Urusan cowok

4.6K 296 3
                                    

fresh from the oven
ehehehe

Comment any1?
Vote yhaa :)

Happy reading

Yang dia rasa amarah membuncah saat melihat Altaf menyebrangi koridor dan menatapnya dengan senyum sinis.

Dimas buru-buru menarik kerah cowok itu memasuki pintu apa saja yang tidak terkunci. Sayangnya mereka tak sengaja memasuki gedung olah raga.

Altaf tau endingnya apa, Dimas bakal membuatnya babak belur dan dia tanpa mau melawan.

Dimas bena-benar melakukannya. Dia melayangkan tinjunya tanpa basa-basi.

Bang..bang..bang..

Mencetak biru di hidung mancung Altaf. Lalu hantaman lain di wajah Altaf, semua bagian wajahnya tak Dimas lewatkan.

Dimas hanya ingin memberi pelajaran atas apa yang Altaf lakukan.
bukan membunuh.

"Bahagia lo abis operasi!" Teriak Dimas sambil mengayun tangannya.

bug!

"Bahagia lo bisa sama Michelle disaat gue sama dia ada masalah!" Yang dimaksud Dimas adalah saat Michelle pergi dari sekolah sekedar menemui Altaf, lalu Dimas mencarinya hingga larut.

bug!

Dimas melepas cengkramannya dari Altaf. Mengeluarkan nafasnya yang tertahan. Cowok itu yang dia jatuhkan ke lantai, bangkit. Tangannya melayang pada Dimas tapi berhasil dia tepis.

Srkk...Pintu terbuka, Dimas kira ada yang masuk, tapi mereka justru mendengar langkah berlari menjauh. tidak sampai lima menit mereka pasti jadi bahan tontonan.

Bug! Altaf mengayunkan tangan dan mengenai lengan Dimas. Karena jarak mereka berdekatan Dimas mampu memiting kepala Altaf agar cowok itu melepaskan cengkraman lengannya.

Langkah mendekat yang terburu-buru memenuhi telinga mereka, tapi tak membuat mereka gentar dan berhenti.

Altaf mencengkeram tinju Dimas. Dia tak sekalipun melirik masa yang mulai mengelilingi mereka.

Jantung Dimas berdetak cepat. Jika kalian kira ini karena dia takut, tidak salah besar. Dimas daoat melawan Altaf bahkan hingga membuat cowok itu patah tulang. Dia pernah kursus boxing dulu saat SD di Jogja.

Dimas khawatir, ingat, khawatir bukan takut. Dia khawatir Michelle tiba tiba masuk dalam kerumunan. Lalu mereka bertiga terlibat dalam drama yang siswa siswi sekolahnya rangkai. Itu menyebalkan sekali.

Dimas mulai lelah melawan dengan tangan yang lebam diberapa sisi. Dia mengayunkan kaki yang dengan mudah dipelintir Altaf dan didorongnya hingga menjauh.

Sayup sayup ditengah lelah yang lebih kecil dari gengsinya terhadap Altaf, Dimas sadar gadis yang mendatanginya membawa bencana.

Michelle sudah bersimpuh didepannya. Merayunya. Dimas tak habis pikir, ini bahaya, apa Michelle-nya yang jenius lupa jika dengan sekali pukulan cowok tulangnya bisa patah?

Mulut Michelle komat kamit, alis matanya mengerut. Michelle tidak cengeng seperti Audy yang menangis melihat kaki Dimas bengkak. Dia bersyukur dalam hati soal itu.

"Ayo pergi sama gue!"

Michelle mengubah tatapannya menjadi tatapan garang. Melotot menghadap mata Dimas yang syarat akan lelah.

Astaga, cewek mana yang rela liat cowok yang dia sayang babak belur begini? Apalagi dia yang nantinya mendengar rintihan cowok itu ketika lukanya dia obati

"Lo yang pergi chelle!" Dimas merasa Michelle sedang sakit atau pikirannya terganggu. Karena dalam kondisi wajar saja, tak mungkin cewek mau ditengah lingkaran setan menghadapi banteng mengamuk.

Young RelationDonde viven las historias. Descúbrelo ahora