SuperHero?

5.4K 242 0
                                    

"Kau?"

"Kenapa kau membuntutiku?"Tanya Epril bingung.

"Aku tadi melihatmu kesal dengannya sepertinya kau mengalami kesulitan akibat dirinya. Ada yang bisa aku bantu?"Tawarnya sambil tersenyum.

"Aku hanya ingin berkas pembantu atau softcopy untuk berkas yang harus aku kerjakan hari ini. Aku tidak tahu mencarinya dimana"jawabnya sedikit frustasi.

"Biar aku lihat berkasnya"Diambil berkas yang sedaritadi dia bawa. Tanpa meminta persetujuan Epril.

"E-eh"

"Ayo, ikut ke ruangan aku. Aku ada softcopynya"Ajaknya dengan melangkahkan kaki terlebih dahulu.

Lalu Epril mengelus dadanya. "Syukurlah"epril mengekorinya dari belakang sambil tersenyum.

Setelah sampai di depan ruangannya. Epril melirik pintu ruangannya. Tertulis 'kepala Administrasi'

Ternyata dia seorang kepala bagian Administrasi. Aku baru tahu. Ucapnya dalam batin.

"Masuklah"pintanya dengan lembut.

Epril memasuki ruangannya. "Ini. Softcopy yang kau butuhkan" ucapnya menyerahkan flashdisk.

"Terima kasih, Pak Alex".jawabnya sambil mengambil benda itu.

"Lain kali. Jika membutuhkan sesuatu kau bilang saja padaku. Terlebih lagi jika dia tidak memberikannya kepadamu"ucapnya yang membuat Epril mengangguk lalu tersenyum kepadanya.

"Sekali lagi, Terima kasih. Pak Alex. Jika tidak ada kau mungkin hari ini aku harus berusaha berpikir dengan keras membuatnya"

Alex hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum seraya mengerti ucapannya yang menyindir bos sialan itu.

"Kau boleh kembali keruanganmu"suruhnya. Epril mengangguk lalu hendak pergi dari ruangan Alex.

".... ejekanmu kepadanya..."Epril yang merasa tersindir lalu memberhentikan langkahnya. Epril menoleh. Dia takut jika nanti Alex memberitahu Irsyad tentang ejekannya itu.

"A-ku t--i-ddak seng--"

"Aku setuju dengan ucapanmu"

"E-eh?" Epril memasang wajah bingung dengan pria di depannya.

"Bahkan memang dia seperti yang kau bicarakan tadi. HAHAHA"tawanya sendiri. Epril bingung apakah ia harus tertawa atau diam.

"Kau tidak perlu takut. Aku tidak akan memberitahunya. Tadi sudah ku katakan, bukan? Jika dia memang seperti yang kau ucapkan"

"Ya sudah. Tidak usah dipikirkan. Kembali keruanganmu atau kau akan mendapatkan mata elangnya"ucapnya dengan menekan kata elang yang membuat Epril bergelidik ngeri.

"Permisi" epril segera keluar dari ruangan Alex. Kemudian dia tersenyum tipis membayangkan jika ada juga yang mendukungnya untuk mengejek Irsyad.

Saat Epril ingin kembali ke ruangannya. "Loh, Nona Epril? Kenapa tidak di ruang kerjanya yang baru?"

"Maksudmu?"

"Tadi Pak Irsyad menyuruhku membereskan barang-barangmu lalu memindahkannya ke ruang kepala Administrasi"ucap salah satu cleaning service

"Loh, saya tidak pindah. Saya harusnya berada di ruangan Pak Alex? Lalu pak Alex?"

Dia mengangguk. "Pak Alex--"

"Tidak. Itu tidak jadi. Kembali bekerja, Yan" Yana kembali melanjutkan pekerjaannya. Sementara Epril masih bingung dengan Apa yang sedang terjadi.

"Itu tidak jadi, Pril. Tadi memangnya kau ingin di pindahkan. Tetapi aku menolak tawaran Irsyad. Tidak usah dipikirkan" Epril hanya menjawabnya dengan mengangguk.

"Oh, wait. Nanti siang bisa makan bersama?" Tanya Alex. Epril berpikir sekejap lalu menganggukan kepalanya lagi tetapi dengan senyuman.dan kemudian ia pergi meninggalkan Alex.

Kembali di ruangannya. Epril melihat Irsyad masih sedang mengutik Laptopnya. Epril hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali duduk dan menuntaskan pekerjaannya.

Irsyad yang menyadari ada seseorang yang masuk. Membiarkannya saja. Ia tahu jika itu Epril. Lalu sesekali Irsyad menyuri pandang Epril. Dia sedang mengerjakan tugasnya.

Bagaimana Epril mendapatkan softcopynya?batin irsyad bertanya.

Lalu Irsyad membiarkan Epril menyelesaikan tugasnya. Toh, Epril tidak mengganggunya.

Jam menunjukan pukul 12.00AM. Waktunya untuk makan siang. Irsyad melirik Epril yang asik dengan tugasnya. Dia sedikit kesal karena dirinya di diamkan seperti ini.

"Ep-"

"Hai, Pril. Bagaimana? Sudah selesai?"Tanya pria berjas hitam yang tadi pagi membuatnya geram. Bahkan sekarang bukan hanya geram tetapi ingin sekali Irsyad menaboknya karena Alex melupakan dirinya berada disini.

"Belum. Tinggal beberapa lagi" ucapnya dengan senyuman.

"Makan siang dulu, Pril?"

"Boleh"jawabnya lembut lalu membereskan peralatan yang berantakan di mejanya. Epril sama sekali tidak menyadari ada Irsyad disana yang sudah menahan amarahnya dengan mengeluarkan asap di sekitar telinganya.

Epril langsung keluar ruangan tanpa pamit. Dan berjalan mengikuti Alex. Irsyad berdiri dari tempat duduknya lalu melihatnya berjalan dari depan pintu ruangannya.

"Brengsek! Lihat saja nanti, Alexander Smith" ucapnya dengan senyum sinisnya lalu menonjokkan tangannya pada dinding.


Dret.... dret..

Rani's calling

Irsyad menggeser layarnya. "Ada apa, Rani?"

"......."

"Ya. Kita ketemu di cafe. Depan kantorku saja. Oke? Sampai jumpa. Be careful"

Jangan lupa voment ya ;))))





Classy BoysWhere stories live. Discover now