Happy Ending Or Sad Ending?

8.2K 265 0
                                    

Hari pernikahan telah tiba. Segala sesuatunya sudah dipersiapkan oleh orang tua baik dari Epril, Irsyad, maupun Steve. Mereka begitu antusias mendengar anak-anaknya ingin menikah secara bersamaan. Dibuat sebuah pernikahan yang begitu mewah agar anaknya bisa mengingat hari bahagia saat ini.

Lain halnya dengan Epril. Ia semakin takut untuk keluar dari kamarnya. Ia takut menghadapi pernikahan ini. Epril hanya memikirkan apa keputusannya saat ini benar?Ia ingin bisa menjalani pernikahan sekali seumur hidupnya. Dan ia juga ingin menikah dengan orang yang benar-benar sudah menepaki hatinya. Memang jika boleh jujur, Epril sudah mulai bisa menyayangi Steve tetapi untuk mencintainya? Entahlah hanya hatinya yang bisa menjawab.

Semenjak Irsyad memberikan pesan yang benar-benar sudah terngiang di kepalanya semenjak itupula Irsyad sama sekali tidak menemuinya. Bahkan sesekali ia bertemu tetapi pria itu tidak menatapnya. Pria itu memanggap Epril hanya sebuah angin yang sebenarnya bisa dirasakan kehadirannya tetapi tidak bisa dilihat. Epril sangat merindukan perhatian yang diberikan Irsyad untuknya. Tetapi apa boleh buat? Sekarang ia hanya bisa berdoa jika Irsyad bisa kembali mencintai Rani seutuhnya tanpa melihat Epril. Seperti kejadian dulu saat ia bertemu.

"Epril"

Epril menoleh lalu menyunggingkan senyumannya kepada seseorang dihadapnnya. Ia begitu cantik dengan gaun putihnya. Ia berjalan mendekati Epril lalu duduk disampingnya.

"Pril, Entah kenapa aku menjadi tidak yakin"

Epril yang mendengarkannya hanya bisa memberikan senyuman untuk kembali meyakinnkan dirinya. "Kamu harus yakin. Ini yang kamu mau bukan?"

Seseorang itu lalu mengangguk dan kembali menyunggingkan senyumannya. Epril membalasnya dengan menunjukan jempolnya. "Good"

Tiba-tiba ia berdiri dan memakaikan sebuah cincin di jari manis milik Epril."bahkan ini sangat cantik jika kamu yang memakainya dan ini pas denganmu"

Epril yang melihatnya buru-buru melepaskan cincin tersebut. Epril ingat sekali ini cincin yang diberikan oleh Irsyad untuk dirinya. Epril dengan tergesa-gesa langsung berdiri dan mencari ibunya. Sementara orang ini semakin bingung dan berusaha menepis pikiran-pikiran buruknya.

"Cincin ini sama sekali tidak pas denganku. Lalu--, Sial!" Dengan sekuat hatinya yang tidak bisa terbendung lagi pikirannya. Ia mengacak-acak perhiasan yang sudah ia kenakan. Ia mulai melepas mahkota, anting, gelang. Lalu ia berlari mencari sesorang yang harus ia temui.

Dengan tergesa-gesa ia mencari seseorang yang harus ia temui dipenjuru rumahnya. untung tamu undangan belum banyak yang datang.

"Steve!"Teriaknya saat melihat Pria yang sudah mengenakan Jas hitamnya. Ia berlari dan menarik tangan Steve untuk menjauh dari rumah ini.

"Tunggu, sebenarnya ada apa, Rani? Apa yang terjadi?"Tanya Steve bingung dirinya ditarik paksa oleh gadis yang sudah tidak karuan penampilannya. Make up yang dikenakannya semua luntur akibat tangisannya.

Akhirnya Rani berhenti disebuah tempat yang lumayan jauh dari rumahnya. "Ada apa Ran? Kenapa kamu belum siap-siap? Dan kenapa kamu jadi beran---"

"Kita harus menyatukannya"Potong Rani dengan suara sedikit parau.

"Menyatukan apa maksudmu?"

"Dia dan Dirinya" Jawab Rani dengan pasrahnya lalu mengeluarkan air matanya kembali. Sungguh hatinya dan kondisinya saat ini sangat mengenaskan. Bahkan Rani tidak peduli penampilannya yang begitu kacau. Rani tidak ingin membuat sahabatnya kembali terluka akibat keegoisannya. Ia tahu selama ini sahabatnya sudah mengorbankan kesenangannya demi dirinya.

Classy BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang