Lo punya gue

6.2K 327 6
                                    

Gue pengen ini cepet selese
Biar gue bisa bikin cerita baru
yey!

Btw happy reading

Jika dia muak dengan Dimas, dan merasa akan baik baik saja tanpa cowok itu di rumah, Michelle salah besar.

Nyatanya, Michelle cemas setengah mati ketika jam menunjukkan pukul 10 malam dan Dimas tidak pulang juga.

Dia duduk di ruang tengah menghadap pintu utama yang tinggi. Kakinya diangkat ke atas kursi. Ponsel di kirinya dalam kondisi di charge.

Ketika akhirnya ponselnya menampakkan angka 100, Michelle mencabutnya lalu segera menyalakannya. Tangannya menggeser kebawah membaca notivikasi.

Seketika matanya melebar.

Pesan dari Dimas beberapa jam yang lalu menariknya dari kursi empuk.

from: Dimas

Gue minta maaf yah. Sini temenin gue di mekdi deket sekolah. Gue gaakan pulang sampe lo kesini.

Yaampun!

Michelle menyambar kunci pintu dan mobil. Dia berlari menuruni tangga, bahkan dengan sandal rumah yang belum sempat diganti, dan hanya berbalut tank dan hot pants longgar, serta kimono tipis berbahan licin.

Dia meloncat ke jok kemudi. Lalu mobil sport itu mengaum keluar garasi.

Awalnya Michelle tidak merasakan apapun. Komplek rumahnya berpedar terang walau malam. Baru ketika memasuki jalan layang, Michelle menatap nanar sisi gelap di bawa jalan. Dia baru sadar, kemungkinan kejahatan lebih besar di malam hari.

Michelle menambah kecepatan berniat mengurangi rasa takut. Tetapi konsentrasinya menurun. Michelle mengantuk, dia tidak berani berkendara di atas enam puluh lima kilo per jam.

Restoran cepat saji di pesan terakhir Dimas sudah didepan. Michelle menjalankan mobilnya pelan, merepet ke tembok kaca restoran. Dia tidak menemukan sosok Dimas.

Michelle menunggu. matanya mengamati setiap pengunjung restoran, tapi tidak ada wajah familier itu.

Hingga akhirnya Michelle benar benar lelah dan memutuskan menelepon Dimas.

"Halo, Mas?"

"Hei chelle," keributan melatari suara dimas.

"Gue nyamperin lo di mekdi.."

"Hah? Lo nyamperin gue semalem ini? Yaampun, gaada yang ngajarin ya lo keluar jem segini? gue aja sampe telpon taksi buat pulang! tunggu disana, gue balik."

tut...tut...tut...

telepon tertutup. Dari nada bicaranya Dimas seperti akan menerkam Michelle, dan Michelle takut akan kemungkinan itu. Tak ada pilihan lain selain menuruti perkataannya dengan memarkirkan mobil di tempat semestinya.

Dimas datang sepuluh menit kemudian. Dia mengetuk kaca dengan alis terangkat. Pintu terbuka, Dimas semakin terbelalak melihat pakaian di tubuh Michelle. Dimas menelan ludah sendiri.

sebenernya bini gue ini orang jakarta apa amerika si? bajunya, sikapnya, gitu amat.

Diam-diam dimas bersyukur tak ada yang mengganggu gadinya. K, kalau Michelle diganggu pun, itu salahnya berpakaian begitu.

"Gue mau ngomong serius." Penekanan pada tiap kata. Dimas mengurung mata Michelle, tangannya menggenggam telapak Michelle.

"Sebelumnya, kenapa si lo marah marah?" Michelle mengeluarkan isi pikirannya.

"Ya karena elu chelle!"

"Gue kesini cuma mau jemput lo. Apa salahnya sih? Gue itu kasian sama lo Mas, udah malem disini nungguin gue--"

Young RelationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang