Times to move on?

5.2K 239 1
                                    

Saat ini kami sedang memulai pemotretan sebagai hadiah dari Top model yang Rani menangkan.

Kami sedang berada di Puncak. Epril dan Rani sudah tiba di kebun yang akan dijadikan object dari pemotretan Rani.

"Sayang. Mama ke dalam villa ya? Kamu di sini saja. Temani Rani pemotretan"ucap Fella lalu berlalu dihadapan Epril.

Epril melihat semua pose gaya Rani. Rani memang sudah jago dalam hal bergaya di kamera. Berbeda dengannya.

Epril terus memandangi Rani. Epril hanya bisa tersenyum melihat kecantikan dan aura model dari Rani. Epril tahu dan sadar jika dibandingkan dengannya pasti dia kalah.

Epril terus berpikir jika yang dilakukannya itu adalah benar. Ya, menjodohkan Rani dengan Irsyad itu sangat benar. Irsyad terlihat berkelas dan tampan. Dan Rani terlihat begitu cantik. Lalu bagaimana jika disandingkan dengannya?

"Ep, Apa Irsyad belum datang?" Teriak Rani.

Epril terus melamun tanpa merubis pertanyaan Rani. Rani mulai melangkahkan kakinya dan memberhentikan Pemotretannya untuk beristirahat sejenak.

"Woy!" epril terkejut dan melototinya. Sedangkan Rani hanya menampilkan wajah kesalnya.

"Apa sih yang lo lamunin?"Rani mulai duduk disamping Epril. Epril menoleh lalu menggelengkan kepalanya.

"Kalau ada masalah cerita padaku. Kau selalu mendengar ceritaku. Tetapi kenapa aku tidak boleh mendengar keluhan Hatimu?" Jelasnya.

Epril menghela nafas. "Aku tidak Apa-apa. Kau sudah selesai pemotretannya?"Alihnya untuk melupakan pertanyaan Rani.

"Sudah" Rani mengambil minum di meja.

"Ak--"

"Eh! Irsyad!" Rani bangkit dari tempat duduknya. Epril menatap punggung Rani yang menjauh dari arahnya.

Epril bangkit dari tempat duduknya"Lebih baik aku kedalam. Daripada melihatnya---"

"Mas, tolong ambil gambar kami ya". Mendengarnya Epril langsung menoleh.

Epril melihat Rani sedang berpose dengan Irsyad. Saat ini Irsyad benar-benar tampan. Dengan kaus putihnya lalu dilapisi dengan jas biru dongker dengan celana berwarna coklat susu yang membuat mata Epril tidak berkedip.

Epril tersenyum miris. Andaikan aku yang disana bersama Irsyad. Ucapnya dalam batin.

Epril memilih untuk bangkit dari tempat duduknya. Karena, jika dia berada di sana akan membuatnya sakit hati dan sakit mata.

Epril melangkahkan kakinya menuju Villa. "Semoga saja dia tidak menginap bersama kami"Gumamnya pelan.

"Aku akan menginap disini, Nona Epril" Epril mengenal suara berat itu. Suara berat itu hanya milik Irsyad. YaTuhan.

Epril memberhentikan langkahnya tanpa menoleh ke belakang. "Jadi, begitukah sikapmu jika ada seseorang yang berbicara denganmu. Hm?".

"Tidak sopan!"

Epril menghentakkan kakinya. Sebagai balasan apa yang sudah dikatakan Irsyad. Epril menghiraukan semua ucapan Irsyad lalu melangkahkan kakinya kembali. Tetapi, langkahnya terhenti karena ada sebuah tangan kekar yang menarik tangannya.

"Rani"

Mau apa orang ini. Gerutu Epril dalam hati.

"Kita Foto bertiga. Suruh Dia mengambil gambarnya" ucapnya dengan sedikit berteriak. Epril yang mendengarnya langsung membalikkan badan dan melototinya.

Rani lalu berjalan ke arah Irsyad. "Ayo. Ambil gambar kami. Sebentar, biar aku atur posisinya. Kau di Tengah, Syad" Irsyad langsung menuruti perintah Rani. Sementara Rani duduk disamping Irsyad.

Epril yang melihatnya Rasanya ingin langsung pergi dari tempat ini. Epril tahu dan sadar akan tempatnya. Epril berniat berjalan ke arah tempat duduk disamping Rani.

"Tidak! Kau di sini" ucap Irsyad menahan pergelangan tangan Epril. Lalu menunjuk bangku disamping Irsyad. Epril menggelengkan kepalanya.

"Benar. Kau disana, Ep" lanjut Rani. Irsyad yang mendengar ucapan Rani langsung tersenyum mengejek. Dengan menghela nafasnya Epril duduk disana dan mulai berpose senyum tanpa menidurkan kepalanya di tangan Irsyad seperti yang Rani lakukan.

"Lebih baik kau juga bergaya seperti Nona Rani" tunjuk photographer kepada Epril.

Epril mengerutkan Alisnya dan menggelengkan kepalanya lagi tanpa menjawab perkataan photographer itu.

Tanpa menunggu lama, Irsyad menarik tangan Epril dan menyuruh nya untuk bergaya seperti itu. Sempat ada penolakan dari Epril. Tetapi mata tajam Irsyad terus menghantui pikirannya.

Akhirnya Epril mau menurutinya dan berpose seperti yang dikatakan oleh photographer tersebut.

"Selesai. Kalian sangat lucu" ucap photographer itu. Rani menatap Irsyad sambil tersenyum manja sementara Irsyad membalas senyuman tipisnya dan mengecup puncak kepala Rani.

Classy BoysWhere stories live. Discover now