26

543 86 26
                                    

Setelah melihat kepergian sang adik, Jungkook menghela napas, ia menunduk untuk menatap perutnya.

"Aku harap, suatu saat, tiba tiba ayahmu datang padaku dan menerima kita. Meski tidak mungkin, tapi aku sangat berharap seperti itu, aku tidak ingin kamu lahir tanpa seorang ayah, kalaupun nanti aku harus menerima sikap kasarnya lagi aku rela, asalkan kamu lahir dengan ayah kandungmu di sampingmu," ucap Jungkook sambil mengusapi perutnya, lalu tersenyum.



*****



Sementara itu di kediaman lain, seperti kebiasaannya, Seokjin sedang duduk di halaman belakangnya menikmati momen tenangnya sendirian.

Akhirnya, selama 1 minggu ini, Seokjin selalu merasa tenang, karena tidak ada Jungkook yang selalu berisik dan terus mengganggunya setiap saat.

Saat sedang asik menikmati suasana tenangnya, tiba tiba ingatan masa lalunya kembali.

Otaknya tiba tiba mengingat momen dimana saat Jungkook main ke rumahnya saat itu, ia tiba tiba mengingat Jungkook yang datang mengganggunya dan langsung duduk di pangkuannya, mengingat bagaimana Jungkook yang mengoceh pada ikan ikan yang ada di kolam, dan mengingat bagaimana lucunya Jungkook mengajak berbicara para ikan dengan bahasa blubuk blubuk.

Tanpa sadar Seokjin tersenyum tipis dengan tatapan mata yang tertuju pada kolam ikan disana, 'Bocah itu lucu juga,' batinnya.

Beberapa saat kemudian Seokjin tersadar, ekspresi wajahnya kembali datar dan ia berhenti menatap kolam ikan.

'Sialan, kenapa aku terus mengingat bocah sialan itu,' batin Seokjin merasa kesal karena hampir setiap hari ia mengingat Jungkook.

Seokjin memejamkan matanya, ia mencoba berusaha menghilangkan nama Jungkook dari pikirannya, namun tidak kunjung berhasil.

"Sial!" umpat Seokjin, ia beranjak dan masuk ke dalam rumahnya, melangkah menuju dapur dan mengambil satu botol wine dari lemari khusus, setelah itu ia duduk di ruang keluarga rumahnya.

Seokjin membuka botol wine itu, ia menuangkannya pada gelas, dan tanpa berlama lagi ia langsung menenggaknya hingga habis.

Tiba tiba, otaknya mengingat momen dimana saat ia pertama kali melakukan hubungan intim dengan Jungkook, saat itu ia minum untuk menghilangkan kekhawatirannya.

"Sialan! Bisakah kau pergi dari pikiranku brengsek!" ucap Seokjin, ia menuangkan wine pada gelasnya lagi dan kembali menenggaknya, terus seperti itu hingga akhirnya ia mabuk sendirian di siang bolong itu.

-----

Ding
Dong

Bel apartemen Jungkook berbunyi, Jungkook heran dan bertanya tanya, siapa yang datang bertamu.

"Siapa?" tanya Jungkook sembari membuka pintunya.

"Hai Jungkookie," sapa Jimin sambil tersenyum.

"Jimin hyung, Yoongi hyung?"

"Apa kau tidak akan mengizinkan kita masuk?" tanya Yoongi.

"Eh tentu saja boleh hyung, silahkan masuk," Jungkook membuka lebih lebar pintunya, Jimin dan Yoongi pun masuk ke dalam lalu duduk di sofa.

"Mau aku buatkan sesuatu?" tawar Jungkook.

"Tidak perlu, kemarilah duduk," Jimin menepuk sofa di sampingnya.

Sejenak Jungkook memiringkan kepalanya, merasa bingung dengan kedatangan dua mantan rekan kerjanya yang tiba tiba. Ia pun mendekati Jimin dan Yoongi lalu duduk di tengah tengah di antara keduanya.

Until I Make You Mine [JinKook]Where stories live. Discover now