We Are Never Getting Back Together

16.1K 716 6
                                    

Pria itu tampak gusar. Sepanjang rapat ia tidak bisa fokus sedikitpun dan hal itu karena kejadian semalam.

Ia tahu ia benar-benar brengsek saat itu. Ia memaksa gadis yang tidak mencintainya untuk making love walaupun mereka memang sah secara agama dan hukum tapi tetap saja ia merasa seperti memperkosa istrinya sendiri.

Dan tadi pagi wanitanya itu marah besar. Ia mengerti akan itu tapi ia tidak berharap Natanya akan pergi meninggalkannya. Tidak, ia masih ingin bersama wanita itu hingga ia benar-benar bisa melepaskan wanita itu.

"Pak bagaimana pendapat anda?" Tanya seseorang yang berhasil menariknya kembali dan lamunannya.

Azka berdehem sebentar. Ia harus tetap berwibawa karena jujur saja ia sama sekali tidak memperhatikan presentasi yang dilakukan salah satu karyawannya itu mengenai proyek baru perusahaan.

"Saya ingin mempelajarinya lebih lanjut. Kirimkan data-data penting tentang rencana proyek yang kalian buat" Perintah Azka dengan penuh wibawa.

Seluruh anggota rapat menganggukkan kepalanya. "Saya rasa cukup untuk rapat hari ini. Terima kasih" tutup Azka dan segera keluar dari ruang rapat itu. Ia benar-benar blank saat ini.

"Pak anda baik-baik saja?" tanya Sekretaris pribadinya saat mereka berjalan bersama menuju ruang kantor miliknya.

"Saya baik-baik saja. Oh ya, apa agenda saya selanjutnya?"

Raya tersenyum dan membuka bukunya. "Tidak ada pak, sekarang sudah jam pulang kerja"

"Baiklah. Perintahkan David untuk membawa semua file yang ada di meja saya ke rumah" perintah Azka.

***
Angin menerpa tubuhnya. Menerbangkan helai-helaian rambutnya. Matahari bersinar terang diatas sana namun beruntung cahayanya tidak menyengat tubuh mereka.

"Apa maksud kamu melakukan semua ini?" Nata berbalik setelah terus memunggungi lawan bicaranya itu. Ia lebih memilih menatap lautan biru dibanding menatap mata biru milik pria itu.

"Nata aku ingin semuanya kembali ke tempat semula. Aku cinta sama kamu dan aku gak bisa buat terus bohongin perasaan aku. Ragaku memang bersamanya tapi hatiku pergi bersamamu" pria itu menatap Nata dengan lembut berharap gadis itu bisa merasakan lembutnya cinta yang ia persembahkan.

"Tapi ini salah. Kamu tahu sendiri semua sudah berakhir. Aku. Kamu. Semuanya hanya tinggal masa lalu"

"Aku gak bisa Nata semua belum berakhir. Aku akan perjuangkan cinta kita. Aku tidak peduli lagi akan apa yang akan aku hadapi kemudian karena aku sudah memutuskan aku memilih kamu dan sejak awal aku memang memilih kamu untuk jadi satu-satunya wanita yang akan menemaniku sepanjang umurku" pria itu berjalan kedepan dan memegang tangan Nata dengan lembut seakan tangan itu begitu rapuh.

Tanpa Nata sadari air matanya kembali jatuh. Ia sadar betapa besar cinta pria dihadapannya saat ini. Ia tahu pria itu bersungguh-sungguh tapi mereka tetap tidak bisa bersama lagi.

"Maaf. Tapi aku tidak bisa" Ucap Nata dengan segala kekuatannya yang ia bisa. Tubuhnya bahkan bergetar menahan seluruh emosi dalam dirinya.

Bukankah ini yang ia inginkan? Pria itu kembali padanya. Meninggalkan gadis yang dinikahinya. Tapi kini saat ia mendapatkan semua itu ia merasa biasa saja. Bahkan ka merasa seperti gadis jahat di sinetron-sinetron yang sering ia putar. Gadis jahat yang membuat sepasang kekasih berpisah.

"Kenapa?" Tanya Raka. Ia kini tak lagi menatap mata Nata dan memilih menatap ujung sepatu pantofelnya.

Ia mencintai Nata dengan semua cinta yang ia miliki. Dan cinta itu tidak pernah berkurang sedikitpun bahkan saat mereka mengikat janji suci pernikahan dengan orang lain.

Dulu ia begitu bodoh meninggalkan gadisnya demi harga diri keluarganya, demi menambah pundi-pundi kekayaan keluarganya dengan penggabungan perusahaan jika ia menikahi Seila demi bisnis gila itu tapi seiring berjalannya waktu bukan itu yang ia inginkan. Itu bukanlah kebahagian sesungguhnya. Karena bahagianya ialah saat berada di sisi gadis itu. Gadis sederhana yang mampu menggetarkan hatinya dan gadis yang selalu mampu membuatnya nyaman.

Tak peduli seluruh harta itu. Bahkan jika seluruh kekayaan didunia diberikan padanya ia tetap akan memilih Nata. Karena baginya Nata ialah harta karung berharga yang tidak akan bisa ditukarkan dengan apapun.

"Kamu mencintai Azka?" Tanya Raka saat gadis itu tetap diam dan tak menjawab. Ia merutuki pertanyaannya itu karena ia masih belum siap mendengar jawaban gadis itu walaupun jawaban dari pertanyaan itu ialah hal yang paling ingin ia ketahui sejak dulu.

Nata memejamkan matanya. Mengabaikan air matanya yang terus mengalir deras.

Apakah aku mencintai Azka?

Pria itu memang selalu menyakitinya. Pria itu egois, otoriter dan menyebalkan. Ia pria brengsek dengan wajah malaikat. Tapi ia sadar cinta pria itu tetap milik wanita lain dan tentu bukan dia bahkan setelah pria itu memiliki diri Nata seutuhnya.

"Aku gak tahu" gumam Nata.

Ia mengangkat kepalanya hingga mata hitam pekatnya bertubrukan dengan mata biru terang milik Raka.

"Tapi aku memastikan kita tidak akan pernah kembali bersama lagi" ucapnya tegas.

***
Setelah memarkirkan mobilnya Azka segera masuk kedalam left menuju apartemen miliknya. Tubuhnya terasa begitu ringan setelah sedikit beban pikiran yang terus mengganjal pikirannya terangkat hanya karena menerima sebuah pesan singkat sederhana.

I miss u. Aku tunggu di apartemenmu yah.

Hanya pesan sesederhana itu namun sudah membuat senyum di bibirnya tertarik sempurna.

Ia segera memasukkan sandi apartemennya yang sudah ada di luar kepalanya. Ia memandang sekeliling apartemennya sekilas mencari sosok yang ia cari hingga tatapannya berhenti pada dapur mini miliknya.

Wajah cantik wanita itu tampak semakin indah saat ia menggunakan celemek bunga. Aneh memang tapi gadis itu malah terlihat semakin manis.

Azka berjalan dengan mengendap-endap mendekati gadis itu yang tampak sibuk dengan panci dan wajannya. Aroma bau pasta merebak. Azka semakin tersenyum lagi.

Hap

Ia merengkuh tubuh proporsional milik wanita itu dari belakang. Mencium bau  vanila milik wanita itu yang terasa begitu wangi.

"I miss u so much damn" bisik Azka di telinga wanita itu.

★★★
Who is the girl?

Oh ya Raka ada di mulmed...

Brokenheart CoupleWhere stories live. Discover now