Plan

5.3K 248 0
                                    

"Tolong kalian semua bereskan barang-barang, Nona Epril. Di sini" Tegas pria classy di depannya. Mereka semua hanya mengangguk.

Pagi ini, Irsyad datang lebih awal. Bahkan satu jam sebelum jam kerja masuk. Irsyad menyuruh semua cleaning Service untuk datang ke ruangannya.

"Tapi Pak. Apa tuan ingin memecat Nona Epril?" Tanya salah satu cleaning service.

"Tidak"

"Lalu, Nona Epril akan di pindahkan kemana Pak?"

"Bagian Administrasi"jawabnya sambil mencari sesuatu di Laci mejanya.

"Apa nona Epril melakukan kesalahan Pak?"

"Tidak"

"Lalu kenapa nona Ep---"

Irsyad menggebrak mejanya. Cukup sabar dia menjawab pertanyaan karyawannya. Mereka semua menundukkan kepalanya. Karena melihat muka Irsyad yang terlihat menyeramkan.

Irsyad melihat semua karyawannya menundukkan kepalanya. Tidak mendengar apa yang dibicarakannya. Irsyad menghela nafasnua dengan kasar.

"BERSIHKAN SEKARANG!"

Mereka semua berlari berhamburan memulai membawa satu persatu barang milik Epril yang berada di ruangannya.

"Hei, kenapa barang-barang ini di bawa?" Tanya seorang pria berkulit sawo matang,

"Tidak tahu saya Pak Alex. Saya hanya disuruh membereskan semua barang milik Nona Epril"

Alex. Alex itu adalah teman sekaligus tangan kanan Irsyad. Alex yang paling mengerti apa yang sedang Temannya alami. Kami bertiga, Alex, Irsyad, dan Steve bertemu saat kami berkuliah. Tetapi steve menghilang tanpa jejak saat kami selesai melaksanakan wisuda. Sejak itu, Alex dan Irsyad selalu berharap jika nanti akan bertemu dengan Steve.

"Hei, dude. Ada apa ini? Kenapa semua barangnya di pindahkan? Apa kau mulai--"

"Stopped, Lex. Aku tidak ingin membahasnya" jawabnya dengan dingin tanpa memperhatikan kedatangan Alex.

"Tapi, aku ingin membahasnya. Kemana dia akan dipindahkan?" Tanya Alex lalu duduk dihadapan Irsyad.

"Bagian Administrasi"

"Apa dia akan dijadikan hanya sebagai staff?"ucap Alex bingung.

"Menurutmu?" Irsyad bangun dari tempat duduknya. Mengambil berkas di Lemari yang berada di samping pintu masuk.

Lalu diikuti dengan Alex. "Tap--"

"Bisakah kau duduk manis saja di sana. Alex" Irsyad menatap Alex kesal lalu menunjuk bangku.

Alex kesal lalu duduk kembali. Alex merasa jika dirinya sebagai orang yang tergila-gila dengan Irsyad sehingga menuruti perkataan Irsyad.

"Aku akan menaruhnya di bagian kepala Administrasi"

Alex melototi dirinya dan berdiri dari tempat duduknya. "Duduk!"

Alex kemudian duduk kembali. Dia hanya melihat Irsyad dari belakang dengan tatapan tajam. Rasanya ingin sekali dia menusuk temannya dari belakang. Tetapi Alex bukanlah orang yang seperti itu. Alex merasa jika Irsyadlah yang membuat hidupnya bahagia seperti ini. Kalau bukan karenanya, dia akan terlantar di jalan.

"Apa kau gila! Lalu aku akan di buang begitu saja. Hah?"Bentak Alex tak suka.

"Kau tenang saja, kau akan menjadi sekretaris pribadiku. Adil bukan?"

"Bahkan saat menjadi sekretarismu. Aku akan melakukan dan mencampuri hal pribadimu. Hm? Tidak mau!"

"Calm down, kau hanya perlu melakukan apa yang aku katakan. Lebih mudah, bukan?" Gumam Irsyad.

"Justru lebih sulit, sialan. Baiklah aku ikuti semua perkataan bos brengsekku ini!"Jawab Alex kesal.

"Tapi, aku tahu apa yang kau alami sekarang. Kau sedang patah hati bukan? Dan cintamu ditolak Nona Epril" lanjut Alex sambil tertawa menyindir. Sedangkan Irsyad memberhentikan aktivitasnya. Dan dilihat dia sedang mengepal tangannya.

"Eh, santai. Lepaskan kepalan tanganmu. Sungguh, saat ini kau sangat menyeramkan. Jika kau terlihat seperti ini pada Epril. Kau akan diejek olehnya. Menurutku apa yang kau lakukan seperti anak abg sedang putus cinta"

"Apa maksudmu!" Kesal Irsyad menatap Alex tajam.

"Gini, Syad. Ku pikir kau hanya cinta pada Rani. Karena kau selalu menceritakannya saat di london. Tetapi, kenapa sekarang kau mencintai Epril?"

"Bukan urusanmu!"

"Hei! Ini urusanku. Kau ingin aku menjadi sekretaris pribadimu, bukan?. Mungkin saja aku bisa membantumu saat ini. Tetapi jika kau tidak mau menj---"

"Dia tidak mencintaiku. Tapi, aku mencintainya! Dia tidak mengerti perasaanku sama sekali. Aku membencinya saat ini" ucap Irsyad sambil mengepal tangannya.

"Kau salah jika membalasnya dengan memindahkannya ke bagian Administrasi. Jika kau lakukan itu sama saja kau membunuh harga dirimu. Kau pasti gelisah jika dia tidak berada di depanmu bukan? Dan kau akan mengintip semua yang dia kerjakan lewat tembok besar. Jika kau ketauan orang lain. Habis harga dirimu, dude"

Irsyad mencoba memikirkan apa yang dikatakan Alex. Semua yang dikatakan Alex benar. Jika dia tetap melakukan ini, harga dirinya akan dilecehkan terutama dengan Epril.

"Baiklah, apa rencanamu? Apa aku harus menyuruh karyawanku menaruh kembali barang-barangnya?"

"Oh, Tentu. Kau bisa melihat apa dia mencintaimu atau tidak jika dia tetap berada bersamamu. Kau mengerti maksudku, bukan?"

"Ya"

"Tetapi, jika kau tidak menemukan cinta di matanya. Atau dihatinya. Berikan Epril kepadaku saja ya"

Mendengar ucapan Alex, Irsyad melototi dirinya seakan dia akan membunuhnya hari ini, menit ini, detik ini. Alex hanya tersenyum mengejek membalas tatapannya yang menyeramkan.

"Kau ingin bermain-main denganku? Bahkan aku tidak mengenal teman saat aku ingin membunuhnya dan sepertinya aku akan membu---"

"Aku bercanda, aku akan keluar. Maafkan aku" ucapnya langsung bangkit dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan Irsyad.

Classy BoysWhere stories live. Discover now