27

650 93 51
                                    

Jungkook menghela napas, "Maafkan hyung, hyung tidak bisa melupakannya, hyung tidak bisa berhenti mencintainya, hyung tidak bisa berpindah hati darinya."

"Tidak apa apa, itu hak hyung, aku hanya bisa berharap semoga suatu saat hyung mendapat pasangan yang baik untuk hyung, siapapun itu."

Jungkook hanya tersenyum menanggapinya, 'Meski tidak mungkin, tapi aku sangat berharap Seokjin hyung berubah, aku harap dia berubah jadi orang yang lembut, perhatian, baik, terutama padaku,' batinnya.



*****



Sementara itu, kondisi Seokjin tentunya baik baik saja, tidak ada masalah apapun, hanya saja pikirannya tidak baik baik saja, bisa dibilang sedikit....kacau.

Raga Jungkook memang pergi dari Seokjjn, tapi tidak dengan nama dan semua kenangan bersamanya. Setiap hari, Seokjin selalu tiba tiba mengingat Jungkook, mengingat namanya, mengingat raganya, mengingat kenangan bersamanya yang beberapa ada yang terasa indah.

Beberapa kali saat di kantor, terkadang Seokjin tiba tiba memanggil nama Jungkook begitu saja, tentu ia memanggilnya untuk memberi pekerjaan, hingga pernah suatu hari ia memanggilnya sampai berteriak karena tidak ada sahutan, alhasil Jimin masuk ke dalam ruangannya dan menanyakan perlu apa, tapi Seokjin hanya perlu Jungkook bukan Jimin, dan Jimin pun mengingatkannya jika Jungkook sudah tidak bekerja, alhasil Seokjin selalu langsung tersadar dan terdiam.

Katakanlah Seokjin sekarang sangat merindukan Jungkook, namun tentunya Seokjin menyanggah itu, tidak mungkin ia merindukan bocah nakalnya, tapi begitulah kenyataannya.

Setiap harinya, terkadang Seokjin menunggu Jungkook datang padanya dan mengganggunya seperti biasa, bahkan dengan bodohnya saat akhir pekan ia menunggu Jungkook mengirim pesan padanya yang berkata akan datang ke rumahnya.

Ya seperti itu lah kondisi Seokjin, hal lain ia tidak ada masalah, hanya dirinya sendiri yang bermasalah, pikiran dan hatinya yang bermasalah.

Saat ini, Seokjin tengah duduk di sofa ruang keluarganya yang ada di lantai 2, ia sedang menonton TV tapi merasa tidak ada tontonan yang bagus, akhirnya yang ia lakukan saat ini hanya terus mengganti saluran TV.

Saat sedang terus mengganti saluran TV, sebuah acara yang terlewat oleh Seokjin menarik perhatiannya, ia pun mengembalikan salurannya ke yang terlewat itu dan mulai menonton.

Saluran TV itu sedang menayangkan sebuah drama dan dramanya bergenre romance, yang menarik perhatian Seokjin bukanlah adegan kiss ataupun adegan yang panas, melainkan itu adalah adegan dimana sebuah pasangan sedang bermesraan berdua.

Pasangan itu tentunya pasangan normal, laki laki dan perempuan, si perempuannya itu sedang hamil dan tentunya si laki laki itu suaminya.

Mereka berdua terlihat mesra, si laki laki sangat sangat bersyukur karena pasangannya sedang hamil, yang mana itu hal yang sangat ia tunggu tunggu. Mereka berdua terlihat bahagia dengan kehadiran sang bayi, dan terlihat si laki laki terus mengajak berbicara si bayi yang masih dalam perut.

"Halo sayangku, apa kabar hari ini, apa kamu bersenang senang di dalam sana?" tanya si laki laki sambil mengusapi perut pasangannya yang sudah membesar.

"Ne, aku sangat bersenang senang di dalam sini," jawab si perempuan dengan nada seperti anak kecil membuat si laki laki tersenyum.

"Sayangku, appa rindu kamu bergerak ketika appa sentuh, apa hari ini kamu tidak mau bergerak hm?"

Setelah itu, terlihat pasangan itu tersenyum lebar, sepertinya menandakan jika bayinya bergerak.

"Aigo, ternyata kamu bergerak ya, wah appa sangat merindukannya. Kamu sehat sehat ya di dalam sana, appa sangat bahagia sekali memilikimu, eommamu juga sangat bahagia. Appa dan eomma sudah tidak sabar ingin melihatmu, appa dan eomma sudah tidak sabar untuk merawatmu dan membesarkanmu, cepat lahir ya sayangku."

Until I Make You Mine [JinKook]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora