What if we divorce...?

5K 272 14
                                    

Gue harap kalian suka ya

pst, ini belom ending ya. jangan sedih dulu ehehe

thanks for comment fadhilahputri16  litlita_ :)

happy reading

Mami mengangkat satu kaki diatas kaki yang lain.

Jari jarinya sibuk dengan ponsel, mengerjakan laporan keuangan pabriknya. Carmen lupa kapan tepatnya dia menginjakkan kaki di negara ini, yang dia tau usianya dua puluh tahun ,dia memutuskan menetap setelah mengetahui dirinya hamil anak Hardana.

Tapi untungnya setelah memiliki dirinya dan Michelle, sifat Hardana yang usianya jauh berbeda darinya berubah, tidak lagi memainkan wanita.

Tidak seperti Wira, sahabat Hardana. Dia seolah tak puas menghamili kekasihnya. Setelah menikah dan memiliki anak pun dia tak mau berhenti bermain wanita.

Itu hampir tujuh belas tahun yang lalu, kini dia menatap mata Michelle yang serupa miliknya. Rambut kecoklatan gadis itu, wajahnya, benar benar mengingatkannya dengan masa mudanya di Sidney dulu.

Mereka sama sama menikah di usia muda. Bedanya, Carmen menikah karena sudah ada Michelle di kandungannya, dan Michelle menikah karena urusan bisnisnya.

"Ada apa Mi?" Buka Dimas. Akhir akhir ini cowok itu selalu bersama putrinya. Dia bersyukur ada yang menjaga Michelle, sekaligus khawatir sesuatu diantara mereka terjadi melebihi batas.

"Jadi begini,"

***

Jalanan yang mereka lewati lenggang. Michelle malah berharap sebaliknya. Harusnya macet, sehingga dia bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan Dimas.

Setelah perbicaraan dengan mami, Michelle mengutarakan keinginannya yang segera Dimas penuhi.

"Gue mau ke makam papa,"

Dimas penasaran, tapi menurut saja. Gadis itu banyak berbuat baik padanya, masa dia menuruti satu kemauan gadis itu saja susah sih?

Dimas menyentuh pundak Michelle yang tertidur di perjalanan. Gadis itu masih belum bangun juga.

Dia menatap lagi manik mata cantik Michellr yang terpejam. Nanti, apa Dimas masih bisa menatap Michelle sedekat ini?

Dimas mendekatkan lagi mukanya pada Michelle yang tidak sadar. Matanya tiba-tiba panas.

apa nanti gue masih bisa ngeliatin lo tidur lagi?

Ucapan Mami tadi memenuhi otaknya kembali. Air matanya hampir menetes, dia rengkuh leher Michelle sampai gadis itu mengeluarkan gerakan dan bersuara karena tak nyaman.

Mami memintanya melepas Michelle, mereka cerai.

Bagaimana bisa ini tepat sepuluh hari setelah dia meminta Michelle putus?

Begitu saja, Mami lalu berkata jika Dimas tak perlu memusingkan status Michelle yang janda. Mami akan mengirim Michelle ke London untuk menghindari anggapan miring tersebut.

Dimas tidak terima, tapi tidak bisa menolak. Jadi dihadapan Mami dia hanya menghembuskan nafas panjang, tak acuh.

"Terserah mami sama mama aja lah, lagian kita juga cuma robot nya kalian kan?"

Kemudian Dimas menarik pantatnya dari sofa ruang tengah. Sebelum berjalan, Dimas memanggil Michelle.

"Chelle,"

Gadis itu menoleh, Dimas memberi tatapan gue-mau-ngomong-penting  sehingga Michelle mengikutinya.

Mereka bergantian masuk ke kamar, lalu memastika pintu tertutup. Masing masing merasa udara dalam kamar tidak cukup hingga terasa amat kaku. Menatap satu sama lain, Dimas memulai pembicaraan.

Young RelationWhere stories live. Discover now