Epilog

31.6K 997 46
                                    

"ZEN! ZELO" Pekikan suara wanita terdengar sangat kencang di pagi hari itu.

Gadis berseragam putih abu-abu itu membawa sebuah sapu ditangannya sambil mengejar kedua pria yang kini berlarian seperti habis dikejar hantu.

"Zizi, Zelo, Zen stop it!" Sebuah suara berat membuat ketiganya berhenti dan memandang pria dewasa yang terlihat sangat berwibawa itu kini sedang berkacak pinggang memandang ketiganya.

"Ayah, Zen ama Zelo tuh udah tua gitu masih suka gangguin Zizi" protes Zizi, si bungsu pada Ayahnya.

Pria paruh baya itu menatap kedua putranya yang kini melototkan mata pada adiknya itu. "Tapi Yah, Zizi tuh gak mau manggil Zen ama Zelo Kakak" balas Zen.

Azka menggelengkan kepalanya. "Kalian tuh Yah, gak ada hari tanpa bertengkar. Mau Ayah masuk pesantren aja? Kayak Bara"

Ketiganya segera menggelengkan kepala. Mereka teringat Baratayudha, anak Tante Cassandra yang bandelnya minta ampun itu sampai sering berusaha kabur dari pesantren milik Kakeknya.

"Yaudah makanya jangan bandel lagi. Sekarang kalian berangkat gih entar telat" ingat Azka.

"Iya Yah"

"Eh tunggu, ini bekal buat kalian" Nata sang Bunda berjalan tergopoh-gopoh dengan 4 kotak bekal ditangannya. Dan langsung saja membagikan kotak tersebut ke empat orang yang dicintainya itu.

"Ih Bun, gak ah masa udah kuliah masih bawa bekal. Mana  gambar spiderman" protes Zelo pada Bundanya. Zen menyikut pinggang kembarannya itu. Ia takut Bundanya merasa kecewa.

Nata menggeleng tegas. "Gak ada. Pokoknya kalian harus makan kalau gak Bunda mogok masak" ancam Nata.

Semuanya bergidik ngeri. Pernah suatu hari Nata mogok memasak dan terpaksa keempatnya harus menikmati mie instan buatan ayahnya yang sukses membuat ketiganya mules di pagi hari. Bukannya tidak bisa membeli makan di luar namun rasa masakan Bunda merekalah yang terenak.

"Jangan gitu dong Bun. Ia deh dihabisin tenang aja" ucap Zen sambil menyengir.

"Kami berangkat Yah, Bun. Assalamu alaikum" ketiganya menyalami kedua orang tuanya. Mending segera pergi sebelum Bunda mereka memulai aksi konyol dengan mogok masak.

Nata tersenyum memandang punggung ketiga buah hatinya. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Ia merasa baru kemarin ia menggendong ketiganya namun kini mereka telah tumbuh dewasa.

"Ka, waktu berjalan cepat yah" ucap Nata sambil menatap suaminya itu.

Azka mengangguk. "Yah... waktu memang berjalan cepat tapi kok rasa aku sama kamu malah makin bertambah yah Yang"

Nata memukul pelan bahu Azka. "Gombal. Udah tua juga" Nata menjulurkan lidahnya.

"Tua gini tapi kamu sayang kan" Azia menaikturunkan alisnya dengan wajah menggoda.

Semburat merah seketika muncul di pipi Nata. Walaupun wajahnya kini tak muda lagi tapi wanita itu tetaplah cantik.

Azka tanpa sadar mencubit pipi istrinya itu. "Kalau kamu gini mulu, aku takutnya Zizi punya adik, Nat"

Wajah Nata semakin memerah. "Ish. Mesum. Aku benci Kak Azka"

"I love you too sweetheart" ucap Azka sambil mengecup bibir Nata dan memeluk erat wanita yang sangat ia cintai itu. Ratunya.

Wanita aneh yang ia temukan di hari pernikahan orang yang ia cinta. Wanita yang dengan gilanya ia paksa nikahi. Dan wanita aneh yang berhasil membuatnya seperti pria gila saat kehilangannya, dan pria gila yang begitu mencintainya.

***

Aku membawa setengah hatiku saat setengah hatiku dibawa pergi bersama cinta yang telah hancur. Ia pun datang membawa setengah hatinya. Sama sepertiku. Dan tanpa ku sadari ia merajut hati ini hingga menyempurnakan hati yang telah patah ini.

Cause, we're brokenhearted couple that falling in love.

***
Akhirnya, bisa ending juga hehe maklum baru ngetik lagi setelah udah gak sibuk lagi ama tugas kuliah. Oh ya Thank you so much for all readers.

Love,
DoctorKey

Brokenheart CoupleWhere stories live. Discover now