BAMM # 44

70.4K 2.8K 48
                                    


"Senior mana ? Aku tak nampak pun dia hantar kau tadi . Cuma kak Nawal yang aku nampak . hm.. Kau dua orang bergaduh ke ?"

Soalan Misya ni ...

Aku merengus geram . " Tak ada soalan baru ke yang nak ditanya pun . Kalau kita orang berenggang sikit dah di katakan gaduh ? " aku melangkah malas . Geram la . Dekat rumah papa cakap gaduh , dekat sekolah pula misya ..

"Sorry la Lina . Jadi , tak gaduh la ? "

Aku menggeleng . Tidak .

"By the way , apa kak Nawal buat dekat sini ? Berfail segala ." ditanyanya lagi .

"Temu duga , sekolah rendah ." ringkas dan berisi aku menjawab . satu - persatu .

"Alah , kenapa tak menengah aje ." keluh Misya .

Aku angkat bahu tidak tahu . Bukan tidak tahu . Malas sebenarnya nak ambil tahu . Misya ni pun banyak mulutnya . Jadi untuk bagi dia senyap aku jawab aje tak tahu . Senang kerja .

Amir dari jauh berlari anak mendapatkan kami berdua . Dia menghalang langkah kami .

"Kau pahal Mir . Nak mengorat bukan kat sini ." marah Misya .

" Kalau aku ngorat pun , bukan kau perempuanya . Tomboy macam kau memang tak sesuai dengan aku . Not my tease ." herdik Amir selamba . Aku hanya menjadi pendengar dan penonton yang setia .

" Ewah , bagus betul bahasa . Pernah makan penumbuk 3G tak ? Kalau belum sini aku nak sedekahkan ." kata Misya tangan kanannya digumpal lalu menumbuk pada tapak tangan kirinya .

"Ni ? Penumbuk kecil ala semut ni ? Comel je . sini - sini . " Amir mengajukan pipi kirinya kepada Misya .

"Lina , kau pegang aku kuat - kuat . Silap nanti ada juga orang kena tahan ICU ."

Aku menahan tangan kanan Misya seperti yang disuruh . "sabar Misya . Istifar banyak-banyak . " nasihatku .

Amir sudah ketawa terbahak- bahak .

"Awak pun satu amir , jangan la mencari masalah . Berdosa tahu sakitkan hati seseorang . " tawa Amir terus membisu apabila menerima teguranku .

"Kau dengar tu , berdosa . Apa kes kau halang jalan aku , haaa ?"
"Sabar , misya . " aku menenangkannya lagi .

"Bukan saja-saja la aku halang kau . Ni , ustazah nak jumpa Rai'a katanya pengetua panggil ." terang Amir .

Aku menunding jari kepada aku sendiri . "saya ?"

Misya yang sudah bertenang memandang aku dengam wajah yang terkejut .

"Kau ada buat salah apa ?"

Aku menggeleng tidak tahu - menahu . Aku pandang misya sesama sendiri lalu dipandang pula pada wajah Amir untuk mngetahui sebabnya .

Tapi , hampa . Amir juga angkat bahu tidak tahu .

------------

Sebelum masuk ke dalam aku menarik nafas sedalam - dalamnya . Pintu biliknya aku ketuk sebelum memulas tombol pintu .

"Ye , ada apa ?" pengetua bertanya tetapi tidak menoleh ke arahku .

Mungkin sibuk .

"Pengetua nak jumpa saya , ada apa ya ?"

"Jumpa ? ... Oh ya , sini duduk . Boleh tunggu sekejap saya ada kerja sedikit . " ujarnya .

Aku mengganguk . Faham . Aku duduk dikerusi yang menghadapnya . Memang betul la kata Misya , sekarang baru aku nampak kenapa pengetua sekolah ni nampak muda . Tengok ajelah penampilan dia , dalam pejabat sendiri pun bercermin mata hitam .

Isteri 17 Tahun Where stories live. Discover now