Fabio

17K 757 4
                                    

Nata menatap kagum gedung pencakar langit dihadapannya. Ia bukan pertama kalinya melihat gedung sebesar ini sebelumnya. Tinggal di Jakarta hal seperti ini sudah biasa terlebih kini ia juga merupakan istri seorang pebisnis muda, seorang CEO di Altariq Group Inc dan ia juga putri tunggal dari Armada Rigantara, sang pemilik Rigantara Group. Namun sayang ia tidak pernah menginjakkan kakinya di perusahaan milik suami dan ayahnya itu.

Nata sadar diri bahwa ia hanya menjadi Istri sementara seorang Azka Putra Altariq yang sedang menunggu cinta sejatinya. Sedangkan Ayahnya, cuih... ia bahkan merasa jijik menyebut pria brengsek itu sebagai ayahnya. Pria yang sampai detik ini darah pria itu masih mengalir dalam pembuluh darahnya. Jika saja ia gelap mata mungkin ia sudah memotong nadinya sejak dulu dan membersihkan seluruh darahnya dari seorang Armada Rigantara. Tapi ia masih sayang mamanya dan itulah alasan mengapa ia tetap berusaha bertahan hidup sampai saat ini walaupun nyatanya dirinya telah lama mati bersama dengan pengkhianatan Ayahnya.

"Pagi Bu, saya Tania Natasya Rigantara" sapa Nata ramah pada wanita berseragam kerja formal itu.

"Oh. Iya kamu Tania kan. Yaudah sekarang kamu langsung kerja aja. Seragamnya kamu silahkan ambil di Bu Ina" wanita itu menunjuk seorang wanita paruh baya yang tampak sibuk memberi arahan pada karyawan baru lainnya.

Sekilas info. Nata melamar kerja disini sebagai office Girl alias OG. Dengan bermodal ijasah SMA yah hanya itu pekerjaan yang bisa ia lamar.

'Semoga gak ada yang ngenalin gue' doa Nata dalam hati. Bisa gawat jika ada rekan bisnis Azka atau teman kampusnya mengenalinya. Apa kata orang jika istri seorang CEO bekerja menjadi OG? Bisa-bisa dia kena semprot mertuanya.

Setelah training singkat oleh Ibu Ina mereka pun mulai bekerja termasuk Nata. Jujur saja kepalanya agak pening karena ia belum istirahat seharian. Sepulang dari pub ia langsung menjalankan tugasnya sebagai istri dan paginya ia harus segera bekerja disini.

"Nata bersihkan yang benar. Saya tinggal dulu" perintah bu Ina. Dan Nata hanya mengangguk dan kembali mengepel lantai lobby kantor itu.

Pusing kembali melandanya. Ia berhenti sejenak dan memijat pelipisnya.

"Nata kamu gak papa?" Tanya Fatimah teman sesama OG-nya.

Nata mengacungkan jempolnya dan tersenyum ramah seakan berkata 'tidak, aku gak papa'

Nata kembali mengepel koridor itu. Ia mendengar kasak kusuk beberapa karyawan yang entahlah mengapa ia tidak peduli.

Kepalanya terus berdenyut dan semakin lama semakin menyakitkan. Pemandangan disekitarnya seakan bergoyang-goyang melambai padanya, berputar-putar dan kemudian mengabur hingga berubah menjadi gelap total.

***
"Bidadari yang sangat cantik" ia mendengar suara seseorang. Suara yang terdengar cukup berat. Mungkin suara penghuni surga, pikirnya. Ia tersenyum. Awalnya ia berpikir sedang berada di neraka terbawah karena ide gilanya dengan Azka yang dengan teganya ingin merusak pernikahan orang lain.

Ia membuka matanya perlahan dengan senyum yang tetap terpatri di wajahnya. Ia mengerjap sebentar saat cahaya itu terasa begitu menyilaukan.

Saat ia sudah mampu memfokuskan matanya. Seorang pria berada tepat didepan wajahnya. Wajah pria itu seperti terpahat sempurna. Dia mirip dewa-dewa yunani. Munginkah dia malaikat?

Wajah pria itu semakin mendekat hingga bau mint milik pria itu mampu ia hirup. Pria itu tersenyum namun entahlah ia lebih mirip seperti menyeringai. Pria itu malaikat apa setan?

Pria itu mendekat dan semakin mendekat hingga pangkal hidung mereka bersentuhan. Mata biru pria itu sangat indah. Dan what the hell!!! Pria itu ingin menciumnya!!!

Brokenheart CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang