Blind

16.4K 833 9
                                    

Seorang pria dengan jas formalnya tampak sibuk membolak-balikkan tumpukan file kertasnya. Sesekali pria itu menggeram kesal dan kembali menyeruput kopinya.

"Akhg" pria itu menjambak rambutnya dan melempar seluruh berkas file dimeja kerjanya.

Prang...
Sebuah foto sepasang pria dan wanita yang saling merangkul ikut terjatuh. Foto yang selalu dipajangnya diatas meja kerjanya.

Tak berapa lama seorang gadis dengan pakaian rapi berlari masuk kedalam ruangan itu.
Gadis muda itu tampak menggigit bibirnya karena ketakutan melihat pria dihadapannya yang terlihat begitu menyeramkan.
"P-Pak" ucap gadis itu yang ternyata ialah sekretaris dari pria itu.

"Saya tidak peduli bagaimana pun caranya, cari tahu tentang gadis bernama Nata itu sekarang" perintah pria itu dengan suara tegas hingga membuat urat-urat diwajahnya terlihat jelas.

"T-tapi..."

"Cari tahu tentang gadis itu bagaimana pun caranya saya tidak peduli" bantah pria itu.

"Kalau sudah selesai kau boleh keluar" dan sekretarisnya itu hanya bisa menggaguk mengerti dan segera berjalan keluar dengan terburu-buru.

Pria itu segera mendekati figura foto yang telah pecah berkeping-keping itu, ia mengusap foto di figura itu dengan tatapan terluka "Seila, aku gak peduli. Selama kamu masih ada didunia ini, aku akan mengejarmu dan tak akan berlari lagi seperti seorang pengecut"

***
"Tania Natasyah Rigantara. Umur 21 tahun. Mahasiswa kedokteran umum. Ia anak dari Armada Rigantara dan Fabiola Verlando. Namun sekarang mereka sudah bercerai dan ia tinggal di rumah ibunya" ucap Raya, sekretaris pribadi dari Azka.

"Hanya itu?" Azka menyipitkan matanya. Ia sama sekali tidak puas dengan informasi yang dibawa oleh sekretarisnya itu.

"Hm dari informan kita ada fakta pak. Tapi saya rasa tidak perlu" gadis berusia 27 tahun itu tampak berpikir panjang dengan sebuah amplop berisi file lengkap tentang gadis bernama Nata itu.

"Jelaskan!" Suara Azka terdengar tegas dan seakan tidak ingin dibantah oleh siapapun.

"Dia sempat menjalin hubungan dengan Naraka Rigantara namun hubungan mereka putus ditengah jalan" jelas Raya kembali.

"Ada lagi?"

"Ada pak tapi saya harap bapak tidak kaget mendengarnya" ucap gadis itu.

***
Gadis itu kembali menangis sesegukan. Ia mengelap ingusnya dengan lengan kemejanya membuat gadis disampingnya bergidik jijik.
"Ish lo jorok amat sih Nat" gadis itu berbalik dan menyengir dengan wajah yang masih sembab.
"Bodoh amat, salah lo juga nyuruh gue ngupasin bawang merah" gadis itu kembali mengiris satu persatu bawang dihadapannya.

"Yaelah yang ngajakin masak bareng siapa?" Gadis disampingnya sibuk dengan wajan penggorengan serta spatulanya menimbulkan suara berisik perpaduan suara benturan kedua benda itu.

"Yah katanya mau ngibur gue" gadis itu mencolek pinggang sahabatnya itu, Cassandra.

"Iyadeh" gadis itu menyerah jika sudah menyinggung masalah sahabatnya itu. Ia tahu seberapa terpuruknya gadis itu beberapa waktu belakangan ini dan ia sangat khawatir akan kondisi sahabatnya yang ia kenal ceria itu berubah menjadi murung.

"Btw kabar nyokap lo gimana?" Tanya Sandra masih sibuk mengaduk racikan masakannya.

"Tahu ah. Akhir-akhir ini mama suka pulang telat gitu" balas Nata tanpa mengalihkan pandangannya dari tumpukan bumbu dapur dihadapannya.

"Lo gak tanya nyokap lo kemana?" Sandra kembali bertanya dan dibalas gelengan kepala oleh Nata.

Sandra hanya mampu menghembuskan napas panjang. Hubungan sahabatnya dengan ibunya itu memang rumit. Nata memang tinggal berdua dengan ibunya namun mereka bahkan jarang bertemu atau berkomunikasi sekalipun. Ibunya hanya akan datang disaat Nata sudah tidur dan akan berangkat kerja saat Nata masih lelap tertidur dipagi hari.

Brokenheart CoupleWhere stories live. Discover now