U're Insane but i love u

5.5K 283 40
                                    

Gue gaada kerjaan, jadinya update hehehe

Gue suka kalo ada yang bilang cerita gue ngebaperin, semoga part ini juga yaa

happy reading

Jalannya lemah. Serasa tak punya semangat hidup ketika melangkahkan kaki setelah menuntaskan bakso dengan penuh ceria.

Ya, dengan senyum lebar dan tawa sambil saling melempar joke. Katanya mungkin ini terakhir mereka melakukannya, dia tidak tahu itu mungkin terulang lagi atau tidak.

"Kita harus menikmati setiap detik yang ada, karena setiap detik itu berarti,"

Kata Dimas setelah meneguk habis es jeruk. Kalimat itu kini menetap di otaknya.

Menikmati tiap detik ya?

tapi kenapa gue baru sadar kalo lo berarti sekarang-sekarang?

Michelle menutup pintu mobil dengan tidak berminat. Lampu menyala, dia berdecak karena pintu tidak tertutup rapat.

Michelle bergeming.

Dimas mendekatkan, dia menutupkan pintu gadis itu. Lalu menyalakan mobil dan memutar audio.

"Chelle,"

Dimas melajukan mobil. Diam saja ketika Michelle tak menggubrisnya, mungkin sebal padanya.

"Ini mau kemana?"

Michelle bersuara akhirnya. Dimas merekakan senyum di bibirnya. Senyum saja, walau pandangannya masih lemah.

"kamu maunya kemana?"

Michelle menatap sendu kedepan lalu menggeleng.

"Ada ga si tempat kita bisa jauh dari mama atau mami tapi tetep nyaman dan ngerasa di rumah?"

Dimas terkekeh. Dia menghentikan mobil di baris paling depan lampu lalu lintas yang menunjukkan warna merah. Tangannya meraih tangan Michelle.

"Rumahmu siapa?" Tanya cowok itu sembari mengecupnya.

Gadis itu menggeleng. Otaknya menimbang nimbang, lalu mencetus yang membuat hati Dimas melonjak.

"Kamu? mungkin?"

Dimas pasti sudah menjatuhi kepala Michelle kecupan gratis, jika kendaraan belakang tidak memberi klakson yang sama sama gratis.

Dimas melajukan mobil kembali, ide gila itu memenuhi otaknya, sekaligus mendobrak mulutnya, meminta diutarakan.

"Ayo kita kabur,"

Michelle memutar kepala. Menatap Dimas yang sama sekali tidak menatapnya. "Maksudmu?"

"Kita kabur, tinggal sendiri, jauh dari orang tua mungkin? atau apalah terserah kamu,"

Gadis itu membulatkan mata terhadap usulan Dimas. Diamnya Michelle membuat Dimas merasa harus melanjutkan.

"Tenang tenang, gausah mikirin uang, lebih dari cukup buat beli tempat tinggal doang sama biaya sekolah."

Tapi diluar perkiraan Dimas, Michelle malah tertawa keras.

"Kamu mabok? mana mungkin bisa, Mas. Orang tua kita bukan orang main main, mereka bisa nemuin kita, kemanapun kita pergi."

"Aku pengen sama kamu Michelle Nirina Miharja!"

"Lah terus Lea apaan?" tanya Michelle yang seperti mengejek.

"Dia ada sebelum kamu, dia pernah ada."

"Haha, masa, kemaren aja aku tau kamu ngobrol sama Lea, tapi kamu aku tanyain gamau ngaku,"

"Astaga, itu aku mau mutusin dia Chelle, please dont do this to me, i just love you and only want you!"

Young RelationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang