Aneh?

7.3K 346 3
                                    

sekarang mereka semua sedang berada di pesisir pantai. Angin yang kencang membuat malam ini begitu sempurna ditempat ini.

Semua orang disini hanya sedang menikmati pemandangan gelap pantai sambil menunggu ikan dan jagung dibakar.

"Mah, ayah. Kayanya aku ingin kerja" kata epril yang membuka topik pembicaraan di tengah keheningan keluarganya.

"Memangnya kamu sudah siap dengan dunia kerja? Kamu bisa lihat Rani dia menjadi model saja sudah sering kecapean."Gumam mama. Mama epril tahu jika anaknya ini adalah orang yang mandiri. Jika dia sudah memutuskan sesuatu pasti dia jalani tetapi epril selalu lupa dengan fisiknya.

"Aku siap ma, baik fisik maupun batin"Ucap epril sambil tersenyum.

"Baiklah, memangnya kamu ingin melamar kerja dimana?"Tanya Ayahnya

"Aku masih mencari Yah. Doakan aja semoga ketemu yang pas ya"jawabnya. Sementara ayahnya hanya membalas ucapan epril dengan anggukan kepalanya lalu mengecup kening Epril seperti ayahnya memberikan restu kepadanya untuk bekerja dan selalu mendoakan anaknya.

"Biar Epril bekerja di tempatku saja Om, tante"

Semua orang menengok ke sumber suara. Dilihatnya Irsyad sedang berjalan ke arah kami. Epril yang mendengarnya bingung. Sementara Rani, kekasihnya hanya sibuk dengan ponsel miliknya.

Irsyad duduk di kursi yang kosong. Dilihatnya ada kursi sebelah Rani dan Epril. Irsyad memilih duduk disamping Epril. Jarak antara Irsyad dengan Rani pun sangat jauh. Epril berada di pojok sebelah kanan. Sementara Rani berada di pojok sebelah kiri.

Epril POV

Saat aku melihat Irsyad duduk disampingnya, hatiku merasa dagdigdug tidak karuan. Aku harus bisa menghilangkan cintaku terhadapnya. Aku tidak ingin menyakiti sahabatku Rani yang sudah aku anggap seperti Adikku.

Aku juga bingung kenapa dia tidak duduk di samping Rani yang notabennya sebagai kekasihnya? Kenapa harus disamping Aku? Sudahlah tak ada gunanya aku pikirkan.

"Bagaimana om, tante? Apakah epril boleh bekerja di tempatku?" Tanya irsyad. Aku hanya berharap Ayah dan mamaku menjawab No!

"Nah, ide yang bagus kan? Jadi Om tidak perlu khawatir dengan kondisinya. Kamu bisa memperhatikan Epril" jawab Ayah menepuk pundak Irsyad.

Yatuhan Ayah, kau tidak mengerti. Ini sama saja ayah menyerahkanku kepada Singa yang sedang mencari cintanya.

"Sudah pasti om, aku akan menjaga Epril. Epril kan sahabat Irsyad sejak kecil. Jadi sudah kewajibanku menjaganya" Irsyad merangkulku lalu tersenyum sinis kepadaku.

Aku tau, ini rencananya. Aku berusaha melepaskan rangkulannya agar tidak dilihat Rani.

"Yasudah, pril kamu kerja di sana saja bersama Irsyad. Oke?"Ucap ayahku.

"Ta-pi....."

"mama juga setuju kamu disana bersama Irsyad. Kalau kamu tidak mau bekerja disana mama tidak mengizinkanmu bekerja. Jadi kamu mau pilih yang mana?" Aku yang mendengar mamaku seperti itu tidak punya pilihan lain selain setuju dengan permintaannya.

Aku melirik kesal ke Irsyad. Irsyad hanya tersenyum sinis. Rasanya pengen gue jambak ini orang!

Lalu dia bangkit dari tempat duduknya. Berjalan ke Rani dan duduk disamping Rani. Aku yang melihatnya rasanya ingin menarik tangannya kembali lalu duduk disampingku. Kalo bisa aku rantai tangan dan kakinya.

"Kamu sedang apa Ran?"Tanyanya. Sementara Rani hanya melirik lalu melanjutkan pandangannya ke arah ponselnya.

HAHA SUKURIN!

Irsyad melirik kearahku. Aku hanya membalas dengan Senyuman sinisku. Aku bisa melihat dia sedikit kesal.

"Ran, kamu lagi sibuk ya? Sampe aku dicuekkin gini?"katanya lagi dengan nada-nada manja. Jika ada batu atau benda lainnya dihadapanku aku ingin melemparnya tepat di mukanya.

Kalian bingung kenapa aku membencinya?karena aku ingin menghilangkan rasa cintaku kepadanya. karena dia tahu aku mencintainya. Makanya aku bersikap seperti Kucing dan anjing dengannya.

"Mah, ini kok jagung sama ikan bakarnya Gak dateng-dateng sih?"Ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Kamu sudah laper ya sayang?" Kata Ayah Rani. Oh ya disini juga ada Ayah Rani. Sementara Ibu Rani sudah meninggal sejak Rani SMP.

Aku mengangguk lalu tersenyum. "Iya Om. Aku udah laper".

"Kamu sabar ya Nak, Nah tuh dia jagung sama ikan bakarnya udah datang"unjuk Ayahku.

Pelayan itu menaruh ikan dan Jagungnya di meja makan kami. "Selamat menikmati"katanya tersenyum sekilas lalu meninggalkan kami.

Aku mengopet sedikit ikan bakarnya menyoleknya dengan sambal khasnya.

Ini enak sekali.

Aku mengambil potongan ikan yang agak besar. Aku sadar sepertinya ada yang memperhatikanku. Aku tidak memperdulikannya. Aku ingin melahap ikan ini.

"Pril, besok kita pulang duluan. Ada kerjaan yang harus aku kerjakan" aku yang mendengarnya langsung kaget dan membuat aku tersedak.

"Ma Ep-ril Ke-tu-lang-an"

Irsyad langsung menghampiriku dan memberikanku Minum. Aku masih merasa ada tulang ikan yang menyangkut di kerongkonganku. Lalu irsyad langsung mengumpalkan Nasi dan memberikannya kepadaku.

Aku sudah merasa baikan. Dia memberikanku minum lagi. Dan mengelapkan  sisa kecap yang ada dipinggiran bibirku.

Ini bukan pertama kalinya bagiku melihat Irsyad yang khawatir denganku. Aku tahu jika irsyad mengkhawatirkanku karena aku ini sahabatnya tidak lebih.

Aku melirik Rani, rani yang melihatnya pertama bingung dengan sikap Irsyad denganku. Aku berusaha meyakinkannya dengan gelengan kepalaku seperti 'tidak ini tidak ada apa-apa'. Rani langsung tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Kalo makan pelan-pelan! Tidak ada yang menghabiskan ikan ini" ucapnya sambil mengelapkan sisa kecap di bibirku. Aku kesal dengan ucapannya. Dia meledekku. Aku bahkan tidak selera lagi makan ikan ini karena dengar ucapannya jika besok aku mulai bekerja dengannya.

Setelah selesai mengelapkannya dia kembali ke tempat duduk disamping Rani.

"Kenapa aku harus ikut denganmu bekerja besok? Itu kan urusanmu. Aku akan bekerja setelah aku pulang dari sini"Ucapku kesal. Dia hanya menatapku tajam.

"Kesempatan bekerja itu hanya sekali Pril. Jika kamu tidak ingin bekerja denganku aku tidak memaksa"Tukasnya datar.

"Benar pril apa kata Irsyad. Kamu masih untung ada temanmu yang menawarkan pekerjaan. Jadi kamu tidak perlu susah payah mencari kerja dan interview untuk mendapat pekerjaan itu" ucap Ayah.

Aku hanya menghela nafasku. "Baiklah"

"Lalu bagaimana denganku, Irsyad? Masa aku ditinggal sendirian" Kesal Rani.

Irsyad mengelus puncak kepalanya. "Aku ada pekerjaan yang harus aku kerjakan Ran. Disini kamu tidak sendiri kan. Lagi pula Aku hanya menyelesaikan pekerjaanku. Nanti jika aku sudah selesai kita jalan-jalan ya?"

Rani mengangguk lalu memeluk Irsyad. Irsyad sedikit-sedikit melirikku. Aku hanya membuang muka saat dia melirikku. Dia tidak boleh melihatku terpuruk akan cintanya.

"Aku tidak ingin jalan-jalan. Aku hanya ingin kamu disini bersamaku, selalu." Irsyad tersenyum lalu mengecup kening Rani.

"Mah, yah, semuanya. Aku ke kamar ya."Aku segera pergi dari tempat itu. Aku tidak kuat berada disana melihat kemesraan mereka berdua.

Walaupun dalam mulutku berkata aku tidak mencintainya dan tidak akan cemburu melihat mereka tetapi hatiku yang menuntunku untuk pergi. Hatiku tidak kuat melihat cintaku pergi bersama orang lain.


Maaf ya, sepertinya part ini kurang dapet Feelnya. Semoga part ini juga kalian suka ya. Heheehe ;'''). Aku tambahin foto suasana disana kira-kira seperti itu.

Classy BoysWhere stories live. Discover now