So?

10.5K 312 9
                                    

Saat sampai didepan Rumahnya, Steve menyuruh Rani untuk naik keatas dan membenarkan pakaiannya yang sudah kacau. Acara akan segera dimulai. Steve mencari sososk Epril di penjuru Rumah. Akhirnya ia menemukan tubuh Epril yang sedang melamun dan terdengar seperti terdesak akan tangisan. Steve hanya tersenyum sendu. "Aku mencintaimu"Gumamnya pelan lalu meninggalkan Epril.

"Ijab dan qobul akan dilaksanakan. Aku akan memanggil pengantin wanitanya"Ucap tante Fella sebagai Ibu dari Epril.

"Tidak perlu, Bu. Biarkan kami melakukan Ijab dan Qobul tanpa pengantin Wanitanya. Nanti saja jika sudah di 'sah'kan baru Ibu memanggil Epril dan Rani"Cegah Steve. Fella hanya menurut lalu kembali ke tempat duduknya.

Steve sudah duduk bersampingan dengan Irsyad. Steve melinguk sekilas ke Irsyad. Dilihatnya pria ini enggan melakukan pernikahan ini. Ia paham semua yang sedang ia alami. Irsyad hanya menatap penghulu didepannya ini kosong seperti bayangannya.

Kau harus melakukannya. Demi kebahagiaan Wanita yang kamu cintai. Pikir Steve dalam hati.

"Bisa aku duluan yang mengucapkan ijab dan Qobulnya?"Ucap Steve tiba-tiba. Semuanya hanya mengangguk dan tersenyum. Akhirnya ayah Epril duduk dihadapan Steve. Lalu Steve menghela nafasnya berat dan tersenyum kepada ayah Epril.

"saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Rani alfiani..."

"....."

"SAH!"

Semua mata tertuju pada Steve. Seakan meminta penjelasan dari apa yang ia ucapkan. Ayah Epril sebagai wali dari Rani dan ia melihat semua kesedihan anaknya Epril yang sedaritadi gelisah akan Pernikahan ini. Steve sebelum kembali menuju ke meja penghulu segera ia mencari dan menjelaskan semua kejadiannya sehingga ayah Epril setuju dengan apa yang dikatakan Steve.

Rani yang memperhatikannya dengan kembali merias dirinya terkejut dengan apa yang dikatakan Steve. Ia tidak menyangka ternyata Steve sudah menjadi Suaminya. Walaupun itu bukan yang ia harapkan tetapi setidaknya Rani senang dengan keputusan Steve yang sedari tadi mengganggu pikirannya.

Berbeda hal dengan Irsyad. Ia hany menatap steve tajam tidak mengerti apa yang ia katakan. Dan apa yang ia ucapkan saat ini. Ingin rasanya Irsyad menonjok Steve agar kesadarannya kembali. Tetapi ini sudah terlambat. Ia sudah mengucapkan janji sakral.

"Jaga dia"Pesan Steve saat ia berpindah posisi untuk bertukaran posisi duduknya dengan Irsyad. Irsyad mendengarnya dan ia belum paham apa maksudnya.

Akhirnya Ayah Epril kembali mengulurkan tangannya. Irsyad hanya memanut dan membalas uluran tangannya. "Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kami Ardhila Aprilia..."

Mendengarnya Irsyad langsung tersadar. Ia sejenak menatap mata ayah Epril. Lalu ia tersenyum senang dan dengan lantangnya ia menjawab qabulnya dengan lantang dan tegas. Semua berteriak Sah. Irsyad kembali tersenyum lalu ia menoleh ke sebelahnya. Ia melihat Steve dengan muka sok coolnya. Lalu dengan sigap ia memeluk sahabatnya itu. "Terimakasih Steve"

Steve hanya tersenyum dan menepuk pundak Irsyad. "Seperti yang gue katakana. Jika lo nyakitin dia. Gue bawa lari pengantin wanitanya atau gue jadi pengganti pengantin prianya!" bisik Steve sambil mengancam Irsyad.

"Enggak akan, Bro!"Tegas Irsyad dengan memukul perut Steve pelan.

"Noh, jemput pengantin wanitanya! Gile dia cantik bener"Suruh Steve. Irsyad melihat wanita yang sudah ia halalkan sejak tadi yang berbalut gaun putih yang menutupi tubuh indahnya. Sungguh ia begitu cantik. Tetapi Irsyad melihat matanya sedikit memerah.

"Dia saking takutnya dijamah sama gue jadinya nangis. Takut bukan Lo yang jadi pengantin prianya. Udah sana jemput!" Irsyad langsung melangkahkan kaki lebarnya dan menarik tangan Epril. Epril sempat bingung dan ingin mengeluarkan kata-kata. Tetapi dirinya terhalang oleh ciuman yang diberikan Irsyad. Tepat di keningnya. Cukup lama.

"Halo, Isteriku"

Irsyad menyapa Epril dengan senyum tampannya. Epril semakin tidak paham dengan apa yang terjadi. Ia melirik ke Steve. Steve hanya mengangguk lalu menarik Rani untuk berada didekatnya sebagai jawaban dari lirikan Epril. Epril melirik Ke Rani. Rani tersenyum senang tanpa bola mata yang menunjukan kesedihan padanya lalu mengangguk sebagai jawabannya.

Epril menatap Irsyad lekat dan dalam-dalam. Ia menatapnya dengan detail. Lalu irsyad hanya membalasnya dengan tatapan kesal karena Epril tidak paham-paham dengan apa yang sudah terjadi.

Dengan cepat ia memeluk Irsyad. Dipeluknya dengan begitu erat seakan ia tidak ingin melepas pelukannya. Irsyad membalasnya memeluk Epril begitu Erat. "Hai, Irsyad"mendengarnya Irsyad langsung melepaskan pelukannya. Dengan muka datarnya ia menatap Epril. Epril seakan tahu apa yang Irsyad rasakan akhirnya ia menarik tangan Irsyad lalu ia cium tenguk tangannya

"Suamiku"

Cinta adalah sebuah permainan, dimana kedua orang dapat memainkannya dan berakhir dengan kemenangan menuju ke sebuah pernikahan

Cinta memerlukan pengorbanan Dan pengorbanan itu akan terpuaskan melalui kebahagiaan yang anda rasakan melalui kepercayaan akan cinta sejati akan kembali.

Classy BoysWhere stories live. Discover now