resah

5.2K 290 2
                                    

gue ngerasanya kalo gue cepet update vote di part sebelumnya jadi sedikit :(

jadi bingung kudu gimana

btw, happy reading

Lalu apa yang akan lo lakuin?

mengejar angan kosong?

untuk disakiti?

atau mengejar yang satu lagi?

Sepertinya kupilih opsi yang kedua. Setelah pelukan dramatis di ruang tamu, yang dilihat oleh orang yang memasang wallpaper di ruang tamu, aku buru-buru berganti pakaian.

Benar benar kulakukan niatku tadi. Menjenguk Altaf, di jam satu siang begini. Aku tau resikonya, macet.

Tapi kuterjang. Aku tak peduli bensinnya habis ataupun aku kehabisan uang--aku tak sempatmembawa dompet dan hanya beberapa kartu di mobil yang dapat menyelamatkanku.

Altaf terlihat pas, aku bisa menanamkan perasaan suka hingga melupakannya. Terdengar jahat. Tapi Dimas lebih jahat.

Dia membuatku bertengkar dengan mantannya hanya untuk mengatakan dia tidak mencintaiku.

Aku tiba satu setengah jam kemudian. Seorang suster melarangku masuk ke kamar rawat altaf. Maka aku berjalan di koridor. Tatapanku lurus, tapi kosong.

Seperti yang didalam sana. Kosong. Dia jahat. Amat jahat. Tapi aku tak dapat menangis, aku hanya mencengkeram bahunya saat kamu berpelukan tadi.

Katanya tak mau aku pergi...

haha, bullshit!

Aku juga ingin dicintai. Tak hanya dia.

Tanpa sadar Jariku benar-benar men-dial Altaf. Bukan ponsel yang diacungkan Dimas dan diberikannya pada dokter tadi, tapi ponselnya yang kupinjam di cafe saat kita tak sengaja bertemu.

Aku belum bercerita soal ini. Sore itu aku terkejut. Saat aku mencemaskannya, dia malah mencari cara untuk membuatku bahagia.

Kupinjam ponselnya dan kubuka riwayat pencarian beberapa detik yang lalu. 10 cara jitu ngebuat gebetan bahagia.

Apa dia menyukaiku?

Tapi rasanya beda, aku hanya terkesan. Tidak lebih.

Kembali pada ponsel Altaf yang kudial. Ponselnya dapat kuhubungi setelah kali ke tiga. Kudengar suaranya yang parau.

"Ha..lo?" Suaranya menyedihkan.

"Altaf... Ini gue, Michelle,"

"Hai,"

Sungguh-sungguh membuatku tidak tega.

"Are you feel better?"

"yap. Thanks chelle,"

"itu gunanya teman," Aku terkekeh.

"ngapain tiba-tiba telfon?"

"Gue di rumah sakit,"

"jenguk gue?"

"iya,"

"Kok kaga masuk?"

"kaga boleh sama susternya,"

"yah," suaranya melemah. Dia kecewa.

Apa dia benar-benar menyukaiku?

Sudah jangan pikirkan itu.

"Eh chelle, lu masih disana kan?"

"iyaa!" sepertinya aku terlalu bersemangat.

"haha santai aja," Altaf terdiam sebentar. "gue mau bilang sesuatu sama lo, enakan kalo lo boleh masuk,"

Young RelationWhere stories live. Discover now