Lets talk!

14.7K 656 4
                                    

Halu!
Autumn balik, meskipun gak bisa post sebulan 2 kali gapapa kan ya?

Yauda sih, gue gaminta banyak, coment coment comen! vote vote vote!

Enjoy!

Seperti semua membeku.

Telingaku sepertinya bermasalah, karena setelah Ian berbicara, aku tak dapat mendengar suara lain.

Hanya saja suara itu seperti berputar putar di otakku, layaknya kaset rusak. Dan itu amat memuakkan!

Waktu seperti dibuat berhenti.

Dan seseorang menggembalikannya sebelum kau sempat menarik nafas!

Jadi yang kau rasakan adalah lelah. Amat sangat lelah.

Dan, lega.

"Lo baik baik aja heh?!"

Ahirnya, pendengaranku kembali. Dunia yang sepertinya hilang tadi kembali.

Dimas mengguncang-guncang pundakku dengan wajah kelewat cemas, setelah tadi menarik paksa aku dari Ian.

Aku menunduk dan menangis didepannya. Menumpahkan rasa kesal dan marah didepan musuhku dan eum..suamiku.

"Tuh kan! Keras kepala banget sih jadi orang! Diapain lo sama dia?!" Dimas mengerang.

"Michelle jawap gue!" Suaranya naik satu tingkat.

Tangisku reda dengan hasil rasa lelah yang berkurang walau tidak sampai separuh. Tapi amat melegakan.

"Gue baik-baik aja, bodoh!" Aku berusaha tertawa didepan Dimas karena tidak tahan melihat wajah cemasnya lebih lama lagi.

Tangannya menoyor kepalaku dengan ekspresi yang masih sama. Dia serius, katanya.

"Lo kira gue boong?" Kubalas tatapannya dengan tatapan tidak berminat.

Dimas membuang muka, dia mengusap mukanya kasar sambil mengacak-acak rambut yang dari dulu tak pernah terlihat rapi.

"Lo kenapa dibikin nangis Ian?" Ucap Dimas pada ahirnya.

"Privasi."

"Jawap! Dasar cewek!" Dimas menatap ku kesal. Tapi namanya juga Privasi ya kan?

"Privasi, please!" Pintahku dengan nada bicara setenang mungkin.

Dimas memutar mata. Dia berbalik badan tapi tak meninggalkanku. Dia menundukkan badan dan tangannya yang bertaut, bertumpu pada lutut yang terlipat.

Aku bingung dengan sikapnya. Jadi kuputuskan bertanya sebagai tolak ukur dia harus tau, atau tidak.

"Gini deh, kalo gue maksa tau soal Audy ke lo, gimana?" Pertama.

"Bakal gue ceritain." jawapnya tanpa minat.

"Kalo soal mantan mantan lo?" Kedua.

"Ya gue jawablah!"

"Semua mantan lo?! Gimana lo bisa jadian ama mereka? Mantan lo kan keren-keren, Mas."

"Sst," tangan Dimas mampir didepan mulutku. "Kalo gue bilang iya, ya iya. Emang lo mau gue ceritain soal mantan gue yang mana?"

Aku termakan perkataanku. Kujamin mukaku sudah seperti orang bodoh sekarang. Dan Apa itu artinya aku harus cerita soal Ian?

"Gue bakal cerita soal Ian deh, kalo lo cerita soal Audy!" Aku menyeru.

Dimas menatapku tidak yakin, dia berdecak.

Dia berbalik badan, tangannya merambat cepat ke keningku. Lalu berahir dengan merengkuh pundakku tiba tiba.

"Lo pulang aja ya Chelle? Badan lo panas. Ampe ngigau gini."

Young RelationWhere stories live. Discover now