lea ternyata? hahaha

5.8K 267 4
                                    

Edisi pengen update

semoga konfliknya udah jelas yah

bocoran aja ini mau konflik inti

happy reading yahh

***

Dimas PoV

Aku menyakitinya. Parah sekali! seharusnya jika aku tak bisa membuatnya bahagia, paling tidak jangan membuatnya cemberut.

Aku menyakitinya, apa dia tidak bersedih? Atau mungkin saking sedihnya dia hingga tidak bisa menangis? who knows.

Tadi hanya untuk menyelamatkannya. jadi aku tak membawanya turun.

Yang kutemui Altaf, bukan mama. Sebenarnya perjanjian kala aku opname berlaku. Dia sakit keras, kanker stadium dua. Mana bisa aku menolak permintaannya?

Selain itu, karena aku menyayanginya.

Terdengar memalukan. Iya, yasudah lah kuakui, aku Dimas Satriatama Kusuma menyayngi Altaf Sangaji Barmasta.

Tapi nyatanya, BOOM!

Dia menggila ketika aku tak membawa siapa-siapa. Ya, aku tau bakal ada hal buruk padaku, tak apa. Semakin buruk lagi jika mengajak Michelle, dia juga akan dicelakai.

Altaf memukul wajahku keras. Bisa saja dia membunuhku hanya untuk melihat seberapa besar cinta orang yang kubawa.

"Gue mau liat, apa kalo muka lo rusak, masih ada yang beneran cinta sama lo? hahaha!"

bug...bug...bug...

Tiga tinju dia lancarkan, dua mendarat di pipi kanan dan pundak. Aku berhasil menghindari yang satu lagi, sehingga dia memukul angin.

Altaf terus mengayunkan tinjunya. Aku tidak akan membalasnya. aku tak dapat menyakitinya. Kubiarkan dia melawan angin. Walau dampaknya dia akan lebih kesal denganku.

Asalkan aku bisa mengelak, tak apa.

Tentu tak semuanya dapat ku hindari. Aku tidak se keren itu. Yang paling parah ketika Altaf memelintir lenganku kebelakang. Dia menghadapkan kepalaku kebawah lalu melepaskan tanganku. Aku terjatuh, tapi kutarik dia sehingga dia terjatuh menimpaku.

Keningku mencium paving Teras belakang dan bergeser beberapa senti. Merobek kulitku. Kini darah segar terasa membasahi kulit disekitarnya

Pikiranku hanya terbesit satu hal. Selama Michelle tak bersama Altaf, sakitpun tak apa.

Aku tak tau Altaf kenapa. Saat kubalik badannya, mukanya memucat dan hidungnya mengeluarkan darah.

Shit. Jika mama tau marah dia. Walau ku jelaskan jika bukan aku yang membuat anak kesayangannya begini.

Kubawa dia ke kamarnya dalam diam. Altaf pun tak bersuara. Tentu aku hafal letaknya karena dia menempati kamarku.

Altaf tak berhenti menatapku setelah kubaringkan dia di kasur. Aku harus meninggalkannya sebelum dia melawanku lagi.

Menghampiri Michelle yang pasti menungguku.

***

Aku tak mengerti kenapa tiba-tiba mading ramai. Ya, tempat yang hanya ramai pada saat pembaguan kelas tiap tahun itu benar-benar ramai. Amat ramai hingga bergelombol bejibun entah itu cewek ataupun cowok.

Aku berjalan santai dengan Michelle disampingku melewatinya. Satu dari gerombolan memandang kami, sebelum selanjutnya berteriak.

"Itu woy orangnya!"

Young RelationTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon