Hello, How Are You?

16.4K 773 16
                                    


Tubuh Azka melemas. Oksigen disekelilingnya terasa menipis membuat ia sesak napas. Mata hitam pekat itu menatapnya tajam tanpa ekspresi. Namun mata itu ialah mata yang sama yang memandangnya lembut. Mata hitam pekat kesukaannya yang selama ini ia rindukan.

"Azka", gumam wanita itu.

Deg...

Azka terpaku ditempatnya. Ternyata dia benar... wanita itu memang wanita yang sama. Tapi bagaimana bisa?

Azka menutup matanya. Ia berusaha mencerna kejadiaan yang baru sedetik berlalu itu.

Ini tidak masuk akal! Ini...
Apa ia masih bermimpi?

Azka menggelengkan kepalanya berkali-kali. "Sorry gue pikir gue lagi daydream"

"Gak! Ini aku Nata", sela wanita itu. Ia tersenyum hangat pada Azka. Senyum yang ia sangat rindukan.

Tanpa berpikir panjang Azka merengkuh tubuh mungil itu dalam pelukannya. Tidak ada yang berubah banyak, wanita itu tetap sama hanya ia terlihat lebih dewasa saat ini.

Nata terkekeh dan menepuk pundak Azka. "How are you, brother?"

Azka menyeringit namun tetap mengaggukkan kepalanya. "I guess, i'm fine more than before"

Nata kembali terkekeh. Entah mengapa wanita itu jadi lebih banyak tertawa saat ini? Apa pergi dari hidupnya secara tiba-tiba terdengar menyenangkan?

Azka ingin bercerita banyak, ia ingin menanyakan semua hal ini? Kemana wanita itu pergi? Mengapa? Dan bagaimana hidupnya lima tahun terakhir ini?

Namun sepertinya ia harus mengurungkan niatnya hari ini. Nata terlihat sibuk menggendong Zelo yang masih pulas tertidur. Dan Zen yang juga terlihat mengantuk dalam gendongan Dokter Deri.

"Nat..." panggil Azka saat Nata mengenakan tas sampingnya dan bersiap pergi.

"Hm. I'm sorry Kak. Aku pikir ini bukan waktu yang tepat. Ada terlalu banyak hal yang perlu kita bicarakan, aku tahu itu" tolak Nata.

Ia menyodorkan sebuah kartu nama. "Datanglah kerumah atau ke rumah sakit. Aku pikir anak-anak perlu berkenalan dengan Ayahnya"

Azka menahan tangan Nata. "Tunggu, Aku anterin"

Azka berusaha mengambil kunci mobil di sakunya. Namun Nata melepaskan genggaman tangan Azka.

"Thanks Kak. Tapi aku udah janji dengan Kak Deri untuk pulang bersama. Aku harap kakak mengerti" Nata kembali tersenyum dan berjalan menjauh mengikuti Dokter Deri yang tepah berjalan lebih dahulu.

Tidak apa-apa. Setidaknya kami masih berada di dunia yang sama.

Aah kenapa jam terasa begitu lama berputar? Aku tidak sabar menunggu hari esok...

***
Azka berjongkok di depan pagar besi rumah itu. Ia telah menunggu selama sejam disana tanpa niatan memencet bel rumah minimalis dibelakangnya itu.

Kenapa? Karena ia takut Nata akan berlari menjauhinya seperti dulu.

Tiba-tiba pintu gerbang besar itu terbuka. Dua bocah cilik berlari keluar dengan tawa riang mereka. Dibelakang sana terdengar suara omelan Nata pada kedua putranya itu.

"Zelo, zen jangan lari-larian entar jatuh" omel Nata.

Dua bocah itu masih terkekeh hingga seseorang menangkap tubuh mereka. Mengurung mereka dalam tangan kekarnya.

"Eits, kalian gak boleh bandel ingst kata Bunda" Azka mencubit hidung kedua putranya itu.

Kedua bocah cilik itu berhenti terkekeh dan malah menatap Azka dengan intens. "Om..." ucap keduanya bersamaan.

Brokenheart CoupleWhere stories live. Discover now