The day that ended badly

11.4K 506 6
                                    

Anyeong

Read the whole part garls
Hope u like it

Vote plz

Autumn~

Krekk...

Suara derat pintu yang bergesekan dengan lantai tadi hanya memekakkan telingaku seorang. Jam-jam sekarang semua pasti sudah tidur.

Jalanan kota yang kulewati dengan taksi, lenggang. Hingga, rasa kesepian yang kuusir jauh-jauh hinggap. Muncul nama Dimas diotakku, aku segera mengiriminya pesan.

Untunglah, laki-laki yang tertidur di ruang tv karena menungguku ini humoris, membuat perjalanan dari bandara ke rumah terasa cepat.

Kusentuh kulitnya, dia terbangun.

Aku tersenyum tipis.

"Pindah tidur dalem mas."

"Iya mbak.."

Tersenyum, aku memukul punggungnya pelan.

***

Berderet dress di manekin atau yang digantung memenuhi pandangku. Warnanya lebih beragam dari pelagi dan berbagai notif serta model membuat siapa saja yang di posisiku bingung memilih.

"Yang mana ka?" Suara pramuniaga itu halus, sama seperti dua puluh menit yang lalu ketika kami baru tiba.

"Chelle, masa yang di manekin itu kamu ga suka sih sayang?" Tanya mami.

Aku menggeleng setelah memandang dress itu lagi. Ini seperti rumah barbie, aku akan senang jika memiliki ini semua, tapi tidak begini. Diminta memilih salah satu untuk night party yang aku sendiri tidak tau bagaimana acaranya.

Oh ya, mami juga memberi izin pada wali kelas ku jika hari ini aku tidak masuk. Tau begitu, kenapa tidak dari semalam saja?

"Aduh mami pilihin aja deh..." ujarku lalu mendengus. Sebelumnya kuperas otakku kuat-kuat.

"Mami pilihin tiga kali kamu gaada yang suka. Ayolah sayang mami sebentar lagi ada rapat ini." Mami mulai gondok.

Aku merengut. Salah sendiri ajak kesininya mepet. Mana ada nyari baju buat night party penting pagi hari pestanya dimulai?

"Iya deh mam, Michelle nyari sendiri!"

Kuangkat pantatku dari sofa ditengah ruangan menuju satu persatu deret baju.

Deret pertama jejeran coctail dress ala tahun 60-an. Ada satu dress bermodel fairy yang kusukai tapi tidak dapat kupakai nanti malam. Aku nanti akan membawanya pulang, ingatkan aku.

Deret selanjutnya berisi dress dengan warna degradasi ungu. I'm Not at all interested.

Lalu selanjutnya berwarna hijau. Labelnya perancang dari itally, walau jujur aku lebih suka memakai milik perancang dalam negeri malam nanti.

Ada long dress berwarna hijau keemasan disana, not too bad. Tapi kata mami tidak sesuai dengan umurku. Ketika kuminta mami memakainya nanti malam, mami berkata itu terlalu muda buatnya.

Sedikit mengesalkan.

"Chelle, kamu pilih pilih sendiri deh. Rapatnya sudah dimulai, Mami telat." Beranjak dari sofa di sudut ruang, mami menghampiriku memberi kecup di kening.

"Bye mami...." ucapku tanpa kontak mata.

Ckk... aku paling tidak suka jika berbelanja tanpa teman begini. Mungkin Seeva, Tasya atau Lea bisa datang.

Ku buka grup kami berempat untuk memastikan. Notifikasi paling awal dua jam yang lalu, lalu disusul yang paling ahir dua puluh menit yang lalu.

Kubaca dahulu sebelum bertanya. Mengesalkan, mereka semua sedang sibuk urusan masing-masing. Seeva mengantarkan tantenya yang hamil untuk cek kandungan, Lea ada urusan di Bekasi, dan Tasya... entahlah. Dia hanya bilang sibuk saat Lea mengajaknya ke Bekasi.

Young RelationWhere stories live. Discover now