Mulai Terungkap.

6.7K 341 2
                                    

Keesokannya. Akhirnya Epril terpaksa ikut karena dipaksa Mamanya untuk ikut berlibur dan sebagai hadiah dari keluarganya Epril sudah lulus.

Epril POV

Aku sudah bersiap-siap untuk berangkat. Aku hanya berpakaian dengan celana panjangku berwarna coklat muda dan kaosku berwarna ungu. Serta kupakaikan jaket kulit berwarna senada dengan kaosku.

Menurutku ini warna yang ku pilih adalah warna baju yang manis. Tapi saat ibuku masuk kekamar aku diminta mengganti celanaku dengan Rok selutut. Aku tidak mau. Masa bodo jika aku berpenampilan berantakan. Toh siapa yang mau melihatku?

hari ini kami ingin pergi ke sebuah pulau. Tentu kami pergi dengan kapal. Kapal ini milik Irsyad. Aku tahu jika irsyad memiliki kapal. Irsyad memberitahukanku saat kami sedang berbalas pesan.

Dia berjanji akan mengajaku pergi keliling pulau dengan kapal miliknya. Dan aku tahu jika itu tidak akan terjadi. Dan dia hanya mengajak Rani pergi berdua dengannya.

Karena yang membalas pesannya hanya Rani yang dia ketahui. Bukan aku. Aku sudah tidak ingin memikirkannya lagi. Dan berusaha untuk melupakan dan menghapuskan cintanya yang sudah berakar di hatiku.

Saat ini aku sedang berada di dalam mobil Irsyad. Sebenarnya aku ingin pergi bersama Ayah dan mamaku. Tetapi di mobil Ayah sudah penuh dengan saudaraku yang lainnya. Terpaksa aku harus disini menjadi nyamuk di antaranya.

Aku hanya menyibukkan diriku dengan memainkan gadgetku. Sesekali aku melirik Irsyad sedang tersenyum sendiri memperhatikan Rani.

Di mataku aku hanya berusaha cuek dan menanggap jika didepanku tidak ada orang. Tetapi di hatiku. Aku sangat sakit melihatnya.

Pokoknya gue harus bisa melupakannya! Ucapku dalam hati.

Setelah sampai di pelabuhan, aku sesegera mungkin untuk turun dari mobil sialan ini.

Malah aku sempat di teriakin Ayahku untuk berhati-hati saat turun. Karena saat mobilnya ingin diparkirkan aku sudah membuka pintunya dan ingin turun. Masa bodo dengan mobil yang masih berjalan. Intinya aku sudah pengap di dalam mobil.

Aku juga melihat irsyad menatapku tajam dan dingin. Aku tidak menghiraukannya. Saat turun aku segera menghampiri Mamaku dan memeluknya.

Saat ingin naik kapal. Irsyad mulai melangkah duluan kedalam kapal. Setelah itu ia menolong satu persatu untuk menaiki kapalnya. Karena saat melangkah jaraknya cukup jauh dari tempat kami berdiri ke kapal.

Irsyad mulai menolong Rani. Aku bisa melihat ketakutan di wajah rani. Tetapi Irsyad menatapnya dengan lembut. Rani takut jika ia akan jatuh ke laut saat Irsyad tidak fokus memegang tangannya.

Aku tidak berbicara sama sekali. Aku hanya melihatnya. Rani mulai mengulurkan tangannya. Dan ia sudah memasuki kapal. Tinggalah aku sendiri disini. hanya aku yang belum naik kedalam kapal.

Aku berusaha untuk menyebrangi kapal ini sendiri. Dalam hatiku aku takut. Takut jika aku nyemplung ke laut. Aku tidak ingin Irsyad menolongku.

Aku melangkahkan kakiku kaku. Kakiku yang satu sudah menginjak kapalnya dan aku tinggal melangkahkan kakiku yang sebelah.

Saat aku sudah melangkahkan kakiku. Tubuhku mulai oleng. Irsyad segera menarik tubuhku kedalam pelukannya.

Sumpah! Aku rasa aku sudah tenggelem ke laut dan tidak ada yang tau aku tenggelem. Tapi aku merasa tubuhku tidak basah. Ada sebuah pelukan yang kurasakan.

Aku segera melepaskan pelukanku. "Kalo ga bisa itu minta tolong! Kalo jatuh gimana?!" Bentaknya.

baru kali ini dia membentakku. Aku berusaha menahan tangisku  dan berusaha menahan rasa pedihku.

Aku harus bisa memunculkan muka cuekku. Harus bisa!

"Tidak ada yang peduli kalau aku jatuh."Jawabku cuek lalu melangkahkan kakiku menjauhi dirinya.

Tapi langkahku terhenti. Karena ada yang mencekal tanganku."Aku yang peduli"ucapnya lalu meninggalkanku.

Aku melihat irsyad berjalan menghampiri Rani. Lalu mencium keningnya.

Aku segera membuang muka. Lalu masuk kedalam kapal. Aku duduk di samping jendela yang besar. Aku memilih disini karena tempat ini bisa membuat hatiku sejuk.

"Pril. Sini nak, kamu disitu sendirian. Nanti masuk angin sayang. anginnya terlalu besar" ucap Mamaku sambil menoleh ke belakang. Karena mereka semua duduk di depan. Sementara aku duduk di bangku paling belakang. Sendiri.

"Tidak mah, aku disini aja. Lagian deket sama kamar mandi juga. Ada kasurnya juga. Aku gapapa kok" ucapku sambil berteriak. Aku melihat seluruh keluargaku menatapku. Kecuali Rani dan irsyad yang sibuk sendiri dengan kencannya.

Disini aku hanya memainkan gadget dan laptop milikku. Aku sedang membaca Email dari teman-temanku.

"Duh pengen pipis lagi"gumamku sendiri. Aku segera beranjak dari tempat dudukku lalu masuk ke Toilet.

"ran,aku cari angin ke belakang ya. Kamu tiduran aja" ucap Irsyad sambil mengelus puncak kepala rani.

Irsyad berjalan ke belakang. Lalu dia menghampiri bangku disana terlihat Laptop dan Handphone milik Epril yang sedang tergeletak di samping jendela.

"Epril selalu ceroboh. Kalau laptopnya terbang gimana. Anginnya kencang sekali" irsyad menurunkan kacanya dan menarik gorden.

Dia memindahkan laptop Epril. Irsyad bisa melihat Epril sedang membuka Emailnya. Irsyad memincingkan kepalanya. Dilihat namanya ada di emailnya Epril.

"Kapan aku mengirim email ke epril? Perasaan aku hanya mengirimkan emailku ke Rani"irsyad membuka pesan darinya. Dia mulai melihat pesan dari awal. Dan ini banyak sekali.

Irsyad POV

Aku  hanya bisa membaca sekilas. Dan aku melihat semua pesanku yang ku kirim untuk Rani. Jadi? Epril yang membalas semua? Ada apa ini?

Aku melihat deringan handphone Epril berbunyi. Dan layar Handphonye adalah fotoku? Apa maksud ini?

Aku segera memincingkan kepalaku kembali membaca email dariku yang ku kirimkan untuk Rani.

"Kau lancang, syad!"ucapnya tajam. Aku segera menoleh ke sumber suara itu.

.......

Classy BoysWhere stories live. Discover now