau itu informasi perusahaan yang bekerja sama dengannya, perusahaan lawannya, atau informasi apapun.

Ia mempercayakan itu semua pada Jay, ia tidak tahu nama aslinya atau nama Koreanya, tapi yang pasti orang itu disebut dengan Jay. Dia adalah orang kepercayaan Seokjin untuk mengurus beberapa hal sedari dulu.

"Kita dapatkan restu darinya dulu yang sulit, kalau bocah itu aku yakin masih ada rasa cinta padaku, terlebih lagi dia sedang mengandung anakku," gumam Seokjin, dan tak terasa ia tersenyum tipis.

9 menit kemudian, Seokjin mendapat sebuah email berupa sebuah file, ia pun membukanya lalu menyeringai saat mengetahui file itu berisi semua data tentang Jeon Jinseo, adik dari Jungkook.

Tanpa berlama lagi Seokjin pun membuka file itu dan mulai membacanya.

"Ok kita dapatkan hatinya dulu, baru nanti si bocah itu," gumam Seokjin dengan bibir yang menyeringai.

"Kelas tiga SMA, berarti dua bulan lagi dia lulus," gumam Seokjin lagi.

"Baiklah, besok kita mulai dekati dua bocah itu."

•••••

Esok harinya, pukul 7 pagi, Seokjin sudah standby di depan gedung apartemen Jungkook, ia sedang menunggu Jinseo keluar dari gedung itu.

Beberapa menit kemudian, yang di tunggu tunggu akhirnya keluar juga, Seokjin pun bergegas keluar dari mobil dan menghampirinya.

"Jinseo-ya," panggil Seokjin sambil menahan tangan Jinseo agar tidak pergi.

"Kau. Mau apa kau brengsek?" Jinseo menghempaskan tangan Seokjin darinya.

"Maaf," ucap Seokjin, ia menundukkan kepalanya.

"Apa?"

"Maaf, maafkan aku, maaf atas sikap kasarku padamu dan pada hyungmu."

"Hey brengsek, jangan harap aku akan memaafkanmu begitu saja, jadi sekarang enyahlah dari hadapanku sebelum aku membunuhmu," Jinseo hendak pergi namun Seokjin menahannya lagi.

Tiba tiba Seokjin langsung berlutut di hadapan Jinseo, "Tolong maafkan aku, tolong terima permintaan maafku yang tulus ini, biarkan aku memperbaiki sikapku, tolong beri restu untukku bersama hyungmu, aku...aku...aku...mencintainya, sungguh, jadi tolong biarkan aku merubah sikapku dan kembali pada hyungmu," ucapnya dengan kepala tertunduk.

Until I Make You Mine [JinKook]Where stories live. Discover now