strange

5.2K 227 0
                                    

"kalo kamu tetap menangis wajahnya makin merah. Udah siap banget buat di goreng. Biar sekalian Hitam" Hiburnya lalu dengan cepat Epril melepaskan pelukanya dan menampilkan wajah kesalnya. Sementara dirinya hanya tertawa.

Epril memperhatikan dirinya dari pakaiannya hingga wajahnya secara detail. Epril masih mengingat-ngingat siapa orang ini?

"Mau kenalan?"

Epril tidak merubis pertanyaan pria tersebut. Malahan memperhatikannya lagi lebih detail. Pria itu menggelengkan kepalanya lalu tersenyum sekilas melihat tingkah Epril.

"Kayanya aku pernah liat kamu"

Akhirnya Epril mengeluarkan suaranya lalu pria tersebut menghela nafas lega. Lalu kembali mengerutkan dahinya karena ucapan wanita didepannya ini.

"Ya, di acara pesta."Lanjut Epril Lalu pria tersebut makin bingung dengan wanita didepannya ini. Apakah wanita ini mabuk atau terlalu stress sehingga pikirannya seperti ini.

"Bukannya aku sombong atau bagaimana. Hampir setiap hari terkadang aku menghadiri acara pesta. Tetapi aku tidak pernah melihatmu. Aku semakin bingung. Diacara pesta mana yang kamu menemui aku dan---"

"Irsyad, Rani"Potong Epril. Epril kemudian tersenyum senang akhirnya ia bisa mengigat orang yang sewaktu itu tidak sengaja Epril memperhatikannya.

"Loh Irsyad rekan bisnisku. Dan Rani itu temanku. Bagaimana kamu bisa kenal mereka berdua?"

Epril mengangguk mengerti ucapan pria didepannya ini. Ternyata pria ini teman dari Irsyad. Jika dibandingkan dengan gaya dan pakaiannya hanya berbeda tipis. Mungkin untuk santai Irsyad lebih suka memakai T-shirt sedangkan pria ini sepertinya lebih suka memakai kemeja berlengan pendek.

"aku sahabat Rani dan Irsyad"

"Oh ya? Dunia ini sempit sekali ya. Kenapa Irsyad tidak pernah menceritakan dirimu padahal jika ia menceritakan dirimu mungkin aku bisa kepo dan suka sama kamu. Atau mungkin dia sengaja tidak menceritakan kamu karena kamu special. Yang selalu aku dengar dari celotehan irsyad hanya Rani. Dan yang aku kagetkan lagi yang dia maksud adalah Rani temanku"

Atau mungkin dia sengaja tidak menceritakan kamu karena kamu special.

Bukan karena aku special tetapi aku tidak berharga baginya. Umpatnya dalam hati

Yang selalu aku dengar dari celotehan irsyad hanya Rani

Hanya Rani. Dan selalu Rani yang ada di hati Irsyad. Yang Irsyad katakan padamu hanya bualan semata.

Dan yang aku kagetkan lagi yang dia maksud adalah Rani temanku

Rani, Dia sahabatku sekaligus saudaraku.

Maka enyahlah kau Pril dari kehidupannya!

Merasa ada yang menepuk bahunya. Epril kembali sadar jika disebelahnya ada seseorang yang sedang berbincang dengannya. Mendengar ucapannya membuat hati ini semakin panas. Rasanya ingin sekali Epril berteriak kepada orang-orang jangan ada yang menyebut nama Irsyad-Rani dihadapannya. Tetapi lidahnya pilu untuk berteriak dan menyebutkan nama mereka.

"Apa kata-kataku menyakitimu?"

"Tidak"

"Lalu mengapa kamu melamun dan terlihat sedang sakit hati?"

"Tidak. Tidak, aku baik-baik saja" jawab epril dengan senyum paksanya.

"Aku harus membeli sesuatu untuk nanti malam. Aku lupa. Jadi aku harus pergi. Nice to meet you and see you Again" Epril segera bangkit dari tempat duduknya lalu pria tersebut mengikutinya.

"Steve"

"Aku temani" Setelah menyebutkan namanya. Epril langsung memberhentikan langkahnya. Pria yang bernama steve segera menyamakan langkahnya dan berhenti disaat epril memberhentikan langkahnya. Steve melihat Epril kembali memikirkan sesuatu.

Kenapa wanita ini suka sekali mengumpat dibalik wajahnya. Pikir Steve dalam hati.

Dia, pria yang diucapkan Irsyad waktu itu.

Classy BoysWhere stories live. Discover now