Hanya Khayalan

8.4K 372 12
                                    

Epril POV

Satu buah lagu yang sedang diputar di cafe ini membuat aku merasa nyaman. Ku pejamkan mataku seraya menikmati alunan musik ini.

Bait demi bait ku hayati hingga tak terasa air mataku menetes. Lagu Afgan feat Raisa -percayalah ini mampu membuatku meneteskan air mata. Karena lagu ini benar-benar sedang terngiang di hatiku.

"Pril"Aku masih memejamkan mataku.

"Ardhila Aprillia" merasa bahuku ditepuk aku segera membuka mataku dan segera mungkin menghapus air mataku.

"Mengapa kau menangis?"Tanyanya lembut. Aku tersenyum kelu menggelenggkan kepalaku.

"Apa aku membuatmu menangis? Apa tempat ini Tidak cocok denganmu? Kita bisa pindah tempat Pril"

Aku menggelenggkan kepalaku. "Tidak. Kita kan sudah biasa makan disini. Masa tempat ini tidak cocok denganku syad."

"Lalu kenapa menangis?" Tanyanya bingung.

"Tidak. Aku hanya suka dengan lagu romantis itu" jawabku sambil mengambil tissu dan mengelap bekas air mataku.

"Oh. Kau juga suka lagu romantis seperti ini? Aku akan menyanyikan lagu untukmu kalau begitu" Dia segera bangkit dari kursi duduknya.

Aku segera menahan tangannya agar irsyad tidak menyanyikan lagu disini. Ini sungguh memalukan!

"Syad. Jangan. Nanti aku pulang kalo kamu masih pengen ke depan sana". Ancamku. Akhirnya dia duduk kembali.

"Kamu mau bikin aku nangis lagi?" Tanyaku kesal.

Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala. "Pril. Apa Rani juga suka lagu romantis?" Aku yang mendengar dia bertanya seperti itu langsung tersedak. Dia panik lalu memberikan ku Air.

"T-erima kasih. Rani? Dia sangat suka lagu romantis. Bahkan dia pun pintar menyanyikan lagu. Dia cantik, menawan, punya suara yang merdu. Dia memang sosok wanita yang diidamkan banyak pria". Jawabku menatap langit membayangkan bagaimana sosok Rani yang begitu sempurna.

"Menurutku memang dia sempurna. aku ingin segera mengungkapkan perasaanku padanya" ucapnya yang berhasil membuatku terdiam. Kalu. Dan enggan membalas ucapannya. Rasanya aku ingin pergi dari tempat ini dan meninggalkan dia sejauh mungkin.

"Pril, menurutmu kapan aku bisa menembaknya?"

DEGH!

Apa ini yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan?

Apa ini yang namanya Friendzone?

Apa ini yang dinamakan cinta segitiga.

Kalau memang iya, tolong bebaskan aku dari sini

Aku tidak ingin terus berharap bersamanya.ku mohon bebaskan aku.

"Pril?" Panggilnya.

"E-eh i-ya. Tentu kapan saja akan ku bantu jika kau ingin meminta bantuan denganku. Aku Siap!" Tegasku sambil senyum.

Dia hanya menggelengkan kepalanya. "Baiklah, terima kasih pril". Ku balas dengan anggukanku. Aku menutupi betapa besar hatiku menolak apa yang tadi ku katakan. Tetapi, demi Rani. Aku siap kehilangan orang yang ku cinta.

***

Keesokan harinya. Epril kembali ke rutinitas biasanya. Hari ini kebetulan jadwal dimana Epril harus Siap dengan sidang untuk kelulusannya. Epril berharap jika Ia lulus dan mendapatkan nilai sempurna.

Setelah selesai sidang dan langsung di umumkan jika dirinya lulus dan mendapatkan nilai yang sungguh memuaskan dia sangat senang. Epril merasa apa yang ia kerjakan selama ini akan membuahkan hasil.

Classy BoysWhere stories live. Discover now