Perjanjian perang

5.2K 299 2
                                    

Part ini uda gue update sejak senin malem

tapi gatau kenapa kaga muncul

so.., Happy reading

Dimas PoV

Sudah jam makan siang dan aku tak tega melepas sandaran Michelle dari bahuku jika aku makan. Tapi perutku lapar dan mual di saat yang bersamaan.

Obat mual dan nyeri dari suster dua puluh menit yang lalu siap ku minum asalkan aku makan. Tapi bagaimana caranya jika begini?

Tubuhku lemas hanya untuk mengambil air. Kulirik Michelle, mukanya tak lebih dari sepuluh senti dariku. Wajahnya damai, tidak tega. Kasihan dia. Sabtu malam kusuruh mengerjakan tugasku dan berakhir dengan aku pingsan. Dia juga yang membawaku ke rumah sakit.

Kemarin aku mimisan beberapa kali. Michelle panik sekali melihat darah mengucur dari hidungku.

Sebenarnya karena kecelakaan beberapa tahun yang lalu, aku jadi mudah mimisan. Apalagi dengan kondisi demam berdarah seperti ini.

Dia saja yang tidak tahu dan berkata yang tidak-tidak, seperti kehabisan darah. Hell! jika tak tahu berapa peringkatnya di sekolah, aku pasti sudah menyebutnya bodoh.

Aku mengecup kepalanya, lalu mengambil nasi dan lauk. Tanganku gemetaran, terulur meraih piring kaca di troli makanan yang kuminta suster meletakkannya di sampingku.

Aku yakin tak ada sesuatu yang terjadi.

Prank!

Piring jatuh. Salahkan aku yang terlalu percaya diri.

Michelle membuka mata. Salahkan aku lagi untuk itu.

"Yaampun Mas, kok lo ga bangungin gue si?" Nada bicaranya kesal. Michelle beranjak dari sampingku.

"Ah gini ini lo makan apa terus?" Dia geram. Berlalu di sana sini, kembali membawa kresek.

Niatku baik, harusnya dia tak menyalahkanku. Berlebihan sekali.

"bangunin gue dong harusnya!" Michelle menyeru, wajahnya marah saat kulihat.

Aku memutar mata, tidak ingin mengatakan ini, tapi nanti dia keterusan.

"Gue kaga mau bangunin lo. Dan lo bagung-bagun gatau apa apa marah marah? Mikir kek rasanya jadi gue, lo udah ngurusin gue, masa gue tau istirahat gue bangunin? Udah-udah gausah makan aja gue!"

Fix! padahal aku lapar dari tadi.

"Yaudah gue keluar!"

Michelle melenggang. Sebelum meninggalkan kamar, dia mengebrak pintu keras hingga suaranya menggema.

Mampus dim, rasain tuh. Uda kaga makan, ditinggalin pula!

Pikiranku padanya. Apa yang dia lakukan dengan seragam berantakan begitu? tidak terlihat sebagai siswi canti dari sekolah internasional, dia lebih mirip bad girl yang membolos.

Aku menekan tombol darurat. Seorang suster yang datang kumintai nasi segera kembali dengan sepiring penuh lima menit kemudian.

Suster tadi meletakkan nampan di atas kakiku sebagai alas makan. Kutunggu suster tadi keluar sebelum menyendokkan nasi dan lauk perlahan. Tanganku masih gemetar.

Ketika suapan ke tiga, gemetar tadi menghilang. Syukurlah.

Pintu diketuk, seorang menggunakan seragam sama denganku dan boomber jacket cream diluarnya, masuk.

"Lo dateng juga," Sapaku.

Dia adalah alasanku meminta Michelle sekolah. Untung saat dia datang, Michelle tidak disini.

Young RelationNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ