Unexpected Meeting

17.5K 1K 12
                                    

Drettt..
One massage from unknown number

Heaven cafe jam 1 siang, jangan lupa bawa hp gue
-Nata-

Azka yang sedang asyik bergulat dengan tumpukan filenya tiba-tiba menyunggingkan senyum saat membaca pesan itu. Setidaknya gadis itu baik-baik saja, ia merasa sungguh terbebani dengan perasaan bersalah dengan gadis itu atas kesalahpahaman tempo lalu.

Ia menatap jam tangannya sudah pukul 12 mungkin lebih baik jika ia tiba lebih dulu.

***
Nata menyeruput jus jeruk sambil menikmati makanan dihadapannya, sebuah nasi goreng spesial, kentang goreng dan sepiring puding coklat. Selera makannya cukup baik hari ini. Ia melimpahkan rasa sakitnya dengan menyantap seluruh makanan itu.

"Hi" sapa seorang pria sambil mengelus tengkuknya. Nata menatap pria itu sambil memberikan kode untuk duduk dengan matanya.

Gadis itu langsung meneguk jus jeruknya dan kembali menatap pria itu "ponsel gue mana?" Ucap gadis itu to the point.

Azka merogoh kantongnya dan meletakkan iphone putih itu di meja. Gadis itu langsung mengambil ponselnya dan memasukkannya kedalam tas punggung mininya.

"Azkaaaa!!!" Sebuah suara wanita memanggilnya tapi bukan dari gadis yang duduk dihadapannya. Azka dan Nata berbalik dan seketika tubuh keduanya menegang.

Gadis itu Seila dan pria yang disampingnya ialah Raka. "Sayang kita duduk disini aja yah bareng Azka, gak papa kan?" Tanya Seila pada suaminya itu dan dijawab dengan anggukan lemah.

Raka memandang dalam ke mata Nata sedangkan Nata membuang padangannya kearah lain. Sedangkan Seila sibuk memilih makanan di menu. "Sayang kamu mau pesan apa?" Tanya Seila yang sukses memutus aksi pandang Raka pada Nata.

"Samain ama kamu aja sayang" balas Raka sambil melirik Nata sebentar. Gadis itu tampak sedikit menegang saat mata mereka bertemu. Mata coklat yang selalu dirindukan Nata.

"Azka kamu sendiri pesan apa?"tanya Seila sambil menatap Azka yang terduduk kaku disamping Nata.
"Hm... kopi aja cukup" ucap Azka. Ia benar-benar kehilangan selera makannya sedangkan berbeda dengan gadis disampingnya yang terlihat sibuk dengan makanannya.

"Sorry yah ka kita malah datang  gangguin kencan kalian" Seila membuka percakapan.
" Uhuk"  Nata tersedak dan kedua pria itu sama-sama menyodorkan air putih padanya. Nata menatap sebentar sebelum akhirnya memilih air pemberian Azka. "Thanks sayang" ucap gadis itu yang membuat Azka membulatkan matanya. 'Sayang'??? Ah sepertinya ide yang bagus. Sedikit sandiwara mungkin bisa menolongnya dari kata 'pria malang'

"No problem Honey" ucap Azka sambil mengelus pundak gadis itu. Seila tampak kegirangan dan memperlihatkan tampang usilnya sedangkan pria disampingnya malah terlihat menahan emosi hingga buku tangannya memutih karena terlalu keras dicengkram.

"Yaampun kalian beneran  pacaran!!! Azka kenapa gak kenalin ke aku dulu sih" Seila memberenggut berpura-pura kesal.

"Hmm... sorry, kenalin Seila ini Nata dan Nata ini Seila dan suaminya Raka" Azka memperkenalkan Nata pada Seila dan Raka.

"Tania Natasya Rigantara, panggil Nata aja kak" Nata menyalami Seila dan disambut dengan penuh semangat oleh Seila.
"Nat, ini Raka, suami aku, Raka ayo salaman sama Nata" ajak Seila pada Raka yang sibuk bermain dengan handphonenya.

Nata terlihat enggan bersalaman namun kemudian ia tetap menyalami pria itu "Nata Kak" ucap gadis itu yang lebih seperti gumaman.
Pria itu memandang gadis itu dengan tatapan yang sulit diterka dan kemudian menyambut uluran tangan gadis itu "Raka" pria itu menyebutkan namanya dengan suara bass miliknya.
Ada adu pandang dan aliran perasaan lewat sentuhan tangan dan pandangan mata mereka.

"Azka kapan kalian pacaran? Kok gak cerita sih? Kamu masih nganggap aku sahabat kan?" Seila menopangkan dagunya, ekspresi khasnya saat penasaran dengan sesuatu.

"Agak lama sih tapi kami mau ngerahasiain dari kalian tapi malah ketahuan hehehe" Azka merangkul bahu Nata dengan mesra dan Nata hanya tersenyum kaku ke arah pasangan suami istri itu.

Nata tiba-tiba berdiri dari duduknya "Kak aku izin ke kamar kecil dulu yah" pamit Nata pada ketiganya dan dibalas anggukan oleh Azka dan Seila.

Saat Nata hendak masuk ke toilet cafe itu tiba-tiba sebuah tangan menahan lengannya dan membalik tubuhnya agar menghadap orang itu.

"Raka" gumam gadis itu. Pria itu langsung memeluk erat gadis itu. "Miss u so badly Nat" bisik pria itu yang dibalas pukulan didada bidang pria itu.
"Kamu bohong ka, kamu pembohong" isak Nata sambil berusaha melepas pelukan pria itu.
"Aku punya alasan buat semua ini Nata tapi aku gak bisa jelasin semua ke kamu tapi asal kamu tahu kalau aku cinta sama kamu Nat lebih dari yang kamu tahu" Nata menatap mata coklat itu mencari kebohongan didalamnya namun nihil, pria itu berkata jujur.
"Kalau kamu cinta kenapa kamu selingkuh Raka?" Nata menatap pria itu lekat-lekat.
"Aku gak tahu Nat" plakkk...
Nata menampar pria itu

"Stop ngomong cinta Raka, lo gak tahu kan sesakit apa gue? Gue cinta ama lo sejak 5 tahun lalu atau mungkin lebih dari itu, gue ngejar cinta lo, gue belajar mati-matian biar gue jadi dokter, biar lo suka ama gue! Tapi apa Raka? Lo ninggalin gue! Lo ngianatin cinta tulus gue! Dan gue baru nyadar cuman gue yang berjuang buat hubungan kita" Nata berucap dengan penuh emosi, air matanya jatuh tanpa bisa ia tahan lagi.
"Dan satu lagi, gue mohon jangan ganggu hidup gue lagi, bye Raka thanks lo udah ngasih gue kebahagiaan selama ini walaupun gue gak tahu apa lo juga bahagia selama kita bersama" Nata berlari meninggalkan Raka yang terpaku ditempat.

Baru pertama kali Raka mendengar Nata mulai berucap lo-gue dengannya dan baru pertama kali ia melihat gadis itu begitu marah, selama mereka berpacaran mereka tak pernah bertengkar separah ini hingga gadis itu marah besar, jikapun marah gadis itu hanya akan mencubiti atau memukul bahunya pelan.

Brokenheart CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang